www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Menteri Pariwisata Arief Yahya turut berbela sungkawa atas musibah gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulteng. Menpar mendoakan agar masyarakat yang terkena bencana, baik langsung maupun tidak langsung, diberi ketabahan, kesabaran, kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Menpar Arief Yahya mengutip Q.S. Al Insyirah. Bahwa setiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Dia berharap masyarakat Palu mampu untuk bersama-sama bangkit.

“Jika kita mengalami sakit, itu adalah cara Allah mengampuni dosa-dosa kita. Tergantung pada bagaimana cara kita menilai musibah. Trauma Healing terbaik adalah dengan berprasangka baik kepada Allah. Jangan lupa Sabar, Syukur, dan Shalat,” tutur Menpar Arief Yahya, Minggu (30/9).

Menpar Arief Yahya terus memonitor informasi perkembangan terkini kondisi Palu dan Donggala. Koordinasi dengan jajaran instansi terkait, baik di pusat maupun daerah juga langsung dilakukan.

Lalu, untuk memberikan kepastian kepada travelers dan keluarganya, yang ikut panik, maka Kemenpar akan secara periodic mengeluarkan official statement.

“Tentu dengan memonitor dampak gempa terhadap ekosistem industry pariwisata. Dari telekomunikasi, transportasi dan turis (3T), juga akan kami sampaikan ke masyarakat, karena itulah yang dibutuhkan oleh keluarga yang sedang berwisata di Palu dan Donggala, Sulteng,” ungkap Arief Yahya.

Kemenpar juga mengaktifkan Tim Crisis Center (TCC). Sasaran dari Tim Crisis Center adalah memantau Akses, Amenitas, dan Atraksi (3A) yang terkait langsung dengan wisatawan di Palu dan sekitarnya.

Tim Crisis Center Kemenpar berpedoman pada laporan dan informasi dari BMKG dan BNPB, baik pusat maupun daerah. Serta menggunakan seluruh kanal media dan instrumen media monitoring.

Tidak hanya itu, Menpar juga langsung menyusun program recovery untuk Palu dan Donggala. Tujuannya, untuk memastikan pariwisata tetap aman.

“Kemenpar telah menyusun program recovery yang merupakan strategi pemulihan destinasi wisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak pasca-gempa Palu,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Ditambahkan Menpar, apa yang sudah dilakukan saat musibah gempa Lombok, bisa dilakukan juga di Palu. Semuanya akan diajak bersama-sama melakukan recovery.

“Semua stakeholders pariwisata harus bergandengan tangan. Contohnya seperti di Lombok. Masyarakatnya diberikan trauma healing, wisatawan diberikan pelayanan yang maksimal dan pariwisatanya harus bangkit,” pungkas Menpar Arief Yahya.

Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Anang Astono yang mewakili Menpar di Palu mengucapkan turut bela sungkawa, yang mendalam atas musibah itu.

“Saya mewakili Pak Menteri yang berada di Tanjung Lesung saat terjadi gempa, mengucapkan turut berbela sungkawa. Semoga masyarakat yang terkena dampat diberi ketabahan, kesehatan, dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT,” ujar Anang.

Anang melanjutkan, Menpar Arief Yahya juga berharap agar Palu, Donggala dan Sulteng segera bangkit. Diketahui tiga hal utama terkait pariwisata, yakni 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) di Palu dan Donggala terkena dampak gempa.

“Saat gempa terjadi, Kemenpar tengah mendukung pelaksanaan Festival Palu Nomoni yang menjadi salah satu Calendar of Event (CoE) Nasional. Namun, saat itu juga diputuskan pelaksanaan Festival Palu Nomoni dibatalkan,” jelasnya.

Kondisi bandara lain di sekitar Kota Palu seperti Bandara Jalaludin – Gorontalo, Bandara Kasiguncu – Poso, Bandara Tj. Api Ampana Kab. Tojo Una-Una masih dalam kondisi aman.

Berdasarkan informasi awal TCC juga diketahui, gempa memberikan dampak pada amenitas. Sedikitnya ada 270 kamar hotel yang rusak dan terdampak.

“Santika Palu Hotel ada 140 kamar terdampak, Mercure Palu Hotel 130 kamar terdampak. Akomodasi terdampak lainnya masih dalam penelusuran data tingkat kerusakan,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here