NTB – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggagas kerja sama strategis promosi pariwisata Sunda Kecil. Kerja sama ini melibatkan Pemerintah Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, menjelaskan kerja sama yang melibatkan tiga provinsi tersebut sangat strategis ditinjau dari aspek geografis.

Vinsen menjelaskan, pada masa lalu, ketiga wilayah ini juga memiliki kerja sama strategis yang membuatnya disebut Sunda Kecil.

“Kemenparekraf/Baparekraf melihat kerja sama ini sangat strategis. Kalau boleh saya katakan bahwa ini adalah kerja sama antara satu mega hub dan dua destinasi super prioritas. Dari sisi geografis kerja sama ini akan memberikan sangat banyak manfaat yang luar biasa. Bukan hanya kepada industrinya, tetapi juga kepada masyarakat di ketiga provinsi ini,” tutur Vinsensius Jemadu, Kamis (1/4/2021).

Kerja sama ini dituangkan pada acara Business Ghatering Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), serta dirangkai dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Provinsi NTB dengan Pemerintah Provinsi Bali yang penandatanganannya dilaksanakan di Bali.

Menurut pria yang akrab disapa VJ tersebut, awalnya kerja sama tersebut hanya melibatkan Bali dan NTB.

Namun, VJ melihat potensi keterlibatan Provinsi NTT untuk semakin memperluas kerja sama. Ia pun berinisiatif menjalin komunikasi dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat. Beruntung Gubernur NTT sependapat mengenai kerja sama tersebut.

“Saya melihat konsep kerja sama ini dan bersyukur malam ini Bapak Gubernur NTT sudah setuju, sehingga terjalin kerja sama Bali, NTB dan NTT,” ujar VJ.

VJ menilai konsep pariwisata pasca-pandemi mesti mengedepankan kolaborasi seperti yang sering digaungkan oleh Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno. Dalam konsep kolaborasi yang dijalin Bali, NTB dan NTT, VJ menilai tak ada lagi istilah persaingan.

“Kompetisi kita tinggalkan, kita berkolaborasi dengan mengedepankan keunikan masing-masing daerah. Kebetulan Tuhan memberikan berkah yang luar biasa kepada Bali, NTB dan kepada NTT,” papar VJ.

Koordinator Pemasaran Regional 1 Area 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat, menambahkan jika konsep pariwisata pasca-pandemi Covid-19 memiliki tiga kata kunci, yakni kolaborasi, inovasi dan adaptasi.

Di mata Taufik, kerja sama tiga Provinsi dalam konteks pariwisata merepresentasikan ketiga hal tersebut.

“Kerja sama ketiga Provinsi ini merepresentasikan tiga hal yaitu kolaborasi, inovasi dan adaptasi. Saya melihat kerja sama Bali, NTB dan NTT ini menjadi kejutan yang baik sekali ke depannya bagi perkembangan pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Di sisi lain, dalam konteks promosi digital Kemenparekraf sudah meluncurkan aplikasi ‘Go Mandalika’ yang bisa dikolaborasikan dengan Bali dan NTT.

“Platform pemasaran promosi destinasi-destinasi di NTB ini nanti bisa digabung dengan NTT atau Bali. Ini sangat menarik dengan content-nya masing-masing. Kalau butuh content yang mencakup destinasi bisa minta ke kami. Kami punya Direktorat Komunikasi Pemasaran (Markom) yang sudah siap dengan bahan-bahannya. Nanti apa yang bisa diisi di ‘Go Mandalika’ bisa diminta bahannya,” papar Taufik.

Ia melanjutkan, saat ini wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata tak hanya single destination, tapi juga bisa twin’s destination bahkan triple destination.

“Ini akan menambah perbendaharaan, kekayaan yang bisa dinikmati. Paket-paketnya lebih menarik. Bersaing pasti, tidak bisa diragukan lagi. Pasti banyak yang dicari oleh semua wisatawan nanti ke depannya. Dan nanti ada atraksi MotoGP yang bisa menarik ratusan ribu wisatawan domestik maupun internasional,” ujar Taufik.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah, Lendek Jayadi Sudharma, menilai momentum ini merupakan media konektivitas antar-destinasi.

“Bagaimana pariwisata ini kita akan bangkit melalui kerja sama. Tanpa kebersamaan hal yang sangat sulit untuk kebangkitan yang kita harapkan bersama. Tentu setelah MoU ini tidak sampai di sini saja. Kita juga harus melakukan aksi yang cepat untuk menindaklanjuti dengan kerja, kerja dan kerja bersama,” tutur dia.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here