JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi keputusan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, untuk menurunkan batas atas tarif pesawat Full Service, hingga 16%. Kemenhub juga sudah menghimbau kepada operator airlines LCC – Low Cost Carrier, pesawat bertarif terjangkau untuk menurunkan batas atas tarifnya hingga 50%.
“Alhamdulillah, nanti 16 Mei 2019, tarif pesawat sudah turun. Meskipun, netizen masih banyak yang ngambek. Saya juga kena imbasnya, setiap hari disentil oleh para travellers yang rata-rata bicara lantang melalui media social,” ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Arief Yahya memahami cara berpikir pada travellers itu, apalagi millennials, yang di benaknya adalah jalan-jalan, piknik, berwisata, mengeksplorasi destinasi baru, atraksi baru, dan tempat-tempat baru. Mereka cukup terpukul, karena tahun 2018 mereka leluasa berwisata di banyak tempat di tanah air, bahkan daerah-daerah terpencil yang tersambung dengan akses udara.
Sejak 2019 ini, tiket pesawat naik hampir 100%. Tidak turun-turun dari peak season di akhir Desember 2018 itu, hingga sekarang. Suaranya di media social cukup “bising”, bahkan sampai ke Presiden Joko Widodo. Dan 11 Februari 2019, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani curhat di acara Gala Dinner HUT PHRI ke-50, Senin 11 Februari di Hotel Grand Sahid Jaya.
Harga tiket mahal itu, menurut Hariyadi Sukamdani, langsung berdampak pada tingkat hunian hotel yang anjlok. Bagasi berbayar juga langsung memukul penjualan took-toko souvenir dan bisnis oleh-oleh di destinasi wisata. Jumlah wisatawan, khususnya nusantara turun, dampaknya panjang. Dari pedagang sayur di pasar, petani, nelayan dan supplier food and beverages, sampai bisnis transportasi local, atraksi di daerah, semua lesu.
“Kenaikan harga yang mendadak, terlalu cepat dan terlalu besar, tentu akan menimbulkan kontraksi di pasar. Ada prinsip elastisitas harga, kalau harga naik 10%, pasar akan turun sekitar 10%,” kata Menpar Arief Yahya.
Pasca regulasi baru Kemenhub yang sudah menurunkan tarif batas atas hingga 16% itu, netizen masih mencibir. Harga sudah naik 100% dari harga normal, menjadi total 200%, hanya dikurangi 16%, dianggap tidak nendang. Terlalu jauh dari tarif normal yang lama. Turun tarifnya masih “mahal”.
Bagi netizen, pihak yang dianggap paling bersalah adalah pemerintah, dalam hal ini Kemenhub. Meskipun Kemenhub tidak mungkin masuk sampai ke level harga. Kemenhub hanya bisa menetapkan batas atas dan batas bawah saja. Perusahaan maskapai lah yang menentukan detail harga tersebut.
Menpar Arief Yahya berharap opsi kedua yang LCC – Low Cost Carrier, bisa turun lebih banyak. Menhub Budi Karya Sumadi pun sudah menghimbau agar maskapai LCC bisa menurunkan tarif lebih banyak lagi, agar masyarakat mendapatkan harga yang semakin terjangkau. “Saya sudah himbau industry penerbangan khususnya LCC untuk menurunkan harga hingga 50%, sehingga terjangkau oleh masyarakat,” ungkap Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan.
Jadi kapan harga itu akan turun? Menhub Budi Karya Sumadi menyebut Minggu ini. Sesuai dengan hasil rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 13 Mei 2019 lalu, tarif batas atas (TBA) tiket pesawat dikoreksi antara 12% hingga 16%. Keputusan itu mulai berlaku pada hari ini, Rabu 15 Mei 2019.
Seperti diketahui, Lebaran sebentar lagi, sekitar 4-5 Juni 2019. Hari Raya Idul Fitri itu ditandai dengan mudik, pergerakan jutaan orang dari Jakarta ke Jawa Tengah, Jogja, Jawa Timur dan Jawa Barat. “Karena itu, jauh hari sebelum H-7 dan H+5 itu harus sudah dijual harga tiket yang terjangkau masyarakat,” pungkasnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here