MERTAPURA – Siapa yang tak kenal Pasar Terapung Lok Baintan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel). Sebuah pasar unik yang berada di atas Sungai Martapura. Saking terkenalnya terasa tak sah jika berkunjung ke Pasar Lok Baintan kala travelling di Banjarmasin.

Termasuk juga Menteri Pariwisata Arief Yahya. Pada kunjungan kerja di Kalsel, Senin (12/8), Mempar Arief menyempatkan diri mengunjungi destinasi tersebut. Menpar dan rombongan pun turut membeli jajanan pasar, ikan asin, buah-buahan, serta souvenir dari para pedagang lokal.

“Sebagai atraksi, pasar apung ini sangat unik, semua transaksi dilakukan di atas air mengalir, di atas sungai. Dan ibu ibu pun heboh dengan jajanan pasar, ikan asin, buah-buahan, serta souvenir dari para pedagang lokal yang cara berjual belinya juga unik, di atas perahu. Ini keren,” kata Menpar Arief saat berada di Pasar Lok Baintan.

Yang hobby fotografi, Pasar Lok Baintan menjadi destinasi yang pas berburu konten yang keren. Betapa tidak deretan perahu pedagang atau jukung dengan berbagai dagangannya menjadi sebuah pemandangan yang mengasikkan.

Apalagi sebagian besar perahu pedagang di pasar ini bisa dinaiki pengunjung. Syaratnya penumpang berkenan mengikuti arah pedagang berkeliling menjajakan dagangannya.

Tak salah jika ada anggapan bahwa jika kita ingin mengetahui kepribadian suatu tempat, berkunjunglah ke pasarnya. Lok Baintan telah menjawabnya dengan geliat budaya dan kekayaan tradisional lewat pasar terapungnya. Sangat berwarna, berisik akan tetapi sangat menyenangkan.

Sebuah atraksi maupun pengalaman yang menarik untuk para pelancong. Riuh rendah teriakan penjual menjajakan dagangannya sayup terdengar makin hilang, seiring naiknya matahari pertanda hari beringsut siang. Transaksi di pasar terapung segera usai.

“Yang lebih menarik, wisatawan seperti tak pernah kehabisan atraksi di pasar apung Lok Baintan. Bahkan sarapan pun bisa dilakukan di atas perahu. Ini tentu menjadi pengalaman yang menarik dan otentik,” kata Mantan Dirut Telkom itu.

Sejarah panjang memang menyertai pasar apung ini. Pasar ini sudah berjalan sejak zaman Kesultanan Banjar hingga sekarang. Keberadaannya dicatat Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan dan menetapkan karya budaya daerah menjadi warisan budaya tak benda Indonesia.

“Di Martapura ini autentik, turun temurun, sebagai budaya lokal yang sudah berlangsung lama. Karena itu, ini bisa menjadi kekuatan Kalsel, untuk menata agar destinasinya semakin baik,” pungkas Menpar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here