JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberikan dukungan untuk kegiatan Grand Kampoeng Minangkabau Festival, Kuala Lumpur. Event tersebut akan digelar 27-28 April 2019 di Muzium Negara – Jabatan Muzium Malaysia, Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Grand Kampoeng Minangkabau Festival adalah hasil kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, VITO Malaysia dan Stakeholders pariwisata baik di Indonesia dan di Malaysia.

Tema yang diangkat adalah “The Food Diplomacy”. Peserta yang ikut pada kegiatan ini adalah 2 (dua) agen lokal dari Malaysia dan 1 (satu) dari Sumatera Barat.

“Kegiatan ini menjadi penting mengingat Indonesia dan Malaysia merupakan kedua Negara yang memiliki kedekatan baik secara geografis maupun hubungan internasional,” ujar Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung, Jumat (26/4).

Strategi Kemenpar dalam Festival Kampoeng Minangkabau ini adalah dengan mempromosikan destinasi Sumatera Barat. Selain itu, juga memperkenalkan destinasi lain.

“Terutama 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, yang bertujuan juga untuk mendukung program prioritas Bappenas Tahun 2019,” kata Adella.

Selain promosi dan selling destinasi wisata, lanjut Adella, konektivitas juga merupakan hal penting. Karena akses tersebut mempermudah wisman asal Malaysia berkunjung ke Indonesia.

“Survei pasar menunjukkan minat wisman asal Malaysia yang tertarik berkunjung ke Indonesia untuk menikmati wisata belanja dan kuliner,” sebutnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan awareness terhadap pariwisata Indonesia meningkat. Malaysia merupakan fokus pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia yang menduduki peringkat ke-2 setelah Tiongkok.

Berdasarkan realisasi wisman pada tahun 2018, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2.501.594 (meningkat 17,9% dibandingkan tahun 2017 sebesar 2.121.888).

“Sedangkan untuk di tahun 2019, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 2.900.000 kunjungan wisatawan, sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini,” tuturnya.

Dijelaskannya, Sumatera Barat merupakan salah satu destinasi utama Wisata Halal di Indonesia selain Aceh, Jakarta, Jawa Barat (Puncak – Bandung), Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (Lombok), dan Bali.

“Destinasi yang terkenal muslim friendly ini memiliki beragam pilihan atraksi yang menarik bagi wisman Malaysia. Karena banyak menawarkan tempat-tempat shopping dengan harga yang murah, serta pilihan kuliner yang sangat menggugah selera,” terangnya.

Selain itu, keberadaan Bukittinggi dengan hawanya yang sejuk juga merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisman Malaysia. Disamping shopping dan kuliner, Sumatera Barat juga merupakan destinasi tujuan surfing kelas dunia.

“Hal ini perlu lebih dipromosikan mengingat banyak warga Malaysia dan turis-turis mancanegara yang berada di wilayah Kuala Lumpur (Selangor) yang belajar Surfing pada salah satu wisata taman buatan yang ada di sana,” pungkasnya.

Diketahui, Kemenpar menargetkan pencapaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini sebesar 20 juta wisman. Dengan perolehan devisa sebesar US $20 miliar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, kunjungan wisman ke Indonesia selama 2018 terbanyak dari Malaysia mencapai 2,50 juta (15,83 persen) dari total kunjungan. Malaysia berada di urutan teratas menggeser posisi wisman dari Tiongkok sebanyak 2,14 juta (13,52 persen).

Sementara, lima negara penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia pada 2018 adalah Malaysia sebanyak 2,50 juta kunjungan (15,83 persen), Tiongkok 2,14 juta (13,52 persen), Singapura 1,77 juta (11,19 persen), Timor Leste 1,76 juta (11,15 persen), dan Australia 1,30 juta (8,23 persen) wisatawan.

“Malaysia memiliki kedekatan kultural/emosional dengan masyarakat di Tanah Air sehingga lebih mudah didatangkan,” ujar Menpar Arief Yahya.

Selain itu, Kemenpar juga menerapkan program tourism hub menjadi strategi layaknya menjaring di kolam tetangga yang sudah banyak ikannya.

“Maksudnya, wisman yang sudah berada di hub regional seperti Singapura dan Kuala Lumpur ditarik untuk melanjutkan berlibur ke Indonesia,” pungkas Menpar Arief Yahya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here