www.INDONESIATRAVEL.NEWS, JAKARTA – Provinsi DKI Jakarta sangat berpotensi mengembangkan wisata halal. Sebab, wisata ini memiliki value ekonomi tinggi. Marketnya terus tumbuh, spendingnya juga menjanjikan. Terlebih, Jakarta juga masuk dalam 10 Destinasi Prioritas Pengembangan Pariwisata Halal.

Selain Jakarta 10 Destinasi Prioritas Pengembangan Pariwisata Halal juga berisi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan. Juga Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Wisata halal sedang menjadi tren global. Sebab, pertumbuhannya pesat. Indonesia masuk 4 besar destinasi wisata halal global. Dan diprediksi akan terus berkembang. Sebab, Indonesia memiliki halal travel, halal food, dan halal fashion. Jakarta diharapkan mampu memanfaatkan tren ini.

“Jakarta punya potensi besar. Sudah saatnya mengoptimalkan potensi pariwisatanya. Wisata halal harus dikembangkan karena bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Jakarta,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Trisno Nugroho, kemarin.

Dijelaskan Trisno, kontribusi wisata halal cukup besar bagi devisa. Sebab, wisata ini bisa mengoptimakan income dari aktivitas transaksi belanja. Arus wisatawannya juga besar.

Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan mengutarakan hal yang sama.

“Jakarta memiliki semuanya. Aspek 3A-nya luar biasa. Atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya yang terbaik. Melihat potensinya, Jakarta bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dari daerah lain. Apalagi, Indonesia memiliki profil wisata halal yang sangat bagus,” kata Riyanto.

Mengacu Mastercard Crescent Rating-Global Muslim Travel Index (GMTI), Indonesia dan Uni Emirat Arab berada di strip 2. Skornya masing-masing 72. Skor Indonesia hanya terpaut 9 dari Malaysia. Jumlah negara member GMTI mencapai 130. Memiliki pondasi kuat, Indonesia membidik posisi teratas di tahun 2019 ini.

“Pasar global wisata halal juga tetap tumbuh. Progresnya secara umum menjanjikan. Pasar besar ini tentu harus direbut Indonesia. Salah satu wilayah yang potensial adalah Jakarta. Mereka harus lebih optimal lagi memanfaatkan potensi dan momentum. Aliran wisatawan muslim dunia juga bagus. Tumbuh besar,” tutur Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.

Pertumbuhan wisatawan signifikan terjadi di wisata halal. Pada tahun 2000, wisata halal punya potensi 25 Juta wisatawan muslim. Posturnya naik signifikan 424% pada 2017 silam. Angka riilnya ada diangka 131 Juta wisatawan muslim. Jumlah pertumbuhan wisatawan muslin di 2017 ini naik 8,3% dari 2016. Dan, ledakannya diperkirakan akan berada di angka 156 Juta orang pada 2020.

“Pergerakan wisata halal ini bagus. Angka-angkanya juga menggiurkan. Daerah harus lebih peka lagi menangkap potensi ini. NTB sudah membuktikannya. Dan, Jakarta memang harus mengoptimalkan lagi potensi besar wisata halal. Semua prasyarat terbaik wisata halal juga dimiliki Jakarta,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here