NUNUKAN – Sektor pariwisata di perbatasan kian berdetak kencang. Hal ini disebabkan makin masifnya Kementerian Pariwisata berbagai atraksi wisata di perbatasan. Salah satunya Festival Crossborder Nunukan yang dibuka, Sabtu (27/4).

Festival ini langsung membuat GOR Dwikora, Nunukan Kalimantan Utara bergetar. Apalagi pada hari pertama Kemenpar menghadirkan penyanyi ibukota Lilis Darawangi. Bukan itu saja, atraksi pendukungnya pun banyak. Dari mulai lomba futsal, lomba basket, bazzar, hingga pertunjukan seni budaya.

“Festival ini untuk mendorong percepatan pembangunan pariwisata di perbatasan. Karena tidak dapat dipungkiri wilayah perbatasan memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Dan ingat kita harus membangun Indonesia dari pinggiran. Tidak bisa tersentralisasi lagi di perkotaan,” ucap Tenaga Ahli Menpar Bidang Pemasaran dan Kerjasama Luar Negeri Luar I Gde Pitana, Sabtu (27/4).

Hadirnya festival ini sontak semakin memantapkan Branding Wonderful Indonesia di wilayah perbatasan. Di Nunukan, logo dan tulisan Wonderful Indonesia menggebrak agresif. Ribuan pasang mata terhipnotis atraksi terbaik yang disuguhkan Kemenpar. Ini pun masih hari pertama. Apalagi besok di puncak acara yang menghadirkan penyanyi terkenal Fitri Carlina.

“Inilah fungsi atraksi wisata. Flow of people selalu diikuti flow of money. Bayangkan jika satu orang menghabiskan Rp.200 ribu, sudah berapa uang yang beredar di Nunukan dalam satu hari,” terangnya.

Ucapan Pitana jelas tak terbantahkan. Atraksi merupakan cara yang efektif untuk mempromosikan pariwisata di suatu daerah. Dimana pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebuah event atau festival, mempunyai manfaat multi-ganda, baik langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, sangat tepat kalau Nunukan mulai menempatkan Pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dalam pembangunan.
Di samping itu, pariwisata juga mempunyai karakteristik yang sangat positif termasuk didalam hal pelestarian alam dan budaya. Terbukti, alam dan budaya itu didalam pariwisata “semakin dilestarikan semakin mensejahterahkan”.

“Tren wisata saat ini pelah berubah. Wisatawan saat ini mencari pengalaman otentik ketika berwisata. Mereka selalu ingin menikmati sesuatu yg lokal baik itu budaya atau pun alamnya,” timpal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizky Handayani.

Terpisah, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung mengatakan, banyak wisatawan yang tidak menyadari betapa menariknya. Berwisata di tapal batas. Karena dulu wilayah ini sangat sulit ditembus. Sekarang situasinya sudah berbeda. Infrastruktur yang mumpuni telah dibangun oleh pemerintah untuk mendukung percepatan pembangunan di perbatasan.

“Ini merupakan salah satu point Nawa Cita Presiden Joko Widodo. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia secara global. Selain itu untuk melindungi kepentingan nasional. Salah satunya lewat sektor pariwisata,” ungkap Adella.

Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sapto Haryono menambahkan, Festival Crossborder memang diset mengangkat potensi di daerah perbatasan. Hal ini dilakukan untuk mendorong pengembangan perekonomian masyarakat.

“Karena tak dapat dipungkiri jika wilayah perbatasan memiliki potensi yang melimpah. Ingat, perbatasan adalah beranda negara. Pariwisata kita dorong untuk melakukan penguatan itu,” ucap Sapto

Acungan dua jempol langsung diberikan Menpar Arief Yahya. Dia yakin bahwa setiap potensi pergerakan orang dalam jumlah masif akan menggerakkan ekonomi. Baginya, pergerakan orang sama dengan pergerakan bisnis. Setiap pergerakan orang akan menciptakan pergerakan ekonomi, pergerakan barang dan jasa.

Dan itu sangat realistis dibangun di tapal batas negara. Karena kedekatan teritorial, budaya dan kekerabatan menjadi modal kuat dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat di perbatasan. Ini menjadi salah satu Nawacita Presiden Joko Widodo. Apalagi pariwisata juga telah ditetapkan sebagai core ekonomi bangsa oleh presiden.

“Kemenpar telah menetapkan bahwa border area menjadi prioritas dalam pembangunan pariwisata. Karena lintas border mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan pembangunan baik di bidang ekonomi, sosial, serta budaya. Maka itu presiden pun sedari awal bergerak membangun infrasturtur secara masif di perbatasan. Karena perlu disadari wilayah perbatasan adalah beranda negara,” kata Menpar Arief Yahya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here