www.INDONESIATRAVEL.NEWS-Pameran pariwisata terbesar di dunia “Internationale Tourismus Borse” (ITB) Berlin, akan berlangsung hingga Minggu (11/3). Namun Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sudah menyiapkan Sales Mission, sebagai bagian dari post-event ITB Berlin 2018

Sales Mission ini bekerjasama dengan BPPD Badung. Rencananya, kegiatan tersebut akan dihelat di tiga kota besar di Jerman. Yakni di Berlin 9 Maret, Munich 12 Maret, dan Frankfurt 13 Maret.

Kegiatan Sales Mission meliputi presentation, table top meeting, distribusi bahan promosi, dan jamuan makan dan akan mempertemukan 12 industri pariwisata dari Indonesia.

“Industri pariwisata itu berasal dari Bali, Sumatera dan Sulawesi. Dengan kurang lebih 60 industri lokal. Sebagian besar terdiri dari tour operator, serta dari airlines (Singapore Airlines). Semua pihak akan bertukar kontak dan rencana kerjasama. Tentu saja untuk menarik semakin banyak wisman Jerman ke Indonesia,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, Jumat (9/3).

Dijelaskan Nia, Jerman masuk dalam 5 besar Eropa yang wisatawannya berkunjung ke Indonesia. Pada tahun 2017, Jerman menyumbang 260.586 wisman ke Indonesia, meningkat dari tahun 2016 sebanyak 231.694 wisman dan tahun 2015 sebanyak 197.937 wisman.

“Kegiatan ini juga sebagai promosi program Visit Wonderful Indonesia (ViWI 2018). Dan juga sebagai upaya untuk mendorong usaha pencapaian target 20 juta wisman, tahun 2019,” tambah wanita berkerudung ini.

ViWI 2018 merupakan program yang diinisiasi oleh industri (tour operator, travel agent, hotel, transportasi, taman hiburan, dll), melalui asosiasi-asosiasi yang terhubung dengan sektor pariwisata Indonesia. ViWI 2018 menetapkan tiga program utama yaitu Hot Deals, Colors of Indonesia dan Digital Destination.

“Hot Deals adalah paket yang ditawarkan saat low season, dengan paket bundling yang memiliki komponen transportasi di sektor domestik. Colors of Indonesia adalah paket yang berlaku untuk event saat low season. Dan Digital Destination merupakan destinasi pariwisata secara kreatif dan instagramable dengan menampilkan objek gambar untuk memberikan feeds di media sosial,” papar Nia.

Selain menggenjot program ViWI 2018, lanjut Nia, Kemenpar juga fokus strategi customer-centric strategy. Sebab, selama dua tahun terakhir Kemenpar fokus membangun branding Wonderful Indonesia dan berhasil meningkatkan ranking Indonesia ke-42 (TTCI 2017),” tutur NIa.

Sebelum melaksanakan Sales Mission ini, Kemenpar juga sudah melakukan langkah strategis dalam mempromosikan Wonderful Indonesia saat ITB Berlin berlangsung.

Yaitu dengan pemasangan brand Wonderful Indonesia di bus yang beroperasi di Berlin. Bus branding Wonderful Indonesia ini melewati rute Tauentzienstraβe Checkpoint Charlie, Lustgarten, East Side Gallery, Strausberger Platz, Mauerpark, Hauptbahnhof, Brandenburg Tor, Siegessäule.

Brand Wonderful Indonesia akan terpasang sampai April 2018. Bus ini di-wrapping juga dengan gambar Bali, Borobudur, Raja Ampat, dan keindahan bawah laut Pulau Komodo dengan ukuran jumbo.

“Dengan mem-branding bus-bus itu, semua mata di Berlin bakal memperhatikan Indonesia. Mumpung semua pelaku bisnis pariwisata dari 187 negara, dari 5 benua, 10.000 exhibitors, 1.000 buyers top dunia, 26.000 pengunjung konvensi, 120.000 trade visitors kumpul di Berlin, maka ini timing yang pas untuk menaikkan selling sekaligus branding Wonderful Indonesia di komunitas pariwisata dunia,” terang Nia.

Menteri Pariwisata menjelaskan, dari sekian banyak turis yang datang ke Indonesia, wisman asal Jerman adalah yang paling berkelas. Mereka lebih lama menetap dan lebih banyak menghabiskan banyak uang.

“Total kunjungan wisatawan mancanegara yang membelanjakan dollar di Indonesia tercatat lebih dari 8 juta orang, atau tumbuh sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya. Dari sekian banyak wisman, ternyata wisatawan Jerman adalah yang paling berkelas,” kata Menpar Arief Yahya.

Pria asal Banyuwangi ini menambahkan, wisatawan Jerman yang berkunjung ke Indonesia sepanjang 2017 tercatat ada 260.586 rata-rata adalah quality tourist yang selalu paling besar dalam membelanjakan uangnya di Indonesia.

“Wisatawan Jerman membelanjakan uangnya lebih banyak, yaitu sekitar USD 2.240 atau sekitar Rp 21,7 juta per kunjungan. Tak hanya itu, mereka memiliki masa tinggal lebih lama rata-rata selama 2 pekan daripada wisatawan lainnya,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here