Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kembali menggelar Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dua Destinasi yang dipilih adalah Candi Prambanan (23-24 Oktober 2020) dan Pantai Goa Cemara (24-25 Oktober 2020)

Koordinator Hubungan Antar Lembaga Dalam Negeri Kemenparekraf , Nurwan Hadiyono dalam sambutannya mengatakan Gerakan BISA ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi COVID-19 melanda, juga mampu mengembalikan kepercayaan wisatawan akan keamanan destinasi wisata DIY untuk dikunjungi.

“Pandemi ini memberikan efek besar pada seluruh rantai nilai pariwisata. Dipastikan tren pariwisata dunia pun berubah seiring isu kesehatan, kebersihan, serta keamanan dan keselamatan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan,” katanya.

Ditambahkannya, pelaku pariwisata sangat terdampak,Kemenparekraf berusaha bagaimana menggalakkan atau memotivasi para pelaku pariwisata. “Gerakan BISA ini merupakan adaptasi baru destinasi wisata yang terdampak akibat pandemi Covid-19 ini,” tambahnya

Dalam kegiatan ini,Kemenparekraf/Baparekraf mendedikasikan alat angkut sampah, wastafel untuk cuci tangan, thcermogun, alat untuk pengecatan dan sejumlah alat kebersihan lainnya

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo mengapresiasi Gerakan BISA yang digulirkan kembali di wilayahnya

“Destinasi wisata yang sangat terkenal ini, nantinya jadi semakin bersih,sehat,indah dan aman tentunya. Ini kesekian kalinya program padat karya dalam bentuk gerakan BISA ini. Hampir setiap minggu ada dan sangat terbantu karena gerakan ini dapat meng-akselerasi sebuah destinasi. Dorongan untuk gotong royong dan menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih baik,” paparnya

Saat ini, Pemerintah Daerah telah membuka sektor pariwisata secara bertahap dengan protokol kesehatan yang ketat. Pembukaan sektor pariwisata ini harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab dan mengutamakan kesehatan, kebersihan, keselamatan, dan keamanan

“Dengan mengikutsertakan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan, daerah menyiapkan destinasi pariwisata untuk menyambut wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya

Sementara, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setiyono mengharapkan semua stakeholder mempunyai kesamaan visi, bagaimana menciptakan sektor pariwisata yang aman

“Mendorong kampanye ready for save tourism, bagaimana seluruh destinasi mempersiapkan protokol kesehatan dan memastikan destinasi yang aman, sehat dan ramah lingkungan,” harapnya

Gerakan BISA tersebut diharapkan mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi COVID-19 melanda, juga mampu mengembalikan kepercayaan wisatawan akan keamanan destinasi wisata DIY untuk dikunjungi.

“Pandemi ini memberikan efek besar pada seluruh rantai nilai pariwisata. Dipastikan tren pariwisata dunia pun berubah seiring isu kesehatan, kebersihan, serta keamanan dan keselamatan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan,” jelasnya

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang yang merupakan kompleks Candi Hindu terbesar di Indonesia, dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.

Selain megah dan indah, bangunan penting umat Hindu ini juga memiliki berbagai hal seru untuk dieksplorasi. Mulai dari legenda Roro Jonggrang, kompleks bangunan yang luar biasa megah sampai Sendratari Ramayana. Bagian dalam bangunan pun tak kalah menarik. Ada banyak relief yang sambung menyambung dan membentuk suatu cerita tentang kehidupan masa akan datang

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here