www.INDONESIATRAVEL.NEWS, KENDAL – Pasar Karetan Kendal kembali menggelar hajat. Akhir pekan nanti, pasar besutan GenPI Jawa Tengah ini mengagendakan Fun Walk menelusuri hutan karet. Kegiatan ini dijamin bakal menghadirkan keceriaan bagi seluruh peserta. Mau ikut?

Juragan Pasar Karetan Diah Ariani mengatakan, masyarakat akan diajak menelusuri hutan karet dan persawahan penduduk Meteseh Boja, Kendal. Untuk mengikuti kegiatan tersebut, biayanya sangat terjangkau. Tiap peserta hanya dipungut biaya Rp.25.000, sudah termasuk air mineral, sarapan pagi, dan doorprize menarik bagi yang beruntung.

“Masyarakat kita ajak kembali ke alam, menghirup udara segar, dan menghilangkan kepenatan dengan jalan-jalan menelusuri hutan karet. Kita bisa gembira bareng sembari belajar dan melihat petani karet beraktivitas. Apalagi, sekarang hampir menjelang panen raya. Padi-padi masyarakat yang terhampar luas sangat cocok bagi milineal yang ingin foto-foto,” ujarnya, Jumat (18/1).

Funk Walk menelusuri hutan karet ini sudah diadakan ke dua kalinya di Pasar Karetan. Sebelumnya di tahun 2017, acara serupa diikuti sekitar 50 orang blogger dan traveler. Kali ini, kegiatan dibuka untuk umum.

“Bagi yang ingin ikutan, pendaftaran bisa konfirmasi ke nomor 0896-6780-2983 atas nama Kuspriyatna. Paling lambat hari Sabtu, 19 Januari 2018,” jelasnya.

Untuk diketahui, Pasar Karetan merupakan tempat pariwisata yang instagramable garapan komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa tengah. Pasar Karetan buka setiap Minggu pagi, antara pukul 07.00-12.00 WIB.

Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kemenpar Don Kardono menyatakan, destinasi digital besutan GenPI Jawa Tengah ini telah memberi banyak manfaat. Baik dalam sektor ekonomi, sosial, maupun budaya. Dengan konsep Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE), pasar ini mampu bersaing dengan destinasi lain yang lebih dulu ada.

Setiap minggu, pasar yang berada di Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini ramai dikunjungi warga. Rata-rata jumlah pengunjung sekitar 2.000 orang. Dengan total 20 lapak di dalamnya, Pasar Karetan mampu memberikan omset kisaran Rp1-1,5 juta per lapak.

Pasar Karetan juga membuka akses ekonomi bagi tiga desa sekaligus. Selain Segrumung, akses ekonomi juga didapat Desa Sasak dan Slamet. Familiar sebagai 3S, desa-desa ini setiap pekannya mendapatkan aliran kas Rp2-3 juta dari lahan parkir. Saat ini parkir menggunakan lahan milik sebuah pondok pesantren di sana.

“Pasar Karetan muncul dengan konsep unik. Destinasi digital ini memiliki udara segar khas hutan karet. Ada banyak wahana yang ditawarkan, diantaranya panahan. Bangunan yang didirikan juga kental dengan nuansa tradisional. Instagramable. Tak heran jika banyak yang penasaran ingin ke sini,” ucapnya.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui Pasar Karetan merupakan salah satu contoh destinasi digital yang berkembang. Menurutnya, dunia sudah sangat digital. Karena itu, harus pula ada transformasi digital. Kemenpar sendiri melakukan promosi pariwisata hingga 70 persen dengan media digital. Sebab, target utamanya sebagian besar adalah milenial.

“Pasar Karetan sangat kreatif dan inovatif. Konsep pasar digital ini tumbuh pesat. Sangat populer. Menurut saya, kunci sukses tidaklah rumit. Kalau mau luar biasa, lakukan saja hal-hal yang tak biasa. Tapi, di sini konteksnya positif,” tegasnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here