BALI – New Earth Festival kembali digelar di Bali, tepatnya di Akasha Restaurant Ubud, 19-25 Juni 2019. Dua pembicara asal Indonesia turut mengisi gelaran tersebut, yakni Anand Krishna dan Maya Muchtar. Siapa kedua tokoh tersebut?

Anand Krishna dikenal sebagai seorang humanis spiritual, budayawan, dan telah menulis lebih dari 170 buku. Buku-buku yang ditulisnya banyak bertemakan budaya, kesehatan, pendidikan, dan pengembangan diri. Meski berdarah India, pria kelahiran 1 September 1956 ini sangat mencintai Indonesia.

Kepeduliannya terhadap kondisi jiwa spiritual masyarakat tidak hanya tertuju pada masyarakat Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia. Itu dituangkan dengan mendirikan Yayasan Anand Ashram sebagai Centre of Well Being and Self-Empowerment sejak tahun 1991.

Anand Krishna Centre telah membuka cabang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bogor, Denpasar dan Yogyakarta. Beliau juga sempat menginspirasikan berdirinya National Integration Movement atau Perkumpulan Gerakan Integrasi Nasional (2005), yang sangat peduli dengan kondisi persatuan dan kesatuan Indonesia.

Love is the Only Solution adalah satu-satunya cara yang digunakan Anand Krishna dalam menyikapi hidup. Khususnya untuk mewujudkan masyarakat yang tercerahkan berdasar nilai-nilai universal Inner Peace, Communal Love, dan Global Harmony.

Sementara Maya Muchtar adalah seorang guru yoga sekaligus Direktur L’Ayurveda. Ia telah mendedikasikan hidupnya untuk ‘perjalanan’ ke dalam diri, serta penyebaran kesadaran akan kesehatan dan kecantikan sejati melalui yayasannya selama belasan tahun.

Maya dianugerahi sebuah bakat untuk membangkitkan semangat pada mereka yang hati dan pikirannya sedang menderita, dan berkomunikasi langsung dengan jiwa seseorang. Dia berhasil mengatasi trauma masa lalunya. Hidupnya pun mengalami transformasi total setelah bertemu dengan guru spiritualnya, yakni Anand Krishna. Beliau telah memperkenalkannya pada kebahagiaan lewat meditasi, reiki, yoga, ayurveda, dan laku spiritual dari berbagai tradisi.

Sebagai seorang Ayurvedic/ Yogic Lifestyle Counsellor, Praktisi/ Healer Intutitive Medicine, dan seorang instruktur hipnoterapi, dia mendedikasikan hidupnya untuk kesehatan, meditasi dan yoga. Ia juga aktif dalam berbagai pelayanan kemanusiaan, gerakan lintas iman, dan sangat peduli pada pendidikan.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Muh Ricky Fauziyani menambahkan, New Earth Festival tahun ini mengangkat tema Celebration of Art, Beauty and Consciousness over Fear, Time and Money. Memasuki tahun ketiga, New Earth Festival dipastikan lebih meriah dari perhelatan tahun sebelumnya. Durasinya juga lebih lama, hingga sepekan.

“Selain Anand Krishna dan Maya Muchtar, ada banyak pembicara lain dari berbagai negara. Ada Sacha Stone, Jim Humble, Edward Griffin, Sean Sone, Russell Simons, Dr. Jeff Levin, Dr. Sue Grey, Chief Gnakale, Dr. Galina Migalko, dan lain-lain,” ungkapnya.

Adapun isu yang diangkat, meliputi vaksinasi, Perdagangan Manusia, rekayasa GEO, 5G, Synthetic Medicine, Immortality, Ilmu Air, dan Inovasi Kesehatan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai, Bali masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara. Karenanya, berbagai atraksi terus ditampilkan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.

“Bali adalah destinasi kelas dunia. Salah satu destinasi yang mendapat label terbaik di dunia. Tak heran jika event-event yang digelar di sana selalu dibanjiri wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” tandasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here