www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Bandung itu unik. Bandung itu menarik. Banyak inspirasi yang telah dihembuskan. Salah satunya melalui Matasora World Music Festival (MWMF) 2018. Festival musik dunia ini akan digelar di Cijaringao Hejo Udjo, Bandung, Minggu (22/7).

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, MWMF merupakan sajian berkelas yang tidak boleh dilewatkan. Tahun ini, MWMF menampilkan konser musik, diskusi, dan pameran. Semuanya dijamin berkelas.

“Ini adalah perhelatan yang kedua kalinya setelah tahun lalu dilangsungkan di Gudang Persediaan PT KAI. Pagelaran ini akan mengangkat seni dan budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Paris Van Java. Menjadi sebuah pertunjukan seni yang seru, yang sayang untuk dilewatkan,” ujar Menpar Arief Yahya, Jumat (20/7).

Suguhan menarik telah siap dipertontonkan dalam MWMF kali ini. Hal ini tercermin dari deretan pengisi acara yang akan ditampilkan. Ada Sambasunda, Doel Sumbang, Lukmaan Hakeem & Friends, Malire, Bebenjo, Trio Bigibas, Mary Jane, West Java Syndicate, dan Mirna.

Ada juga deretan kolaborator ciamik yang siap disuguhkan MWMF. Ada Cijaringao Placemaking, Saung Angklung Udjo, Ruang Kolaborasa, Klab Jazz, Jazzuality, dan Ruang Putih.

“Selain itu, terdapat pula sesi diskusi yang diisi oleh Dewan Kesenian Kota Bandung. Acaranya diselenggarakan dari mulai 13.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dan pastinya gratis dan terbuka untuk umum. Jadi silahkan datang dan nikmati sajian MWMF 2018,” kata Menpar Arief Yahya.

Dipilihnya Cijaringao Hejo Udjo sebagai tempat pelaksanaan bukannya tanpa sebab. Cijaringao Hejo Udjo adalah kawasan hijau yang bisa menjadi alternatif tempat kegiatan berbasis kreativitas seni dan budaya. Sehingga mampu menyuarakan pesan dan nilai kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini.

“Meski lokasinya tidak berada di tengah perkotaan, namun diharapkan punya nilai apresiasinya tersendiri di tengah alam terbuka yang asri dan asli,” kata Pengelola Cijaringao Hejo Udjo, Taufik Hidayat.

Sementara itu Ketua Panitia MWMF Ismet Ruchimat mengatakan, MWMF 2018 digelar lebih intim dan bersahaja. Ismet pun mengajak masyarakat untuk dapat meramaikan festival. Terlebih lagi MWMF kali ini lebih menitik beratkan pada potensi pengisi acara lokal.

“Kita berharap seniman lokal dapat lebih menempatkan diri dalam peta genre “world music” internasional ke depannya,” ucap Ismet.

Terpisah, Direktur Kreatif MWMF Galih Sedayu menyebutkan, bahwa MWMF mengusung semangat kolaborasi. Dengan sering berkolaborasi, maka hambatan dan permasalahan, dengan sendirinya, akan terurai.

“Lebih daripada itu, kegiatan ini malah akan menjadi simpul kecil yang senantiasa mewartakan berita baik perihal Indonesia melalui musik,” kata Galih.

Kabid Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan, juga menilai perhelatan ini akan sukses.

“Ada pengalaman dari tahun sebelumnya. Kemudian Matasora juga digelar di Bandung yang kuat dalam hal 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas). Saya yakin event ini akan maksimal dan menghadirkan wisatawan,” katanya.

Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan, MWMF merupakan intisari musik, seni dan budaya. Semua terangkum menjadi sebuah kesatuan utuh festival berstandar internasional.

“Inilah mengapa MWMF terpilih masuk ke dalam 100 Wonderful Events Kementerian Pariwisata tahun 2018. Event ini konsisten menyajikan inspirasi bagi para pengunjung. Sudah selayaknya event ini juga masuk kedalam agenda Anda. Selamat menikmati penampilan utuh harmonisasi budaya dunia. Sampai ketemu di Bandung,” pungkas Esthy yang juga Staf Ahli Bidang Multikultural Kemenpar itu. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here