www.INDONESIATRAVEL.NEWS, MALANG – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Masyarakat (SDM) pariwisata. Termasuk lewat Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pengembangan Kawasan Wisata. Kegiatan ini diadakan di Harris Convention, Malang, Jawa Timur, 31 Januari 2019.

Bimtek diikuti para pejabat dan staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten dan Kota Malang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu, SKPD Kabupaten dan Kota Malang, Asosiasi, HIPMI dan instansi terkait.

Tampil sebagai narasumber antara lain Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Alexander Reyaan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, Ketua Tim Percepatan Kawasan Ekonomi Khusus Kemenpar Azwir Maloon dan Tenaga Ahli dari ITB Bandung Yani Adriani.

Alexander Reyaan mengatakan, kegiatan ini merupakan sosialisasi tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu. Pedoman ini memuat acuan dan arahan bagi berbagai pihak.

“Khususnya Usaha Kawasan Pariwisata, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam perencanaan, pembangunan, pengelolaan serta pembinaan dan pengawasan kawasan pariwisata terpadu sesuai karakteristik potensi dan fungsi kawasan,” jelas Alexander Reyaan didampingi Kepala Bidang Wisata Buatan Hidayat.

Dijelaskannya, konsep Kawasan Pariwisata Terpadu adalah kawasan yang dibangun khusus untuk tujuan pariwisata. Yakni dengan memadukan pembangunan dan pengelolaan daya tarik wisata, fasilitas pariwisata dan fasilitas ekonomi lainnya di dalam satu kawasan sebagai sebuah destinasi pariwisata.

“Pariwisata terbukti telah mengangkat kehidupan masyarakat serta mampu menggerakan roda perekonomian di segala lapisan masyarakat. Sekaligus mendorong pertumbuhan pembangunan dan pengembangan wilayah,” kata Alexander Reyaan.

Alexander Reyaan menyebut, ada beberapa kawasan pariwisata terpadu yang menghasilkan dampak ekonomi besar terutama dalam menampung kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Di antaranya kawasan Nusa Dua Bali, Tanjung Lesung, Kawasan Lagoi Bintan, Taman Impian Jaya Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah.

“Terget pemerintah untuk mendatangkan jumlah kunjungan wisman sebesar 20 juta dan devisa sebesar USD 200 milliar pada tahun 2019. Maka pengembangan kawasan pariwisata terpadu menjadi solusi diversifikasi produk wisata buatan yang diharapkan mampu menyumbang sebesar 5% dari total jumlah kunjungan wisman,” pungkasnya.

Sedangkan Kabid Wisata Buatan Hidayat menambahkan, pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu membutuhkan komitmen dari setiap pemangku kepentingan. Terutama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pembangunannya.

“Kawasan Pariwisata Terpadu yang berkualitas akan memberikan manfaat positif bagi pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Kedepannya diharapkan Kota Malang bisa membangun kawasan pariwisata terpadu,” kata Hidayat.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kawasan pariwisata terpadu perlu pendekatan budaya dalam membangun infrastruktur di kawasan-kawasan wisata. Misalnya dengan menggunakan gaya arsitektur daerah setempat, serta pentingnya melatih sumber daya manusia lokal agar menjadi tamu yang baik dan ramah bagi para pendatang.

“Dilihat dari sudut pandang pengembangan pariwisata, kawasan Kota Malang memiliki banyak daya tarik dan potensi untuk dapat dikembangkan. Nilai Positifnya adalah kawasan tersebut dapat menjadi alternatif baru daerah tujuan wisata yang selama ini masih terpusat di kawasan Bromo,” ujar Menpar Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here