LABUAN BAJO – Selain menggagas program Bedah Gerai Kuliner (BEGERAK), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melalui Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Direktorat Industri Kreatif Fesyen, Desain dan Kuliner juga menggagas program Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara (BEDAKAN).

 

Program BEDAKAN ini merupakan kegiatan pendampingan pada 25 pelaku usaha kuliner dalam memberikan edukasi kemasan yang menarik pada produk UMKM terpilih. Peserta mendapatkan desain logo dan kemasan baru setelah melewati proses redesain tiga level bekerjasama dengan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI). Dalam program BEDAKAN, ADGI membawa 25 desainer yang telah ditunjuk ADGI dan didampingi langsung oleh pengurus ADGI.

Direktur Industri Kreatif Fesyen, Desain, Kuliner Kemenparekraf/Baparekraf, Erwita Dianti menjelaskan, selama ini salah satu kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan usaha adalah masih terbatasnya pengetahuan akan pentingnya peranan desain dalam suatu usaha. “Sebagai salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif, Desain Komunikasi Visual (DKV) memiliki peranan penting dalam merealisasikan program pemerintah,” ujar Erwita Dianti, Rabu (2/12/2020).

Ia melanjutkan, dalam pelaksanaan di satuan kerja Direktorat Industri Kreatif Fesyen, Desain, dan Kuliner, program BEDAKAN melibatkan dua bidang yang terkait yaitu Bidang Kuliner dan Bidang Desain Komunikasi Visual (DKV). Kegiatan BEDA’KAN dilakukan dengan metode studi kasus atau membedah desain yang ada, sehingga diharapkan hasil desain ulang nantinya bisa lebih responsif terhadap kebutuhan yang ada.

 

“BEDAKAN pada dasarnya merupakan kegiatan pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk pembaruan desain kemasan produk yang lebih baik dan memiliki value added terhadap produk para pelaku usaha kuliner melalui media daring (online). Adapun kriteria penerima bantuan BEDAKAN adalah pelaku usaha kuliner yang terkena dampak pandemic COVID-19 yang mengalami kerugian akibat omsetnya menurun dan bahkan banyak yang menutup usahanya.

 

Sejalan dengan BEGERAK, Erwita Dianti menilai program BEDAKAN bertujuan untuk membantu pelaku usaha kuliner untuk memiliki tampilan produk yang lebih menarik, berkarakter, higienis, melindungi produknya dan profesional sehingga semakin menarik perhatian konsumen, meningkatkan rasa percaya diri dalam persaingan global serta membantu pelaku usaha kuliner untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka serta mengedukasi masyarakat, khususnya pelaku usaha kuliner untuk menggunakan jasa desainer dalam rangka meningkatkan nilai tambah produknya melalui kekuatan branding, sehingga tercipta ekosistem ekonomi kreatif yang saling mendukung.

 

“Pelaksanaan program BEDAKAN dilakukan dengan sistem online dan hybrid,” ujarnya. Pada program BEDAKAN 1, seluruh tahapan dari mulai pendaftaran, seleksi administrasi awal, seleksi proposal konsep bisnis peserta, bedah produk dan rancangan kemasan, paparan desain akhir kemasan dilakukan online dengan melibatkan peserta dari beragam daerah. Hal ini karena pada masa tersebut merupakan awal Pandemi COVID-19, di mana terdapat berbagai aturan pembatasan pertemuan fisik, sehingga keseluruhannya dilakukan secara online dan terbuka untuk seluruh daerah. “Pada BEDAKAN 1 terdapat 25 jenama produk yang terkurasi yang berasal dari Jakarta (8), Sulawesi Selatan (3), Sulawesi Utara (1), Jawa Tengah (2), Yogyakarta (3), Banten (1) dan Jawa Barat (8). Tahapan akhir atau level 3 BEDAKAN 1 telah diselenggarakan pada 14 Agustus 2020,” tuturnya.

 

“BEDAKAN 2 dilakukan secara hybrid di Bandung. Peserta adalah 25 pelaku usaha kuliner di daerah Bandung. Pemilihan wilayah Bandung ini dikarenakan selain antusiasme peserta (pelaku kreatif kuliner) cukup tinggi dari Bandung dibandingkan dengan daerah lain, Bandung juga menjadi daerah zona fokus penanganan pandemi yang wajib dibantu melalui program pemerintah. Selain itu juga dilatarbelakangi oleh kepopuleran daerah Bandung dangan wisata kulinernya. Tahapan akhir atau level 3 BEDAKAN 2 telah diselenggarakan pada 25 September 2020,” tambahnya.

 

BEDAKAN 3 juga dilakukan secara hybrid di Bali. Peserta adalah 25 pelaku usaha kuliner di daerah Bali. Pemilihan wilayah Bali ini disebabkan oleh Bali yang menjadi daerah zona fokus penanganan pandemi yang wajib dibantu melalui program pemerintah karena paling terdampak oleh pandemi Covid-19 ini. Selain itu, dilatarbelakangi juga oleh kepopuleran Bali dengan pariwisata dan kulinernya. Tahapan akhir atau level 3 BEDAKAN 3 telah diselenggarakan pada 17 November 2020.

 

Melalui BEDAKAN, diharapkan dapat tercipta ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif melalui komunitas lokal UMKM kuliner dalam pendataan dan penyeleksian penerima manfaat, asosiasi profesi desainer grafis (ADGI) dalam hal peran sebagai tim desainer. Dalam internal ADGI, desainer yang ikut serta adalah desainer senior dan junior sehingga ada transfer ilmu serta keahlian dalam bedah desain kemasan produk kuliner untuk pemberdayaan desainer yang baru merintis dan mengumpulkan portfolio karyanya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here