BALI – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) di Gua Lawah Klungkung Bali, 17-18 Oktober 2020 sebagai upaya memasuki masa adaptasi kebiasaan baru.

Sekitar 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dilibatkan untuk turut serta melakukan bersih-bersih, serta penyemprotan disinfektan pada lokasi destinasi. Semua kegiatan ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Dalam kegiatan BISA ini, Kemenparekraf/Baparekraf memberikan peralatan kebersihan dan perlengkapan pendukung lainnya seperti wastafel dan tempat sampah, thermogun, faceshield, alat pemotong rumput dan disinfektan.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini untuk merespon kebiasaan baru dari para wisatawan yang ingin datang ke destinasi itu bersih, indah, sehat lestari dan aman

“Dengan adanya kegiatan bersih-bersih ini nantinya bisa semakin menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan terutama di tempat Destinasi Wisata,” katanya.

Kemenparekraf, lanjutnya, juga sedang menyiapkan pedoman bagaimana mengelola sebuah destinasi. Ada empat variabel yang digunakan untuk menata destinasi.

“Yang pertama to see, harus mampu melihat dan menunjukkan mana daya tarik destinasi tersebut. Selain melihat, ada sesuatu yang akan dikerjakan (to do), apa yang bisa dipelajari (to learn) dan apa yang bisa kita jual dan dibeli oleh wisatawan (to buy),” lanjutnya

Setelah kita meng-eksplore produk wisata, seperti contoh di Bali, dari hasil penelusuran, daya tarik ada di sektor pertanian dan budaya. “Pandemi Covid-19 ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, jangan kita melupakan produk unggulan yang ada di destinasi wisata Bali, yaitu sektor pertanian dan budaya,”ujarnya

Bupati Klungkung , I Nyoman Suwirta mengatakan kegiatan ini sebagai bagian dari sapta pesona yang mendukung destinasi wisata yang ada di Kabupaten Klungkung khususnya Pura Goa Lawah. “Masalah di Klungkung ini menyangkut masalah sampah yang masih banyak disekitar destinasi wisata. Tapi kita berupaya terus untuk melakukan inovasi dan membenahi masalah itu,” jelasnya

Suwirta pun memperkenalkan inovasi program Pemkab Klungkung yakni TOSS Center yang nantinya tempat itu bisa terintegrasi dan juga bisa menjadi tempat wisata.

“Saya juga mempromosikan Gema Tansaplas (Gerakan Masyarakat Puputan Sampah Plastik),” katanya.

Menurut Bupati, pariwisata tidak bisa lepas dari kebersihan dan keindahan, oleh sebab itu apa yang dilakukan hari ini bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat khususnya kesadaran untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah.

“Mari jadikan kegiatan ini sebagai bentuk kesadaran betapa pentingnya menjaga kebersihan itu dengan tetap selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” ujar Bupati Suwirta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menyampaikan bahwa wisata di Bali menganut 3 filosofi Tri Hita Karana

“Masyarakat Bali sangat mencintai alam, alam diperlakukan seperti bernyawa/hidup, sangat memanusiakan alam, sehingga kebersihan destinasi wisata menjadi salah satu cara untuk menghormati alam. Momentum Gerakan BISA ini sangat sesuai dengan implementasi filosofi Tri Hita Karana ini, membiasakan diri agar lingkungan wisata kita ini Bersih, Indah, Sehat dan Aman,” ungkapnya

Pura Gua Lawah sendiri berwujud sebuah gua alam yang dikelilingi beberapa bangunan pelinggih. Statusnya sebagai satu dari sembilan pura penyangga mata angin atau Pura Kahyangan Padma Bhuwana menjadikan pura yang terletak di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, ini salah satu pura terpenting bagi masyarakat Bali. Pura Gua Lawah dalam kepercayaan Hindu Bali diposisikan sebagai Pura penyangga arah tenggara (gneya) dari daratan Bali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here