JAKARTA – Satu keping mata uang itu, yang satu gambar, yang satu angka. Keduanya tak bisa dipisahkan. Keduanya terus menyatu ke mana pun pergi dan dibawa oleh siapapun. Mirip dengan infrstruktur dan pariwisata, dua pasang yang tidak terpisahkan.

Infrastruktur itu dibangun jika ada leading sectornya. Pariwisata adalah satu dari tiga leading sector yang sudah tahun ke-5 ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai sector prioritas. Selain pertanian dan perikanan. “Ini baru pertama, Presiden Republik Indonesia yang concern dan konkret menjadikan pariwisata sebagai leading sector, “ ungkap Didien Junaedy Ketua GIPI, Gabungan Indusri Pariwisata Indonesia.
“Banyak infrastruktur yang nyambung dengan destinasi wisata, yang dieksekusi selama Pak Presiden Jokowi. Saya mengalami semua presiden di tanah air, baru kali ini dapat kepala negara yang spiritnya pariwisata. Baru kali ini juga punya Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang paham makro dan detail di mikro, jago marketing, dan punya pengalaman panjang di korporasi,” jelas Didien.

Statemen Didien Junaedy itu nyambung dengan apa yang disampaikan Menpar Arief Yahya saat meresmikan Saloka Theme Park, di Tuntang, Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Sabtu 22 Juni 2019 lalu. “Potensi Saloka ini sangat kuat, karena marketinya besar. Semarang kurang dari 1 jam, salatiga 20 menit, Solo dan Jogja juga masih kurang dari 2 jam, via tol yang sudah menambung semua kota dengan bagus,” ungkap Menpar Arief Yahya, yang pernah dinobatkan sebagai Marketeer of The Year 2013 oleh MarkPlus Inc.

Infrastruktur akan memudahkan orang untuk bergerak. Pergerakan orang, selalu diikuti dengan pergerakan barang dan jasa, juga pergerakan uang. Pariwisata adalah pergerakan orang, dari satu kota ke kota, dari satu negara ke negara lain, dari satu titik ke titik lain. “Maka ketika Pak Jokowi memutuskan membangun infrastruktur, di situlah pariwisata juga start bergerak,” ungkap Arief Yahya.

Infrastruktur itu bukan hanya jalan tol, tetapi juga bandara yang apron diperpanjang dan diperlebar, terminal dinaikkan kapasitasnya, fasilitas pendukung bandara juga dilengkapi. Pembangunan fasilitas pelabuhan untuk cruise dan penyeberangan juga semakin mudah, murah, dan cepat membuka akses ke destinasi wisata.

“Terima kasih, selama ini Kementerian PU PR, Kementerian Perhubungan, dan banyak lembaga lain terus mensupport kebutuhan infrastruktur untuk mendukung Pariwisata. Saat #PesonaMudik2019, tradisi pulang kampong di H-7 sampai H+5 Lebaran berlangsung lancar,” ungkap Menpar Arief Yahya, yang Mantan Dirut PT Telkom ini.

Itulah yang membuat program #MudikPenuhPesona Kemenpar berlangsung lancar, happy, menyenangkan para pemudik. Selain menyediakan informasi terupdate soal 10 Top Destinasi, 10 Top Kuliner, dan 10 Top Events selama libur Lebaran, agar menjadi referensi setiap mudikers yang berwisata di kampong halamannya saja. “Bahkan Lomba Instagram foto semula kita targetkan 10.000 bisa tembus di angka 34 ribu lebih,” tutur lulusan ITB Bandung, Surrey University UK, dan Program Doktor Unpad itu.

Presiden Joko Widodo berkali-kali berpesan agar tol trans Jawa yang sudah selesai dibangun itu segera disambung ke setiap destinasi wisata di daerah. Infrastrukturnya nyambung, dan bisa ramai. Pembangunan infrastruktur itu sangat masif. Tol Trans Jawa sepanjang 1.167 km itu menghidupkan masing-masing daerah sebelum sampai ke Jakarta.
Rencananya, program Tol Trans Jawa ini akan berlanjut hingga Banyuwangi. Jalan tol ini pun terintegrasi dengan berbagai bandara hingga pelabuhan di Pulau Jawa, dan destinasi wisata yang ada. Presiden Jokowi juga makin gencar mempromosikan pariwisata dengan dukungan infrastrukturnya. Berkali-kali Jokowi mempromosikan pariwisata melalui akun @jokowi media social.

“Ke mana kalian berlibur di akhir tahun ini? Saya mengajak kita semua menikmati liburan di dalam negeri. Kalian yang di Pulau Jawa, misalnya, bisa bepergian antar kota dengan leluasa. Dari Jakarta ke Semarang, sampai Surabaya, misalnya, kini punya banyak pilihan rute, mulai jalur pantai selatan, pantai utara, atau lintas tengah,” ujar Jokowi di akun instagram @jokowi beberapa waktu lalu.

REPUTASI WONDERFUL INDONESIA
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terus meningkat empat tahun berturut-turut. Pada 2018, wisman 15,8 juta nyaris 16 juta. Tahun 2017, wisman tercatat 14 juta orang, naik 21,88 persen dari tahun 2016 yang berada dikisaran 12 juta wisman.
Selama 2016, Wonderful Indonesia menerima 46 penghargaan pada berbagai event di 22 negara. Lalu, 2017, Wonderful Indonesia menerima 27 penghargaan pada berbagai event di 13 negara. Dan tahun 2018, Wonderful Indonesia masih konsisten menerima
66 penghargaan pada berbagai event di 15 negara. Bahkan, hingga Maret 2019, Wonderful Indonesia menerima 11 penghargaan pada berbagai event di 6 negara.

Berbagai prestasi juga diraih Kemenpar, seperti The Best Ministry Of Tourism level Asia Pasifik di ajang TTG Travel Awards 2018 dan The Best Marketing Minister Tourism of ASEAN dari Philip Kotler, seorang suhu marketing kelas dunia.

Perkembangan luar biasa juga terjadi pada pariwisata Indonesia. Dari tidak berperingkat, kini branding Wonderful Indonesia peringkatnya menduduki posisi ke-47 dunia.

Prestasi juga terlihat dalam daya saing pariwisata Indonesia atau The Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI). Dari 2015 yang berada di peringkat 70, melesat naik ke peringkat 50, dan meningkat lagi di posisi 42 pada 2017. Bahkan The World Travel & Tourism Council (WTTC) menempatkan pariwisata Indonesia dalam 10 besar dunia, tepatnya peringkat ke-9.

Hasilnya penerimaan devisa dari pariwisata pun meroket tajam. Pada 2016, devisa pariwisata mencapai US$ 13,5 miliar per tahun. Hanya kalah dari minyak sawit mentah (CPO) sebesar US$ 15,9 miliar per tahun. Padahal pada 2015 lalu, pariwisata masih ada di peringkat keempat sebagai sektor penyumbang devisa terbesar.

Tahun 2017, sumbangan devisa dari sektor pariwisata melesat menjadi sekitar US$ 16,8 miliar. Pada 2018, perolehan devisa pariwisata diproyeksikan sebesar 17,6 miliar dollar AS. Dengan perhitungan capaian 16,2 juta wisman dikalikan aspa (avarage spending per-arrival) atau rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar 1.100 dollar AS per wisatawan manacanegara.

“Sektor pariwisata diproyeksikan mampu menjadi penyumbang devisa nomer 1 di tahun 2019, produk domestik bruto sebesar 15 persen. Yang artinya menghasilkan sekitar Rp 280 triliun bagi devisa negara. Serta, dapat menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019. Dan mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh negeri ini,” aku Menpar Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here