TANJUNGPINANG – Seni ‘origami’ ditawarkan Pulau Penyengat. Media yang dilipatnya berupa kain. Dengan treatment khusus, kain tersebut disulap menjadi Tanjak. Yaitu, penutup kepala khas Melayu dan industrinya dimiliki Pulau Penyengat. Ada beragam history besar yang menyertai perjalanan Tanjak ini.

Tanjak dipilih sebagai salah satu daya tarik Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat. Uji Trailnya sudah digelar Kamis (25/7). Lokasinya berada di Rumah Baca Pulau Penyengat, Balai Adat, Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Mulai dikembangkan di era Kerajaan Riau, Tanjak pun menjadi simbol strata sosial. Tidak sembarang orang mengenakan Tanjak karena memiliki makna filosofis besar.

“Tanjak Experience menawarkan seni melipat kain khas Melayu. Hasilnya berupa penutup kepala. Ada filosofi besar dari Tanjak ini. Dengan daya tariknya, Tanjak akan menjadi paket wisata. Selain mengenal lebih dekat, wisatawan bisa belajar cara membuat Tanjak,” jelas Interpreter Tanjak Experience Pokdarwis Pulau Penyengat Karmila, Kamis (25/7).

Mengenal Tanjak lebih dekat, ada beragam varian yang ditawarkan. Sedikitnya ada 9 jenis Tanjak yang bisa dipelajari wisatawan. Ada Tanjak Laksmana Kedah, Sudu Itik, Butang Hulu, Laksmana Johor-Riau, dan Tanjang Lubang Raye. Ada juga Tanjak Temenggong Kedah, Bugis Tak Balik, Tebing Laksmana, dan Tebing Runtuh. Untuk kain yang digunakan biasanya berupa songket.

“Tanjak merupakan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Pulau Penyengat. Variannya memang banyak dengan warna kental Melayu. Setiap Tanjak ini memiliki story berbeda-beda. Melalui Uji Trail, sebagai konten paket wisata, Tanjak tentu akan dikemas sangat menarik,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

Sebagai pengantar awal, Tanjak Laksmana Kedah identik dengan warna hitam. Ikatannya berupa asas susun daun sirih. Bentuknya unik dengan daun yang dinaikan. Untuk Tanjak Temenggong Kedah kerap dipakai para bangsawan. Ciri utamanya daun kuasa terletak di sebelah kiri. Adapun Tanjak Bugis Tak Balik didominasi warna merah dengan ikatan hulu masyarakat Bugis di Serawak, Malaysia.

Bagaimana dengan Tanjak Tebing Laksmana? Tanjak ini banyak dipengaruhi oleh busana resmi jawatan laksmana dari imperium Melayu. Ciri khasnya, bagian depan Tanjak memiliki 3 lipatan berombak yang menarik. Untuk Tanjak Tebing Runtuh, lipatan 3 tingkat memiliki karakter susun sirih. Daun tajuknya melambai ke sebelah kanan.

“Membuat Tanjak sangat menyenangkan, apalagi sembari diterangkan background sejarahnya. Bentuk Tanjak memang beragam, meski ada ciri khas yang mengikatnya. Beragam pengetahuan ini hanya ada di destinasi Pulau Penyengat,” tegas Giri lagi.

Teknik membuat Tanjang unik. Ada 3 ciri khas dari Tanjak, seperti lipatan biasa, lipatan bengkung, juga simpul. Untuk simpul menjadi lambang harmoni suami-istri dengan bentuk ketupat Makassar dan palas. Meski demikian, ada beberapa larangan dalam pembuatan Tanjak. Penutup kepala ini tidak boleh dibuat dari kain berwarna kuning zafran. Bentuk Tanjak juga tidak boleh berbentuk huruf hijaiyah ‘ya’.

Cara membuat Tanjak pun diawali melipat pertama kain berbentuk segitiga selebar 2 jari. Ketika melipat, posisi duduk seperti tahyat awal. Langkah berikutnya, kain yang terlipat ditahan memakai lutut. Tanjak lalu dilipat terbalik secara bertingkat hingga 3 atau 4 lapis. Setelah ditarik, ujung Tanjak disatukan. Cara menyatukannya dengan ujung kiri di dalam, lalu ujung kanan dilipat naik dan ke dalam.

Setelah diberi jarum sementara, Tanjak ditaruk di lutut. Lipatan ke-2 Tanjak ditarik perlahan dan ujung runsingnya dilipat. Jarum dilepas dan simpul dijahit. Cara memakainya yaitu, lipatan simpur berada di sebelah kanan di atas telinga. Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini menyatakan, Tanjak sudah menjadi industri.

“Tanjak Experience menawarkan ketrampilan khusus. Wisatawan bisa mengembangkannya sendiri di rumah. Apalagi, Tanjak sudah menjadi sebuah industri. Peminatnya banyak, bahkan para milenial suka dengan Tanjak ini. Para pemakai Tanjak akan terlihat berwibawa,” papar Oneng.

Menjadi industri potensial, Pulau Penyengat sudah memiliki beberapa brand Tanjak. Salah satunya merk Hafizan Tanjak yang juga didisplay di depan Balai Adat Pulau Penyengat. Distribusi pasarnya internal wilayah Kepulauan Riau. Namun, untuk galeri kerap dikunjungi wisatawan Malaysia, Singapura, juga Amerika Serikat.

“Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat sangat beragam dan kontennya menarik. Tanjak Experience ini sangat menginspirasi, bahkan memiliki value besar. Wisatawan kerap menggunakan Tanjak ini sebagai cinderamata. Pastikan Tanjak Experience menjadi paket pilihan saat berkunjung ke Pulau Penyengat,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here