PALEMBANG – Di Nusantara, Sriwijaya adalah kerajaan besar. Kerajaan yang pernah menemui masa keemasan. Kehebatan tersebut akan direfleksikan kembali. Tepatnya melalui Festival Sriwijaya XVIII 2019. Event ini akan dihelat 16-22 Juni di Palembang, Sumatera Selatan.

Festival Sriwijaya XVIII 2019 akan berisikan beragam budaya dengan sentuhan ornamen Sriwijaya. Ada 18 daerah kabupaten dan kota yang terlibat dalam festival tersebut. Beberapa berasal dari luar Sumatera Selatan (Sumsel). Terdiri dari 17 peserta dari Sumsel, dan 1 peserta asal Kota Metro, Lampung.

Event ini akan digelar di 3 venue. Ada Benteng Kuto Besak Palembang, Taman Budaya Sriwijaya, dan Ruang Sapta Pesona Disbudpar Sumsel.

“Festival Sriwijaya merupakan event besar. Event yang mengangkat kembali kebesaran Kerajaan Sriwijaya. Pada masanya, Sriwijaya memiliki kekuasaan luas hingga Semenanjung Malaya, Thailand, dan Kamboja. Kini kebesaran Sriwijaya ditampilkan lagi melalui warna budayanya,” ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuty, Sabtu (1/6).

Event ini akan dibuka Minggu (16/6). Sehari berikutnya, giliran daerah tersebut yang akan menampilkan budayanya. Ada Pagelaran Budaya Kota Metro Lampung, Musi Banyuasin, Lubuk Linggau, hingga Ogan Ilir.

“Festival Sriwijaya memungkinkan daerah di Sumsel menampilkan keeksotisan budayanya. Hal ini tentu menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Melalui festival tersebut juga, daerah tersebut mendapat porsi promosi yang sama. Kami optimistis, setelah penyelenggaraan festival selesai, sebaran pergerakan dari wisatawan semakin merata,” terang Esthy lagi.

Selain penampilan budaya, Festival Sriwijaya juga dilengkapi kegiatan lain, seperti Parade Sastra. Untuk urusan ini, Sriwijaya memiliki beragam karya sastra luar biasa. Mayoritas karya sastra ini berbentuk prasasti. Tapi, ada 1 yang berbentuk kitab. Karya yang dibukukan adalah Kitab Pramanavartika karya Dharma Kirti. Untuk prasastinya, ada Kota Kapur, Ligor, juga Palas Pasemah.

“Sumsel situs besar budaya. Setiap daerah di sana memiliki kekhasan dan keunikannya masing-masing. Kekuatan ini membuktikan bila Sumsel merupakan destinasi wisata luar biasa. Cermin dari kekayaan itu bisa dilihat secara utuh melalui Festival Sriwijaya,” jelas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Festival Sriwijaya juga diwarnai pementasan kesenian. Ada Pementasan Lenggang Palembang hingga Pementasan Kesenian Tradisional Dulmuluk. Kemeriahannya direfleksikan melalui Fashion Carnaval ‘Dari Masa ke Masa’. Festival Sriwijaya mementaskan Musikalisasi Puisi, Keroncong Musyawarah, dan Penampilan Musik Etnik ‘Rejung Pesirah’.

Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menilai Festival Sriwijaya sangat layak disaksikan.

“Karena, ada banyak experience yang didapatkan wisatawan bila berada di sana. Untuk itu, Festival Sriwijaya jangan sampai terlewatkan. Mumpung masih ada waktu, segera mulai atur perjalanan menuju Palembang,” tegas Dessy.

Menariknya, event ini juga menggelar Focus Group Discussion (FGD). Semuanya memakai budaya sebagai genrenya. Ada FGD ‘Strategi Pemasaran Karya Seni’, FGD ‘Teater Tradisi’, dan FGD ‘Manajemen Seni dan Sanggar’. Festival juga menggelar Lomba Lukis dan Mewarnai, Pameran Hasil Fotografi, hingga konsep Sport Torism ala FORMI Sumsel.

“Festival Sriwijaya digelar lebih menarik tahun ini. Ada banyak warna budaya yang ditampilkan. Event juga mengekplorasi berbagai sisinya melalui FGD. Dengan karakternya, festival tersebut akan menaikan arus kunjungan wisatawan ke Sumsel. Sebab, potensi besar dimiliki Sumsel. Selain atraksinya, amenitas dan aksesibilitas di sana juga bagus,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here