www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Seorang seniman selalu memiliki cara unik berpesta. Bukan kemegahan yang mereka tampilkan. Melainkan karyanya yang luar biasa. Kalau tidak percaya, datang saja ke Kota Solo. Di sana, ada Solo International Performing Art (SIPA) 2018. Acara ini akan digelar di Benteng Vastenburg, 6-8 September 2018.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, SIPA 2018 akan menjadi “Pekan Raya” para pencinta seni pertunjukan. Selama 3 hari, pengunjung akan dimanjakan tontonan yang menakjubkan di panggung yang spektakuler.

“SIPA merupakan pertunjukan yang menghadirkan berbagai mahakarya seni budaya dari berbagai belahan dunia. Perhelatannya selalu dinanti bukan saja pencinta seni dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Dan SIPA semakin mempertegas Solo sebagai kota seni dan budaya,” ujar Menpar Arief Yahya, Selasa (29/8).

Menginjak tahun penyelenggaraan ke-10, SIPA 2018 mengusung tema “We Are The World – We Are The Nations”. Tema tersebut menjadi pesan moral yang akan digelorakan di panggung pertunjukan. “Biarlah perbedaan bahasa, warna kulit, adat dan tradisi dan bangsa itu menjadi satu dalam kekuatan kebersamaan.”

Soal pengisi acara sudah tak perlu diragukan. SIPA selalu melibatkan seniman lintas benua, Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika. Setiap sajian selalu kolosal, dengan memanfaatkan panggung spektakuler. Begitu megah dengan panjang 20 meter dan lebar 16 meter. Panggung ini pun akan menjadikan Benteng Vastenburg yang sebagai latarnya.

Selain panggung utama yang menyajikan aneka kesenian, SIPA 2018 juga menghadirkan Bazaar yang buka mulai sore sampai malam hari selama acara digelar.

Terdapat 30 stand yang ikut berpartisipasi, mulai dari bazaar non kuliner mulai dari pameran produk, distro batik, handcraft hingga stand khusus kuliner yang akan menjual makanan-makanan dan minuman khas dari Solo ataupun di luar Solo.

“Jangan lupakan pula dengan upacara pembukaan dan penutupannya yang selalu megah dan mewah. Diwarnai dengan koreografi yang indah, kembang api yang hingar-bingar, dan melibatkan pula ribuan penonton yang hadir. Sudah pastu membuat suasana malam di Benteng Vastenburg terasa begitu megah, mewah dan mempesona. Sudah pasti menyesal jika melewatkannya,” ucap Menteri asal Banyuwangi tersebut.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata, Sumarni, ikut memuji penyelenggaraan SIPA 2018. Menurutnya SIPA secara konsisten memberikan sebuah bentuk event seni yang berkelas. Ini menjadikan SIPA menjadi salah satu atraksi yang baik bagi pariwisata.

“Terbukti SIPA telah menjadi pelaksanaan yang ke 10 kalinya dan rutin setiap tahun digelar. Selain itu selalu mampu menyedot wisatawan untuk datang menikmatinya. Untuk itu SIPA masuk kedalam Top 100 Calendar of Event Wonderful Indonesia,” ujar Sumarni.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bidang Pemasaran Area I Wawan Gunawan mengatakan, SIPA merupakan cerminan seni budaya Indonesia. Semangatnya tak sekedar memfungsikan seni pertunjukan untuk persoalan kesenian saja. Namun seni pertunjukan, baik itu dari wilayah tradisi atau pun dari wilayah modern, harus bisa menjadi sarana untuk memunculkan semangat kebersamaan.

“Penyelengaraan SIPA bertujuan sebagai ruang pertemuan beragam seni pertunjukan dari berbagai latar belakang budaya. Sudah selayaknya SlPA tak hanya berbicara tentang persoalan panggung pertunjukan di wilayah budaya, tetapi juga menyuarakan kebersamaan,” ujar Wawan Gunawan yang juga Dalang Wayang Ajen itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here