TANJUNG BALAI KARIMUN – Lompatan besar akan dilakukan Festival Barongsai Karimun. Festival ini akan dinaikkan statusnya sebagai event dunia di tahun 2020. Tidak hanya itu, Festival ini akan diupayakan masuk Top 100 Calendar of Event (CoE). Untuk mendukung target, beragam skenario sudah disiapkan dari Festival Barongsai 2019.

Penyelenggaraan Festival Barongsai 2019 digelar 26-27 April. Lokasinya ada di Panggung Rakyat Puteri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). Event tersebut sudah masuk tahun ke-3. Tahun ini, Festival Barongsai 2019 masuk kalender tahunan Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI). Ahun depan, jumlah akan ditambah.

“Festival Barongsai terus berkembang. Progressnya sangat positif dari tahun ke tahun. Untuk itu, kami akan dorong Festival Barongsai agar masuk CoE tahun depan. Kami membutuhkan banyak event skala nasional untuk mendukung pergerakan wisman. Festival Barongsai levelnya juga akan dinaikan menjadi dunia,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kepri Boeralimar, Sabtu (27/4).

Tahun ini, Festival Barongsai 2019 mampu menghadirkan sekitar 157 orang wisatawan mancanegara. Mereka berasal dari 7 tim peserta festival dengan paspor Malaysia dan Singapura. Tahun ini total ada 14 tim yang bertanding dan 50% diisi peserta mancanegara. Festival Barongsai 2019 sudah memenuhi regulasi CoE. Namun, event ini harus menjalani proses kurasi ketat.

“Target wisman dari peserta Festival Barongsai 2019 terpenuhi. Event tersebut bagus untuk menarik arus wisman dari Singapura dan malaysia. Festival Barongsai memiliki potensi besar berkembang pada masa depan. Kami akan dukung agar Festival Barongsai tetap eksis dan jadi magnet penarik wisman yang kuat,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Mendukung sebagai event kelas dunia, postur Festival Barongsai Karimun akan digelembungkan tahun depan. Penambahan peserta, khususnya asing, akan dilakukan pada 2020. Jumlah dari peserta Singapura dan Malaysia masing-masing akan didorong 20 tim. Komposisi negara peserta juga ditambah Thailand dan Hong Kong. Pun demikian dengan slot domestik.

Minat besar ditunjukan oleh beberapa wilayah terkait penyelenggaraan Festival Barongsai. Pontianak, Medan, Pekanbaru, dan Padang sebenarnya sangat antusias bergabung. Namun, skenario ini ditunda karena keterbatasan anggaran.

Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menjelaskan, maksimalisasi treatment bisa dilakukan untuk Festival Barongsai 2020.

“Optimalisasi penyelenggaraan bisa dilakukan untuk event tahun depan. Kalau skala event dinaikan dan slot peserta dibuka lebih lebar, arus wisman pasti semakin kuat. Untuk itu, mari fokus mengembangkan Festival Barongsai agar semakin potensial di masa mendatang,” jelas Dessy.

Anggaran besar sudah direncanakan untuk 2020. Stakeholder pariwisata Kepri akan menaikan bujet penyelenggaraan Festival Barongsai 2020 menjadi sekitar Rp800 Juta. Jumlah tersebut naik 2 kali lipat dari anggaran event 2019 dengan nilai Rp400 Juta. Dana diambilkan dari APBD Provinsi Kepri.

“Keseriusan dimiliki stakeholder pariwisata Kepri dan Karimun untuk mengoptimalkan posisi Festival Barongsai. Bila festival ini tumbuh optimal, otomatis ada banyak value yang dihasilkan. Ada keuntungan ekonomi yang dinikmati masyarakat Karium dan Kepri secara langsung,” papar Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.

Penguatan event dibutuhkan Festival Barongsai. Sebab, event tersebut potensial sebagai donatur wisman sebagai pendukung capaian target. Pada 2019 ini, Kepri memiliki target wisman sekitar 4 Juta. Kran pemenuhan target dibebankan Batam sebanyak 2,4 Juta wisman. Bintan dibebani 700 Ribu wisman, lalu 150 wisman dari Karimun. Tanjungpinang dikenai beban 200 Ribu dan sisanya ditutup daerah lain.

Misi besar juga diusung oleh pariwisata Kepri dalam 2 tahun mendatang. Kepri membidik posisi 2 sebagai penyuplai wisman terbesar Indonesia pada 2021.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menegaskan, support besar akan diberikan bagi pariwisata Kepri dan Karimun. Sebab, destinasi tersebut strategis menarik wisman khususnya dari Singapura dan Malaysia.

“Kepri dan Karimun ini statusnya crossborder. Geografisnya itu dekat dengan Singapura dan Malaysia. Aksesibilitasnya juga bagus karena ada Kapal Ferry yang langsung masuk ke Karimun. Amenitas dan atraksinya bagus, seperti Festival Barongsai ini. Kami tentu akan terus memberikan support agar industri pariwisata di sana semakin berkembang,” tutup Menpar.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here