JAKARTA – Level posisi tawar destinasi pariwisata Purworejo dinaikan. Jadi penyangga bagi Destinasi Super Prioritas Borobudur, beragam potensi sudah dipetakan Purworejo. Mereka mengapungkan 6 spot dengan fokus utama saat ini pada 3 zona destinasi pariwisata.

Upaya menaikan tone pariwisata destinasi Purworejo digelar melalui program audiensi khusus, Kamis (9/1). Lokasinya di RR GSP Lantai 14, Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Agenda tersebut melibatkan para stakeholder pariwisata, seperti Kemenparekraf, Dispar Purworejo, hingga DPRD Purworejo. Tujuannya, optimalisasi aliran manfaat ekonomi bagi Purworejo dari aktivitas industri pariwisata Borobudur.

“Sharing seperti ini sangat positif. Visi pusat dan daerah terkait pariwisata akan sama. Secara perinsip kami mendukung upaya penuh dari stakeholder pariwisata Purworejo. Apalagi, stakeholder di sana sangat aktif. Sinergi seperti ini harus dilakukan karena daerah yang lebih tahu apa yang jadi potensinya,” ungkap Asisten Deputi Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan.

Melakukan audiensi secara hangat, Purworejo saat ini memiliki prioritas pengembangan di 3 zona spot. Ada Pantai Dewaruci yang memiliki akses langsung ke Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, Yogyakarta. Destinasi ini memiliki view eksotis khas pesisir selatan dengan beragam spot foto menarik. Beberapa spot terbaik itu adalah Patung Dewaruci yang menjadi ikon destinasi tersebut.

Selain sisi selatan, Purworejo juga memiliki destinasi yang tersebar di 3 wilayah. Destinasi tersebut dekat dengan kawasan Destinasi Super Prioritas Borobudur. Posisinya tepat berada di jalur Bedah Menoreh. Tiga destinasi itu adalah DTW Goa Seplawan, Glamping De’Loano, hingga Bener dengan lokasi Otorita Borobudur sekaligus wisata air bendungan.

DTW Goa Seplawan menawarkan beragam sisi menarik. Berada di Desa Donorejo, Goa Seplawan punya panjang 750 Meter. Posisinya berada pada ketinggian 900 Mdpl dengan stalaktit dan stalakmit yang menarik. Pada sisi luar goa terdapat patung Dewa Siwa dan Parwati. Semakin lengkap, dari kejauhan, wisatawan juga bisa menikmati keindahan Waduk Sermo dan Gunung Merapi, Yogyakarta.

“Purworejo memiliki banyak destinasi potensial. Komposisi wisata alamnya lengkap dari pantai hingga pegunungan. Viewnya eksotis dan sangat khas. Beberapa destinasi sekarang terus dikembangkan dan itu menjadi prioritas. Pangsa pasarnya beragam. Purworejo ini juga memiliki fasilitas Glamping De’Loano,” terang Wawan.

Glamping De’Loano menawarkan experience menarik ala nomadic tourism. Berlokasi di Desa Sedayu, Loano, destinasi ini dilengkapi fasilitas glamp camp, home pod, hingga caravan. Destinasi ini dilengkapi 10 tenda inap termasuk VIP. Total kapasitas tampungnya mencapai 60 orang. Ada juga fasilitas tourism information, semi outdoor restoran, outdoor cinema, cozy seating spot, dan spot foto instragramble.

“Destinasi De’Loano menjadi spot liburan terbaik bagi para milenial. Untuk mendukung kelengkapan infrastruktur seluruh destinasi itu, kami akan koordinasikan dengan institusi terkait. Branding juga akan diberikan. Yang jelas, pusat dan daerah harus duduk bersama. Mendiskusikan potensi daerah lalu mengawalnya bersama-sama,” tegas Wawan.

Potensi pariwisata Purworejo pun semakin lengkap dengan pengembangan kawasan Kota Tua. Area ini punys banyak koleksi bangunan heritage. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo Agung Pranoto menjelaskan, posisi strategis Purworejo menjadikan destinasi tersebut akan berkembang cepat. Muaranya tentu memberikan manfaat ekonomi dan menaikan kesejahteraan masyarakat.

“Audiensi dengan Kemenparekraf menjadi momentum penting. Sebab, potensi Purworejo sangat besar dan posisinya strategis. Purworejo itu dekat dengan Borobudur dan Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Beberapa destinasi juga terus dikembangkan. Kami yakin pergerakan wisatawan akan naik tahun ini. Artinya, ada manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat,” jelas Agung.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here