MEDAN – Istilah Ospek saat ini mungkin terdengar sangat menakutkan. Terutama bagi para mahasiswa baru dan para orang tua. Karena diidentikan dengan bully dan kekerasan. Padahal, Ospek merupakan singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. Makna inilah yang dikembalikan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan.

Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan tidak menggunakan kata Ospek. Kegiatan yang digelar adalah Pengenalan Sikap Dasar Profesi (PSDP). Dalam kegiatan PSDP yang digelar 22-26 Juli 2019 yang lalu, sama sekali tanpa bully.

“Sudah menjadi rahasia umum bahwa budaya bully masih saja ada dan mendarah daging di acara-acara penyambutan mahasiswa baru. Sejak tahun lalu kita sudah tidak membenarkan adanya bully dalam kegiatan PSDP. Semua mahasiswa baru kita berikan kegiatan yang akan membangun diri mereka baik secara mental dan fisik. Kita sudah menegaskan tidak ada bully dan tidak ada plonco dari kakak senior,” ujar Direktur Poltekpar Medan Anwari Masatip, Rabu (31/7).

PSDP Poltekpar Medan diawali dengan latihan dasar dalam baris berbaris yang dilatih oleh anggota TNI dari Kodim Medan. Pada kesempatan ini sekaligus mencari para anggota Paskibra untuk persiapan Upacara Bendera 17 Agustus 2019 nanti. Melalui kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa baru dapat bersikap disiplin dan menghargai waktu.

Mahasiswa baru juga diberikan pelatihan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yang merupakan gabungan EQ dan SQ. Yaitu penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual.

“Kita berharap SDM yang kita hasilkan harus terbaik secara intelektual, emosional dan spiritual. Dengan demikian mereka dipastikan akan memiliki karakter yang baik untuk membantu dalam pengembangan pariwisata di Indonesia melalui perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata ataupun secara mandiri melalui wirausaha pariwisata,” jelas Anwari Masatip.

Dari pihak internal Poltekpar Medan, memberikan informasi terkait sistem pendidikan, peraturan kemahasiswaan, sertifikasi pariwisata bagi setiap mahasiswa, serta informasi tentang unit konseling yang disediakan kampus. Para mahasiswa juga diajak untuk visitasi ke prodi masing-masing.

Sementara dari eksternal, para mahasiswa baru mendapatkan pengetahuan pariwisata dari para ahlinya. Seperti Anang Sutono (Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata) dan Albertus Magnus Putut (Juru Kampanye Badan Nasional Narkotika/BNN) yang juga merupakan konsultan komunikasi Publik.

Juga ada Beauty Class dari makeup artist produk kecantikan Revlon. Serta pengetahuan toleransi dari Yandi yang merupakan Wakil Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas Sumatera Utara.

“Para mahasiswa baru diajak untuk bersosialisasi menggunakan media sosial oleh tim dari Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumatera Utara dan Poltekpar Medan,” tambah Anwari Masatip.

Hal senada dikatakan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani. Menurutnya, sudah saatnya menggunakan pola baru untuk PSDP kampus.

“Harus meninggalkan masa-masa kegiatan dipenuhi dengan pembodohan-pembodohan yang tidak berujung. Hal ini akan membuat para mahasiswa baru tidak nyaman,” ujar Ni Wayan Giri.

“Kita wajib meninggalkan budaya tersebut dalam dunia pendidikan, budaya kolonialisme, budaya kediktatoran yang di tinggalkan para pendahulu kita. Sudahi balas membalas di forum orientasi yang tidak manusiawi,” tambahnya.

Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, baik saja tidak cukup. Mahasiswa Poltekpar Medan harus menjadi yang terbaik. Dan karakterlah yang membuat sebuah perusahaan itu hebat.

“Generasi Milennial saat ini harus diberi pendekatan khusus. Karakter manusianya harus dibentuk tanpa menggunakan kekerasan. Mahasiswa yang kita hasilkan harus terbaik secara intelektual, emosional dan spiritual. Dengan demikian mereka dipastikan akan memiliki karakter yang baik untuk membantu dalam pengembangan pariwisata di Indonesia,” tutur Menpar Arief Yahya.

Apalagi, lanjut Menpar Arief Yahya, mahasiswa Poltekpar Medan dekat dengan Danau Toba yang saat ini menjadi destinasi super prioritas. Mahasiswa Poltekpar Medan akan menjadi bagian dari keberhasilan pengembangan destinasi tersebut.

Dikatakannya, mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Maka sudah seharusnya mendapatkan pola pendidikan dan orientasi yang dapat menumbuhkembangkan bakat serta menanamkan nilai-nilai religiusitas dan nilai-nilai kebangsaan.

“Mereka harus diarahkan dengan baik untuk menjadi mahasiswa yang baik dari mulai pola kehidupan, pola berfikir, pola bertindak dan pola nilai-nilai lainya. Tugas Poltekpar medan untuk menghasilkan mahasiswa yang mampu bersaing dan berkompetisi secara sehat dalam industri pariwisata,” pungkasnya.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here