ATAMBUA – Seperti daerah lain di Indonesia, Nusa Tenggara Timur kaya akan musik tradisional. Musik khas tersebut akan tersaji dalam Konser Musik Perbatasan Atambua 2019, 28-29 Juni. Venuenya di Lapangan Simpang Lima Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Event ini sangat kental dengan musik. Sebagai pengisi acara, ada Gerson Oliveira, Panglima Band (Atambua), Illumia (Kefa), Andmesh, dan Kotak.

“NTT kaya dengan lagu daerah. Ada beragam lagu daerah yang berkembang di sana. Lagu di sana unik dan indah. Wisatawan juga bisa menikmatinya saat berada di Atambua. Nuansanya pasti akan seru, apalagi alam dan budaya Atambua sangat khas,” ungkap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, Selasa (4/6).

Salah satu lagu rakyat Tanah Timor, julukan NTT, yang cukup dikenal adalah ‘Oras Loro Malirin’. Di Malaka dan Belu, lagu ini sangat tenar. ‘Oras Loro Malirin’ menjadi lagu wajib dalam setiap event penting. Lagu ini bercerita kesedihan seseorang yang ditinggal pergi merantau oleh saudara atau kekasihnya.

Beberapa penggalan lirik lagu ini, yaitu ‘Oras Loro Malirin (Waktu Senja Hari)’. ‘Teu Tanis Lakateu Tanis (Burung Merpati Menangis)’, lalu ‘Tanis Naak Nian Ina (Menangisi Induknya)’. Berikutnya, ‘Ro Sina Sae Ro Sina (Yang Terbang dengan Pesawat China)’, lirik lain ‘Nakur Mota Rua Tolu (Melintasi 2-3 Sungai)’.

Ricky menambahkan, lirik-lirik lagu rakyat NTT sangat indah.

“Lirik lagu-lagu di perbatasan Tanah Timor sangat bagus. Menyentuh sekali. Untuk itu, mari berkunjung ke KMPA 2019 episode 2. Kami mengundang masyarakat Timor Leste untuk bernyanyi bersama. Semoga ada inspirasi besar agar hidup menjadi lebih baik,” lanjut Ricky.

Selain Oras Loro Malirin, perbatasan Tanah Timor juga memiliki kidung Manumutin Torok. Ada juga lagu Olala dan Lolon Gol. Ricky mengatakan, lagu-lagu khas Tanah Timor menjadi bentuk kekayaan dan aset pariwisata yang besar. Apalagi, NTT dikaruniai alam dan budaya yang eksotis. Termasuk juga, infrasruktur yang semakin memanjakan wisatawan yang berkunjung.

“Keberadaan lagu-lagu khas NTT makin menguatkan posisinya sebagai destinasi eksotis. Kami selalu merekomendasikan Tanah Timor sebagai spot terbaik untuk liburan. Bahkan, Bagi Anda yang menikmati libur Lebaran, silahkan datang ke Tanah Timor. Semua warna alam dan budaya eksotis ada di sana,” kata Ricky lagi.

Pergerakan wisatawan di NTT kompetitif. Sepanjang tahun 2018, pergerakan wisman mencapai 85.914 orang. Jumlah tersebut naik 34,29% dari tahun sebelumnya. Angka riil kunjungan wisman pada 2017 mencapai 63.977 orang. Pergerakan wisman terbesar datang dari Timor Leste dengan jumlah dominan 83.167 orang.

“Tanah Timor ini memang luar biasa. Sangat kaya. Ada banyak sekali karya seni yang lahir di sana. Komposisinya semakin memperkaya experience yang ditawarkan kepada wisatawan. Dengan komposisi ini, kami optimistis pergerakan wisatawan akan semakin positif di sana,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik tersebut.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here