MOROTAI – Festival Morotai 2019 ternyata menyimpan cerita penuh warna. Budayanya, pantai, laut, underwater, sampai masyarakatnya terlihat istimewa. Dan semuanya dibeberkan dengan gamblang oleh koreografer berlabel dunia sekelas Eko Pece. Sentuhan Eko bisa dilihat di Lapangan Sail Morotai, Maluku Utara, Selasa (6/8).

“Morotai merupakan kota yang spesial. Ada kesan mendalam terkait Morotai. Bisa ikut ke dalam Festival Morotai 2019 menjadi hal membanggakan. Apalagi Morotai memiliki banyak potensi wisata alam, sejarah dan budaya,” tutur Eko Pece, Senin (5/8).

Dalam penilaiannya, alam Morotai sangat indah. hampir setiap sudut Morotai adalah tempat yang menyenangkan.

“Kota ini adalah destinasi wisata yang harus dikunjungi. Saya tahu pasti soal ini. Sebab, selama satu ini tahun saya mengadakan riset dan penelitian tentang potensi Morotai. Selain underwater, keindahan pantainya, alamnya, sampai potensi kesenian tradisional di Morotai, ujar Eko lagi.

Menurutnya, Morotai memiliki keindahan luar biasa terutama di bawah lautnya. Perairan jernih berwarna biru tua. Biota laut yang tak terhingga, hidup di antara terumbu karang yang terawat dan bekas-bekas reruntuhan kapal.

Morotai memiliki kekayaan bawah laut, lebih dari 25 titik tempat penyelaman. Mulai dari Tanjung Wayabula, Dodola Point, Batu Layar Point, ada di sini. Ada juga Tanjung Sabatai Point, hingga Saminyamau.

Menurut Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani. Pulau Morotai adalah Surga di Timur Indonesia.

“Banyak kekayaan yang tersimpan dan bisa menjadi destinasi wisata di Morotai. Termasuk wisata sejarah dan bahari Hal ini dapat di promosikan di kancah Internasional,” ujarnya.

Rizki menambahkan, Keindahan alam Pulau Morotai tak hanya tercermin lewat bawah lautnya saja, akan tetapi ada juga di daratan.

“Hamparan pasir putih yang luas. Panorama matahari terbit dan tenggelam menjadi salah satu momen paling dinanti,” tutur wanita berhijab yang akrab disapa Kiki itu.

Morotai memang eksotis. Alam dan budayanya sangat luar biasa. Ada banyak tradisi leluhur yang masih bertahan hingga kini. Salah satunya musik tradisional khas Morotai Bambu Tada.

“Musik Bambu Tada merupakan orkestrasi musik dari instrument yang terbuat dari bambu. Dimainkan secara berkelompok, masing-masing orang memegang dua bambu yang berlainan nada, yaitu nada satu dan nada dua, yang lain nada tiga tinggi dan nada tiga rendah. Bambu Hitada dilengkapi pula oleh instrumen juk, suling serta para penyanyi sehingga menghasilkan sebuah nyanyian yang enak di dengar,” ungkap Bupati Morotai Benny Laos.

Musik Bambu Tada dikenal di Pulau Morotai dan hingga kini masih bertahan di hampir setiap desa. Selain sebagai hiburan masyarakat, musik tradisional khas Morotai ini merupakan salah satu bentuk kebersamaan warga, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa, baik pria maupun wanita.

“Festival Morotai 2019 menjadi momentum luar biasa, adanya Eko Pece dipastikan meriah. Untuk itu, silahkan datang ke Morotai dan saksikan Karya Tari Kolosal Porimori Morotai. Karya Eko Pece sebagai koreografer di Festival Morotai 2019,” tutur Ketua Tim Pelaksana CoE Esthy Reko Astuty.

Penyelenggaraan Festival Morotai 2019 langsung diapresiasi oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar menegaskan, Morotai akan menjadi paket wisata berkelas dunia.

“Silakan berkunjung ke Morotai, Maluku Utara, Destinasi wisata alam, sejarah dan tradisi, menawarkan banyak hal luar biasa dan menginspirasi,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik tersebut.(****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here