www.INDONESIATRAVEL.NEWS, TANJUNGPINANG – Aksi penyanyi Melayu, Iyeth Bustami, di Festival Penyengat 2019, menjadi magnet yang mampu menarik wisatawan. Tercatat tidak kurang dari 4.000 wisatawan menyaksikan penampilan Iyeth, Minggu (17/2). Wisman asal 5 negara juga hadir, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, dan Tiongkok.

Tampil di Balai Adat, Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Iyeth membawakan 7 lagu.

“Tampil di Festival Penyengat 2019 ini sangat luar biasa. Saya senang bisa berada di Festival Penyengat ini. Sambutan mereka luar biasa. Sangat menyenangkan sekali,” ungkap Iyeth, Minggu (17/2).

Iyeth mengawali aksinya dengan hits Laksmana Raja di Laut. Ada juga lagu Hijuk, Sabda Cinta, Laila Canggung, hingga Lagi Syantik. Penyanyi berusia 44 tahun ini juga membawakan lagu Cindai, lalu menutup show dengan hits Tanjung Katung.

Iyeth mengaku sangat senang berjumpa dengan fans di Pulau Penyengat.

“Sangat senang rasaya berjumpa dengan masyarakat Pulau Penyengat. Mereka sangat ramah. Pulau ini memang destinasi yang luar biasa. Alam dan budayanya sama-sama bagus. Wajar bila banyak wisman yang datang ke sini,” lanjut Iyeth lagi.

Iyeth menyatakan, dirinya berharap bisa kembali lagi menikmati destinasi Pulau Penyengat secara utuh.

“Waktu yang ada akan dimanfaatkan sebaik mungkin. Saya pasti akan jalan-jalan keliling untuk melihat destinasi wisata bersejarah di Pulau Penyengat. Saya berharap bisa berkunjung lagi lain waktu ke Pulau Penyengat ini,” kata Iyeth.

Aksi Iyeth Bustami menjadi salah satu keseruan yang dihadirkan Festival Penyengat. Selain aksi Iyeth, wisatawan juga bisa menikmati budaya Melayu, hingga alamnya yang didominasi nuansa pantai.

Festival ini juga bisa menarik wisatawan lokal. Mereka masuk melalui Pelabuhan Penyengat, Senggarang, dan Kampung Bugis.

Wisatawan lokal datang dari berbagai pulau yang ada di sekitar Penyengat. Mereka ini datang dari Pulau Abang, Buton, juga Pangkil. Wisatawan lokal merapat menggunakan sekitar 20 pompong atau perahu tradisional masyarakat Pulau Penyengat.

Pulau Penyengat sangat identik dengan Kerajaan Riau. Di sana ada Masjid Raya Sultan Riau, Kompleks Pemakaman Keluarga Kesultanan Johor-Riau, Meriam Bukit Kursi, Balai Adat, dan Gedung Mesiu. Ada juga Istana Kantor, Gedung Hakim Mahkamah Syariah dengan bentuk utuh. Komplek ini juga terdapat Tapak Raja Ali Haji yang menjadi pencipta Gurindam XII.

Pulau Penyengat juga memiliki Istana Kedaton. Situs ini punya bentuk utuh panggung penobatan sultan, gerbang barat, pondasi tiang, hingga sumur yang bisa dilihat. Menariknya, bentuk utama dari obyek itu adalah oktagon atau astakona. Simbol ini diterjemahkan sebagai bintang Al-Quds. Bentuk dan harapan untuk kemakmuran bagi sebuah kawasan.

“Festival Penyengat dan destinasinya memang sangat menginspirasi. Ada banyak pengetahuan yang bisa didapat dari Pulau Penyengat. Potensi semakin kuat dengan kehadiran Iyeth Bustami. Wajar bila event ini dibanjiri pengunjung,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Festival Penyengat 2019 mematok target 10.000 orang wisatawan. Start menjanjikan sebenarnya sudah terlihat sejak opening ceremony. Digelar Kamis (14/2), ritual opening sudah dihadiri 2.000 orang wisatawan.

“Progress Festival Penyengat ini kompetitif dari pergerakan wisatawannya. Dari 2 hari event, target pun sudah terpenuhi 60% dari target. Menariknya ada pergerakan wisman di situ. Kondisi tentu menjadi hal positif, apalagi Tanjungpinang ini juga penopang destinasi wisata di crossborder,” ujar Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.

Mengandalkan jalur laut, pergerakan wisman positif di Tanjungpinang. Sepanjang Januari-September 2018, Tanjungpinang dikunjungi 102.744 orang wisman. Angka ini naik 24,83% dari periode sama tahun 2017 dengan angka riil 82.304 orang. Pergerakan wisman didominasi 44.693 orang paspor Singapura. Ada juga 39.739 orang wisatawan Tiongkok. Porsi wisatawan Malaysia sekitar 9.086 oran.

“Festival Penyengat dan Iyeth Bustami memiliki impact positif terhadap arus masuk wisatawan. Jumlah ini bagus bagi aspek komersiil industri pariwisata di sana. Perekonomian masyarakat lokal bergerakan dan ada keuntungan yang dinikmati langsung,” papar Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.

Festival Penyengat ditutup Senin (18/2). Hari terakhir festival akan menyajikan Penabalan Gelar Datuk Setia Amanah di Balai Adat. Masih di venue yang sama, digelar juga upacara penutupan mulai pukul 13.00 WIB.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menerangkan, evaluasi tetap harus dilakukan untuk peningkatan kualitas event di tahun depan.

“Penyelenggaraan Festival Penyengat 2019 ini meriah. Show Iyeth Bustami bisa menarik julah kunjungan wisman yang menjanjikan. Efek terhadap ekonomi tentu bagus. Terlepas dari kondisi apapun, evaluasi harus dilakukan. Tujuannya agar penyelenggaraan festival tahun depan lebih bagus lagi. Menampilkan banyak konten baru sehingga menarik kunjungan wisatawan lebih besar lagi,” tutupnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here