Balige – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tengah memfokuskan diri pada upaya pengembangan Geopark yang banyak tersebar di Indonesia, salah satunya adalah kaldera Toba di Danau Toba, Sumatera Utara. Koordinator Destinasi Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Wijonarko menjelaskan, sejak ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dalam Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO pada 7 Juli lalu, pemerintah telah merancang Rencana Aksi Nasional (RAN) pengembangan Geopark Indonesia yang terintegrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/ SDGS).

Dasarnya adalah pasal 21 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Geopark dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. “Pengembangan Geopark ditetapkan sebagai proyek prioritas nasional yang mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional bidang ekonomi (PN1) dan lingkungan hidup (PN6),” terang Wijonarko, Jumat (6/11/2020).

Selanjutnya, ia mengatakan, dalam rangka memetakan dan mengidentifikasi program serta kegiatan dukungan lintas kementerian/lembaga, provinsi dan kabupaten untuk Geopark Kaldera Toba

Tahun 2020-2024 pihaknya melakukan pemantauan implementasi enam rekomendasi yang ditetapkan oleh UNESCO.

Hal-hal yang dimaksudnya itu antara lain mengembangkan hubungan antara warisan geologis dan warisan teritorial lainnya seperti biotik alami, budaya, tidak berwujud melalui interpretasi, pendidikan dan wisata. “Termasuk melatih pemandu lokal, pariwisata, operator dan masyarakat setempat dan lainnya. Kemudian tentang tautan antara geologi dan ekologi, untuk diaktifkan berbagi pengetahuan dengan pengunjung,” tutur Wijonarko.

Pengembangan strategi kemitraan yang mencakup metodologi dan kriteria yang jelas untuk menjadi mitra adalah sesuatu yang juga perlu diperhatikan. Hal itu berlaku untuk akomodasi, katering, penyedia transportasi, penyedia aktivitas dan produsen produk lokal. “Lalu juga memperkuat keterlibatan dalam aktivitas Global Geopark Network dan Asia Pasifik Jaringan Geopark untuk mempromosikan nilai internasional wilayah melalui kemitraan dengan Global Geopark di bawah payung UGG,” ulas dia.

Selanjutnya adalah mengembangkan strategi pendidikan dengan bekerja dalam kemitraan dengan UGG lainnya. Meningkatkan strategi dan kegiatan pendidikan untuk memfasilitasi mitigasi bahaya alam dan perubahan iklim di sekolah-sekolah untuk populasi lokal serta memperkuat keterlibatan UGG dalam studi penelitian, konservasi dan promosi penduduk asli setempat dan budaya serta bahasa mereka.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Ria Novida Telambanua memaparkan strategi pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba berbasis Geopark yang telah disusunnya. Di antaranya adalah melakukan penataan destinasi dengan pendekatan aksesibilitas, amenitas dan atraksi di destinasi pariwisata provinsi dan kawasan strategis pariwisata provinsi serta kawasan Geopark Kaldera Toba.

“Kami juga melakukan promosi dan publikasi pariwisata melalui sistem informasi teknologi.

Pelaksanaan event promosi pariwisata Sumut berskala nasional dan internasional, mendorong peningkatan kapasitas pelaku industri dan usaha pariwisata di kawasan destinasi pariwisata, peningkatan kapasitas pelaku industri dan usaha pariwisata di kawasan destinasi pariwisata serta berbagai program lainnya,” papar Ria.

Selanjutnya, untuk menindaklanjuti rekomendasi UNESCO dalam rangka pengembangan Geopark sebagai destinasi pariwisata, selain ditujukan untuk mendorong upaya konservasi keragaman geologi, keanekaragaman hayati dan budaya, juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah melalui upaya pemberdayaan masyarakat berdasarkan pilar pengembangan Geopark yakni, konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here