JAKARTA – Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), Kementerian Pariwisata berupaya menjalankan strategi fishing in another pond. Atau dengan kata lain, menjaring di kolam tetangga yang sudah banyak ikannya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya mengatakan, kolam yang dimaksud adalah hub-hub regional yang secara geografis berdekatan dengan Indonesia. Seperti Changi-Singapura, KLIA-Kuala Lumpur, dan Suvarnabhumi-Thailand. Dengan langkah yang tepat, para wisman yang sudah berada di hub-hub regional dapat ditarik untuk melanjutkan liburannya ke Indonesia.

“Strategi ini sebagai jawaban dari masih kurangnya jumlah seat dan direct flight dari originasi ke Indonesia,” ujarnya, Selasa (28/5).

Sebagai salah satu langkah strategi tourism hub, Kemenpar melalui Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) menggandeng Singapore Airlines chapter Eropa untuk bekerjasama dalam Familiarization Trip (Famtrip). Perjalanan wisata pengenalan penyedia bisnis ini diikuti oleh 46 tour operator partner Singapore Airlines dari Belanda.

“Adapun bentuk kerjasama yang diberikan Singapore Airlines berupa tiket internasional PP. Sedangkan Kemenpar menyelenggarakan land arrangement program di Indonesia,” jelasnya.

Menggunakan Singapore Airlines, peserta akan terbang dari Dusseldorf. Setelah bermalam di Singapura, peserta melanjutkan perjalanan ke Indonesia dengan 3 grup trip. Grup pertama ke destinasi Sumatera Utara. Mereka diajak ke Rumah Cagar Budaya Tjong A Fie, Bukit Lawang (jungle trekking untuk melihat orangutan), dan Tubing di Sungai Bohorok. Peserta juga mengunjungi Danau Toba dan Pulau Samosir, Istana Maimun, serta Hospitality memakai baju adat dan spa.

Grup kedua terbang ke Sulawesi Selatan, mengunjungi Gua Leang Leang, Rammang Rammang, Rumah Tongkonan Kete Kesu, Pemakaman Lemo, Pemakaman Kote, dan Pemakaman Londa. Selanjutnya ke Buntu Burake, Fort Rotterdam, Pelabuhan Paotere, dan Hospitalitycooking class.

Sementara grup ketiga ke Yogyakarta dan Bandung untuk menikmati destinasi Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta & Taman Sari, Museum Ullen Sentalu, Lava Tour Merapi, dan ke Candi Borobudur. Berikutnya Cycling Tour Kota Bandung, mengunjungi Pusat Kesenian Angklung, Bandros & Heritage Tour, serta Hospitality Patehan (upacara minum teh khas Keraton).

Asisten Deputi Pemasaran II Regional IV Kemenpar Agustini Rahayu menyatakan, dalam setiap program diagendakan greeting dari ASITA dan perwakilan tour operator lokal dengan peserta Famtrip. Tujuannya agar dapat saling mengenal dan mengawali jalinan kerjasama dalam mempromosikan paket-paket wisata yang ada di daerah.

“Dari kegiatan ini, diharapkan tercipta semakin banyak paket-paket wisata menarik yang mengkombinasikan tingginya konektivitas Singapura sebagai hub dengan Indonesia. Sehingga, strategi Tourism Hub akan mendorong lebih banyak lagi wisman, khususnya dari Belanda ke Indonesia,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, wisatawan Belanda menjadi salah satu yang terbanyak mengunjungi Indonesia. Tahun 2018, tercatat ada 209.700 wisman asal negeri kincir angin yang datang ke Tanah Air. Sementara di tahun 2019, sampai bulan Maret sudah ada 38.046 kunjungan.

“Belanda menjadi salah satu pasar potensial di Eropa yang akan terus kita maksimalkan penyerapannya. Kita juga akan promosikan destinasi-destinasi andalan Indonesia melalui berbagai cara. Termasuk lewat kegiatan Famtrip,” tandasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here