Mataram – Satu tahun lalu, gempa besar berkekuatan 7.0 SR menguncang Pulau Lombok. Gempa yang membuat luka mendalam. Sejumlah stakeholder merefleksikan kembali bencana itu. Arahnya, kesiapan mitigasi bencana di Lombok sebagai daerah prioritas pariwisata.

Diskusi dihadiri 127 peserta dari berbagai latar belakang. Kegiatan ini dilaksanakan 5 Agustus 2019, di Delima Cafe Jl Bung Karno Mataram NTB. Hadir perwakilan dari berbagai komunitas, media, akademisi, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, Mahasiswa serta pemerhati pariwisata di NTB

Menurut perwakilan GenPI Lombok-Sumbawa Siti Chotijah, pembahasan mengenai mitigasi bencana ini sangat penting. Dan harus dilakukan.

“Karena, kita saat ini harus dapat hidup berdampingan di ring of fire, lokasi rawan bencana. Tentu tidak ada yang berharap akan datangnya bencana namun sebagai manusia yang berusaha berdamai dengan alam kita wajib waspada dan siap,” papar wanita yang akrab disapa Jhe itu, Minggu (11/8).

Jhe yang juga Ketua Harian GenPI Nasional mengatakan, gempa besar tahun 2018 harus menjadi pelajaran. Karena, turut berimbas ke sejumlah sektor.

“Pulau Lombok termasyur sebagai pulau seribu masjid dengan berbagai keindahan alamnya. Namun, tahun 2018 porak poranda karena gempa. Kejadian ini berimbas. Baik, secara sosial maupun ekonomi. Termasuk pariwisata yang telah ditetapkan sebagai leading sektor di Lombok,” paparnya.

Sebagai bentuk antisipasi, GenPI Lombok-Sumbawa menghadirkan diskusi. Narasumber yang dihadirkan kompeten di bidangnya. Ada Kepala BPBD NTB H. Ahsanul Khalik, Kaprodi Ilkom Unram Agus Purbathin, Kepala KPID Yusron Saudi, Ketua IAGI NTB Kusnadi dan Muhammad Alfian dari ACT. Dalam Miniworkshop ini, GenPI LS bekerjasama dengan KPID dan Prodi Ilkom Unram.

“Partisipasi publik dalam mitigasi bencana khususnya di daerah pariwisata sangat penting. Pemerintah dan Lembaga yang menaungi memegang peran yang penting dalam berbagai hal. Termasuk sosialisasi dan memberikan edukasi tentang mitigasi bencana,” sambung Jhe.

Dijelaskannya, kelima narasumber sepakat jika bencana yang terjadi 1 tahun yang lalu adalah momentum untuk berbenah. Sekaligus, menyiapkan berbagai kemungkinan dan penanganan yang diperlukan saat terjadi bencana.

Tidak hanya itu, peran Genpi Lombok-Sumbawa juga sangat diapresiasi oleh narasumber. Karena, diskusi ini dapat meningkatkan partisipasi publik. Terutama dalam keikutsertaannya membangun daerah. Karena, berbagai hal sudah seharusnya diperbincangkan di arena publik. Untuk dapat mendapatkan input dan membina komunikasi juga dialog antar lembaga

“Genpi sebagai satu dari unsur pentahelix pariwisata harus mampu hadir dan memberikan kontribusinya secara nyata dan turut hadir dalam ruang publik. Komunitas memegang peran penting selain menyuarakan kepentingan publik, partisipasi komunitas bisa menjadi kekuatan dalam sinergitas tanpa batas,” papar Fathul Rakhman, Korbid Kelembagaan KPID NTB.

Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono, memberikan apresiasi buat inisiatif GenPI Lombok-Sumbawa.

“GenPI Lombok-Sumbawa ini sangat luar biasa. Bisa menjadi inspirasi buat GenPI lainnya. Seperti inilah kepedulian mereka terhadap pariwisata. GenPI Lombok-Sumbawa bukan hanya mempromosikan pariwisata, tetapi juga menjaganya,” tutur Don Kardono.

Pujian serupa disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia mengaku bangga dengan kepedulian GenPI Lombok-Sumbawa.

“GenPI Lombok-Sumbawa sedangmemainkan perannya sebagai bagian dari pentahelix pariwisata. Bahkan mereka berinisiatif merangkul unsur pentahelix lain. Seperti dari pemerintah, akademisi, juga media. Langkah mereka luar biasa, dan patut mendapat apresiasi,” paparnya.(****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here