KEEROM – Festival Crossborder Keerom 2019 menawarkan ragam warna eksotisnya, 3-5 Mei. Event tersebut memiliki beragam produk turunan dari Gaharu. Bentuknya mulai dari minuman hingga aneka craft. Cinderamata khas Keerom tersebut bahkan sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Festival Crossborder Keerom sudah dimulai Jumat (3/5). Eventnya ditandai dengan aktivasi Bazaar di Lapangan Swakarsa, Kecamatan Arso, Kabupaten Keerom, Papua. Ada beragam potensi yang ditawarkan Keerom sebagai destinasi wisata di crossborder Indonesia dan Papua New Guinea (PNG). Dari beragam potensi unggulannya, salah satu yang menonjol adalah produk olahan Gaharu.

“Gaharu merupakan salah satu produk andalan dari Keerom. Melalui Festival Crossborder Keerom 2019, kami menawarkan beragam produk dengan bahan baku Gaharu. Festival ini ideal untuk promosi. Dan, respon pengunjung bagus meskipun masih awal,” ungkap Ketua Petani Gaharu Tanaman Rakyat Indonesia (Pegatri) Papua MT Sobikhan, Jumat (3/5).

Menjadi bagian dari Festival Crossborder Keerom 2019, ada beragam produk Gaharu yang didisplay Pegatri. Variannya ditawarkan dalam bentuk minyak, lotion, sabun, dan aroma terapi Buhur Gaharu. Ada juga beragam produk hasil kerajinan tangan, seperti gelang dan tasbih. Dari sekian banyak display, keunikan pun ditawarkan dari produk Teh dan Kopi Gaharu.

“Masyarakat selama ini familiar dengan produk seperti minyak dan kerajinan tangan Gaharu. Namun, Gaharu ini sebenarnya bisa diolah menjadi minuman. Cita rasanya tetap nikmat dan sangat khas. Untuk aromanya sudah pasti harum karena itu menjadi karakter dasar Gaharu,” ujar Sobikhan lagi.

Dikembangkan menjadi Kopi, fungsi Gaharu sebagai komplementer. Biji Gaharu dicampur dengan Kopi jenis Robusta. Bagian Gaharu yang diolah adalah bijinya. Proses ekstraksi biji Gaharu dimulai dengan pembersihan dan pngeringan. Tahap berikutnya, biji Gaharu lalu disangrai. Untuk proses pencampuran menggunakan komposisi Kopi dan Gaharu sebanyak 1:0,5.

“Pengembangan Gaharu menjadi produk minuman tentu sangat menarik. Cita rasanya pasti sangat khas dengan aroma luar biasa. Festival Crossborder Keerom 2019 memang menjadi destinasi terbaik karena ada banyak display produk terbaik,” terang Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Selain Kopi, ada juga varian Teh Gaharu. Untuk pembuatan Teh diolah dari daun Gaharu. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan Teh Gaharu yang nikmat. Setelah daun Gaharu dipetik, dilakukan proses pencincangan. Setelah daun-daun terpotong halus, lalu tahapan selanjutnya fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menginapkan daun selama 24 jam.

Proses fermentasi ditujukan agar daun Gaharu tidak banyak kehilangan kandungan zatnya saat dijemur. Proses penjemuran dilakukan sekitar 2 hari hingga daun menjadi kering. Proses pengeringan dilakukan untuk menguapkan kadar air hingga 85%. Setelah kering dilakukan treatment khusus lanjutan, baru ke tahap pengemasan. Kemasan Teh Gaharu yang ditawarkan adalah metode celup.

“Semua produk minuman olahan Gaharu semakin memperkaya kekuatan pariwisata Keerom. Sebab, wisatawan akan mendapatkan banyak experience saat berkunjung ke sana. Selain alam dan budayanya yang eksotis, manmade-nya juga luar biasa,” jelas Ricky lagi.

Saat ini beragam produk olahan Gaharu Keerom sudah dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia. Sebab, proses penjualannya dilakukan secara online melalui media sosial. Untuk pemesanan langsung bisa dilakukan melalui nomor 081379396354 dan 08113661354. Untuk harga Teh Gaharu dijual sekitar Rp6 Ribu per sachet, lalu Kopi Gaharu diberi label Rp15 Ribu hingga Rp20 Ribu per pax.

“Keerom memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Keunikan tersebut tentu sangat mendukung pariwisata Keerom. Wisatawan memiliki banyak opsi saat berkunjung ke Keerom. Untuk produk-produk turunan dari Gaharu ini secara kualitas bagus mereka mengambangkannya sendiri. Harganya juga terjangkau,” kata Kabid Area IV Pemasaran I Regional III Syukurni.

Gaharu memang dibudidayakan sendiri oleh Pegatri Papua. Saat ini mereka mengembangkan sekitar 5.000 pohon Gaharu. Ada 5 jenis yang dikembangkan, seperti Aquilaria Crassna dan Aquilaria Micro Carva. Jenis lainnya adalah Grynops Caudata, Grynops Prestegii, hingga Aquilaria Malacensis. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, Gaharu memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Keerom lekat dengan Gaharu. Di pasaran harga Gaharu juga tinggi. Secara ekonomi, Gaharu sangat menjanjikan. Dengan kreativitas, Gaharu pun dikembangkan menjadi banyak produk. Hal ini otomatis akan mendatangkan banyak value dan menjadi daya tarik lain pariwisata Keerom. Dengan banyaknya arus wisatawan ke Keerom, harapannya seluruh potensi akan terangkat,” tutup Menpar. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here