KUALA LUMPUR – Optimalisasi pasar mancanegara kembali dilakukan Kemenpar. Kali ini, strateginya dengan Sales Mission-Tourism Hub Kuala Lumpur, Malaysia, 15-17 Agustus 2019. Kemenpar menerapkan konsep Tourism Hub Package. Malaysia akan dijadikan hub untuk menjaring wisatawan Timur Tengah dan Asia Selatan/Tengah. Khususnya yang singgah di Negeri Jiran.

Sales Mission-Tourism Hub Kuala Lumpur juga menyelipkan program Business Meeting. Agenda tersebut digelar Jumat (16/8) di Hotel Pullman, Kuala Lumpur.

Business Meeting akan mempertemukan Industri Inbound Malaysia dengan pelaku industri pariwisata Indonesia. Tujuannya, menciptakan paket dual destination. Teknisnya dengan mendatangkan wisatawan negara originasi menuju berbagai destinasi di nusantara.

“Sebagai Hub, Kuala Lumpur itu sangat potensial. Destinasi ini selalu ramai oleh wisatawan asal Timur Tengah dan Asia Selatan/Tengah. Melalui Sales Mission dan menggandeng Industri Inbound Malaysia, maka potensi besar tersebut bisa dialirkan menuju Indonesia,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata Nia Niscaya, Rabu (14/8) malam.

Sinergi besar digalang Kemenpar. Selain KBRI Kuala Lumpur, VITO dan Malaysia Inbound Tourism Association (MITA) pun dirangkul Kemenpar. Kolaborasi tersebut diharapkan mendorong pencapaian target 20 juta wisman. Konsep Tourism Hub ini merupakan turunan dari strategi Super Extra Ordinary Effort.

“Untuk mengoptimalkan semuanya, kami pun menyiapkan Tourism Hub Package. Paket tersebut sangat menarik dan affordable. Semua latar belakang wisatawan bisa mengakses paket tersebut. Paket ini menawarkan beragam experience. Dengan kegiatan ini diharapkan akan tercipta lebih banyak paket tourism hub untuk dipromosikan dan dijual ke wisman dari origin yang melalui hub KL,” terang Nia, diamini Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional III Sigit Witjaksono.

Mengacu data dari Tourism Malaysia, pergerakan wisatawan Asia Selatan/Tengah mencapai 333.843 orang di Malaysia. Untuk wisatawan Saudi Arabia memiliki slot 112.263 orang. Pasar Timur Tengah pun mengalirkan 59.586 orang wisatawannya. Nia menambahkan, Tourism Hub Package menjadi media bisnis potensial.

“Dengan beragam kelebihan yang ditawarkan, Tourism Hub Package akan jadi media bisnis yang sangat kompetitif. Semua aspek sangat mendukung. Belum lagi potensi besar pasar yang dimiliki oleh Malaysia. Yang jelas, kerjasama antara pelaku industri pariwisata lokal dengan Travel Agent Inbound Malaysia ini akan memberikan banyak keuntungan secara ekonomi. Semuanya akan menikmatinya,” lanjut Nia lagi.

Membidik pasar Timur Tengah, Indonesia berencana mengoptimalkan potensi Oman. Sebab, pergerakan pasar ini cenderung fluktuatif di rentang Januari-Mei 2019. Membuka tahun, kunjungannya positif 3.083 orang. Tapi, arus wisatawan Oman sempat terjun bebas 86 orang di Bulan Mei. Pergerakannya mulai naik 2.544 orang wistawan pada Juni 2019.

“Stabilisasi pasar harus dilakukan. Kalaupun terjadi fluktuatif, maka gapnya tidak besar. Naik-turun pasar sebenarnya bagian dari dinamika. Tapi, yang harus dijaga itu selisihnya. Kalau bisa grafiknya naik. Dan, kami sudah siapkan paket dual destinationnya, yaitu Oman-Kuala Lumpuh-Aceh. Kami optimistis, khusus pasar Oman akan terus naik hingga akhir tahun nanti,” tegas Nia.

Mendukung Tourism Hub Package, konsep aksesibilitas juga terus digosok. Apalagi, 75% wisman itu berkunjung ke nusantara melalui jalur udara. Agar semakin efektif, Kemenpar siap memberi dukungan bagi Airline yang memiliki direct flight dari originasi. Potensi ini dimiliki oleh Sri Lanka Air, Uzbek Air, Air Astana, AirAsia, hingga Oman Air.

“Selain Tourism Hub Package, aksesibilitas juga terus dikuatkan. Kemenpar siap bekerjasama dengan para maskapai tersebut. Ada banyak sekali dukungan yang akan diberikan kepada maskapai tersebut. Dengan begitu, para maskapai ini tertarik untuk mengalirkan wisman menuju Indonesia,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here