www.INDONESIATRAVEL.NEWS-Gelaran Aceh Internasional Rapa’i Festival 2018 di Stadion Tunas Bangsa, Kota Lhokseumawe, Aceh, berlangsung sukses. Event yang diselenggarakan 4-7 November tersebut, juga mampu memberikan kesan positif mendalam bagi para peserta asing yang ambil bagian dalam pergelaran tersebut. 

Sejak resmi dibuka, Sabtu (5/11/2018), antusias tinggi masyarakat untuk menyaksikan pergelaran Aceh Internasional Rapa’i Festival sangatlah tinggi. Hingga acara ditutup, Rabu (7/11/2018), venue lokasi pergelaran selalu dipadati pengunjung yang datang tak hanya dari Kota Lhokseumawe.

Antusias tinggi masyarakat Aceh dan suksesnya pergelaran tersebut, melahirkan kesan positif dari Syamir Khan kontestan asal India yang juga ikut tampil memeriahkan Aceh Internasional Rapa’i Festival tersebut. Syamir bahkan melihat jika Aceh kini sudah sangat aman untuk dikunjungi. 

“Saya sangat-sangat senang dan gembira selama di Lhokseumawe. Masyarakat disini sangat baik dan juga ramah-ramah. Penuh keakraban. Untuk itu membuat kami semakin termotivasi untuk memberikan pertunjukan terbaik kepada masyarakat yang sudah banyak datang,” ungkap Syamir.

Lebih lanjut, Syamir yang bekerja di Kedutaan Besar India untuk Indonesia tersebut, juga sangat terkesan dengan seni budaya Aceh. Baik tari, musik, dan khususnya Rapa’i. Di mana menurutnya, seni budaya di Aceh ini dinilainya hampir-hampir mirip dengan yang ada dinegaranya.

“Setelah saya perhatikan, sepertinya tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kesenian di India. Saya melihat banyak kesamaan didalamnya. Untuk itu, membuat saya tak kesulitan untuk nantinya jika ingin berkolaborasi,” papar Syamir.

Tak hanya Syamir yang mengaku terkesan dengan pergelaran Aceh Internasional Rapa’i Festival 2018. Akan tetapi, hal senada juga disampaikan grup musik Debu yang menjadi salah satu bintang tamu untuk lebih memeriahkan pergelaran yang untuk kali kedua tersebut diselenggarakan. 

Tampil dengan personel lengkap dan dikomandoi Kumayl Mustafa Daood, Debu mampu tampil memukau dengan membawakan lagu-lagu hitsnya seperti Doa Cinta, Astaghfirullah, Asyik Nama Allah, dan Ampunilah Saya. Dibalik itu, Daood pun mengaku sangat terkesan dengan alat musik Rapa’i yang jadi salah khas Aceh.

“Saya bangga bisa tampil di sini. Jika suatu saat diundang lagi untuk tampil, Debu pasti akan sangat senang sekali bisa kembali ke Aceh,” papar Daood.

“Ini memang keren (alat musik Rapa’i). Apalagi nilai sejarah Rapa’i di Aceh sangat terkenal. Ini memang sangat luar biasa. Sekali lagi saya sangat senang bisa ada disini untuk memeriahkan event besar Aceh Internasional Rapa’i Festival 2018 ini,” sambung pria dengan ciri khas rambut diikat tersebut.

Sukseanya pergelaran Aceh Internasional Rapa’i Festival kali ini, juga mendapat apresiasi tinggi dari Kementrian Pariwisata (Kemenpar). Hal itu disampaikan langsung secara terpisah oleh Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional Sumatera, Iyung Masruroh. Apalagi event tersebut, juga masuk dalam Top 100 Calender of Event (CoE) Kemenpar. 

“Kami sangat berharap dari adanya Aceh Internasional Rapa’i Festival ini bisa membuat Rapa’i lebih dikenal di dunia internasional. Setelah ada beberapa kesenian Aceh yang sudah go internasional, jelas kami berharap Rapa’i juga bisa begitu,” papar Iyung.

“Untuk alat musik Rapa’i, seperti yang sudah saya sampaikan, Kemenpar tak ingin musik Rapa’i hilang ditinggal zaman. Kami ingin masyarakat Aceh terus melestarija  dan malah lebih mengembangkan lagi untuk menjadi lebih besar. Jangan sampai punah. Ini yang jadi dasar utama Aceh Internasional Rapa’i Festival 2018 dilaksanakan,” tutup Iyung. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here