www.INDONESIATRAVEL.NEWS- Batik Air resmi membuka rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi, Rabu (19/12). Di penerbangan perdana itu, seat capacitynya langsung menembus angka 100%.

Armada Airbus A320 Batik Air full seat Kursi pesawat yang berjumlah 156 penumpang tak ada yang kosong. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ikut menyambut penerbangan perdana Batik Air langsung sunringah. Begitu juga Direktur Utama Batik Air (Capt) Achmad Luthfie.

Luthfie mengatakan, Banyuwangi kini tumbuh sebagai destinasi baru. Menjadi pintu gerbang wisata dan bisnis.

“Banyuwangi dikenal dengan banyak wisata unggulan. Tumbuh dan berkembang menjadi fenomena baru pariwisata Indonesia. Ini sebuah peluang besar bagi kami. Sekaligus mendukung program pemerintah seiring pengembangan pariwisata nasional guna mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia serta wisatawan nusantara,” ujar Capt Luthfie.

Senada dengan hal tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga sangat senang menyambut kehadiran Batik Air di Banyuwangi. Hal ini semakin memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi.

“Alhamdulillah, senang sekali occupancy seat full. Ini pertanda baik bagi Batik Air serta Banyuwangi,” ujar Bupati Azwar Anas.

Memang tak dapat dipungkiri Banyuwangi kini tumbuh menjadi destinasi kelas dunia. Angka kunjungan wisatawannya meroket tajam. Sebelumnya Banyuwangi hanya dikunjungi oleh 600 ribu wisatawan domestik. Tetapi saat ini Banyuwangi telah dikunjungi hingga 4,9 juta wisatawan.

“Jumlah arus masuk wisman tumbuh 691%, ada di level 98.970 orang. Di 2010 angkanya hanya 12.500 orang. Rata-rata wisman memiliki kemampuan spending hingga Rp2,7 Juta per trip. Sedangkan Wisnus rata-rata spendingnya sekitar Rp1,543 Juta. Spending para wisatawan ini pun menghadirkan perputaran sekitar Rp7,7 Triliun per tahun,” terang Bupati Anas.

Perkembangan tersebut jelas semakin membuat perekonomian Banyuwangi pun meningkat hingga tumbuh di level 5,6%. Pertumbuhan tersebut unggul dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,53% dan unggul 0,15% dari Jawa Timur.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik 115,4%. Angka riilnya saat ini ada di Rp69,9 Triliun. Kenaikan juga dialami pendapatan perkapitanya. Angkanya ada Rp43,65 Juta pada 2018, padahal 2010 masih Rp20,8 Juta. Perkapita ini naik 109%.

Jumlah arus masuk wisman tumbuh 691%, ada di level 98.970 orang. Di 2010 angkanya hanya 12.500 orang

Rata-rata wisman memiliki kemampuan spending hingga Rp2,7 Juta per trip. Sedangkan Wisnus rata-rata spendingnya sekitar Rp1,543 Juta. Spending para wisatawan ini pun menghadirkan perputaran sekitar Rp7,7 Triliun per tahun.

“Dari pariwisata ini bisa menarik sektor lain untuk maju. Sebab, kuncinya tetap pergerakan wisatawan. Terimakasih Batik Air,” ujar Bupati Anas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sangat mendukung langkah Batik Air dalam membuka rute Jakarta – Banyuwangi. Menurut Menpar langkah Batik Air sangat tepat, pasalnya pertumbuhan penumpang udara ke Banyuwangikian meroket tajam. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, lalu melonjak lebih dari 2.300 persen menjadi 188.949 orang pada 2017.

“Disaat bersamaan juga masuk rute internasional Kuala Lumpur – Banyuwangi oleh Maskapai penerbangan Citilink. Ini membuktikan jika pertumbuhan pariwisata Banyuwangi sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan. Load factor atau tingkat keterisian penumpang juga tinggi. Dan itu didominasi oleh wisatawan” ujar Menpar Arief.

Menpar juga mengatakan peningkatan ini sudah semestinya disikapi serius industri penerbangan. Rumusnya 3S. Ada solid, speed, dan smart. Speed dibutuhkan untuk memenangkan persaingan ke depan. Sebab, kecepatan akan kalahkan pergerakan lambat. Lalu, smart berbasis digital.
“Batik Air sudah menerapkan 3S. Potensi besar Banyuwangi langsung disambarnya. Saya yakin pertumbuhan penumpang rite Jakarta – Banyuwangi akan semakin meningkat. Apalagi Banyuwangimemiliki ti

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here