www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Kementerian Pariwisata kembali mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) handal bidang kepariwisataan. Kali ini, 44 general manager hotel yang berasal dari beberapa kota besar, lulus uji kompetensi. Atau Recognition Prior Learning (RPL). Kegiatan ini digelar 14-15 April 2018. Tempatnya di Grand Ina Hotel, Padang.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizky Handayani Mustofa mengatakan, 44 GM hotel itu berasal dari Lampung, Bandung, Batam, Jambi, Medan, Pekan Baru, Kendari, Jakarta, Padang atau Sumbar, dan Bogor. Mereka nantinya akan setara dengan S2.

“Uji kompetensi ini memiliki standard MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional). Atau, berstandard ASEAN. Mereka yang lulus bisa diperuntukan menjadi dosen vokasi bidang perhotelan, pariwisata, atau hotel,” ucap Rizky, didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Wisnubawa Taruna Jaya, Minggu (15/4).

Menurut Rizky, uji kompetensi ini adalah program terobosan Kemenpar. Sebab, Menteri Pariwisata juga menginginkan untuk mencetak SDM berstandard global. Dijelaskan Rizky, pariwisata mempunyai multiplier effect yang memberikan pengaruh yang kuat. Terlebih pada lingkungan sekitarnya dengan menjaga kearifan lokal agar memiliki nilai bagi kesejahteraan masyarakat, terlebih di era digital sekarang.

“Menpar selalu mengingatkan bahwa kalau ingin menjadi global player, maka harus menggunakan global standard. SDM kita harus berstandard global. Sekolah pariwisata kita harus berstandard global. Kurikulum kita harus berstandard global, Begitupun tenaga pengajarnya” ujar wanita yang akrab disapa Kiki itu.

Semetara itu, Wisnubawa Taruna Jaya mengambahkan, sejak awal 2017, Kemenpar sudah mendeklarasikan seluruh Perguruan Tinggi Negeri dan swasta, khususnya bidang pariwisata, sebagai perguruan tinggi vokasi. Perguruan tinggi itu berjumlah 132 buah.

“Khusus Perguruan Tinggi di bawah Kemenpar, mulai tahun ini menerapkan kurikulum 70 persen praktek dan 30 persen teori,” ujarnya.

Uji kompetensi atau RPL, dibuka secara resmi oleh Deputi BPIK yang juga hadir Ketua Komisi Pelaksanaan Sertifikasi BNSP Tatang Azrizal yang langsung memberikan paparan kepada para peserta. Serta dihadiri oleh 6 asesor.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi terus digelarnya RPL ini. Karena, akan mencetak tenaga didik handal bidang pariwisata. Menteri menyebut investasi di SDM ini paling tidak kelihatan wujudnya, tapi sangat terasa impact-nya.

“Sejak di PT Telkom saya paling komit, bahwa investasi SDM itu sangat penting untuk win the future customers. Karenanya sekolah perguruan tinggi pariwisata sudah sangat relevan,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menteri asal Banyuwangi ini berpesan, dosen vokasi pariwisata nantinya harus menggunakan standar global.

“Di kita saat ini, menggunakan regional standar yang sering disebut ASEAN MRA, Mutual Recognition Arrangement. Kompetensi selevel ASEAN. Kalau mau bersaing di level global, gunakan global standard juga,” kata Menpar Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here