PADANG – Festival kuliner spetakuler bakal digelar di Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Tak tanggung-tanggung, akan ada dua Rekor MURI yang akan dipecahkan. Yaitu Festival 10.000 Bakcang Ayam dan 10.000 Lamang Baluo pada 6-7 Juni 2019.

Festival yang akan berlangsung di seputaran Jalan Batang Arau, Jembatan Siti Nurbaya, Kota Padang tersebut, bukan sekedar menampilkan dua makanan khas yang berasal dari budaya yang berbeda, namun namun akan menjadi satu-satunya di dunia.

Ketua Umum Festival, Tuako Alam Gunawan mengatakan, festival tersebut dilaksanakan dalam rangka mempromosikan wisata, kuliner, dan budaya. Serta turut memajukan perekonomian masyarakat Sumbar, khususnya di bidang kuliner.

“Tidak hanya memajukan pariwisata serta mengembangkan dan melestarikan kuliner lokal Sumbar. Selain itu, juga untuk menampilkan beragam pakaian, tarian, dan musik daerah melalui panggung hiburan nantinya,” ujar Alam, Sabtu (5/4).

Even ini ditargetkan dapat menarik 15.000 pengunjung yang terdiri dari wisatawan mancanegara, wisatawan nusantara, dan masyarakat lokal. Selain itu, Alam menyampaikan festival yang akan dilaksanakan selama dua hari ini juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat (UMKM) Sumbar, khususnya Kota Padang.

“Kita akan melibatkan masyarakat setempat dalam pembuatan dan penjualan makanan dan oleh-oleh. Serta mendatangkan wisatawan mancanegara yang akan berbelanja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Alam menyatakan, Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah yang menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan nusantara pada tahun 2019.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani sangat mendukung diselenggarakannya Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo tersebut.

“Saya mendukung sekali karena festival ini dilaksanakan untuk pertama kalinya di Indonesia. Dan festival ini sangat unik karena menyatukan kuliner antara dua budaya yaitu Minangkabau dan Tionghoa. Sumbar nantinya akan menjadi contoh bag provinsi lain bagaimana menjalin kebersamaan yang baik antar budaya berbeda,” ujar Rizki didampingi Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.

Rizki berharap festival yang akan dilaksanakan dua hari setelah Hari Raya Idul Fitri ini bisa berlangsung sukses. Menurutnya, ini akan menjadi suatu yang spektakuler.

“Karena diselenggaran dua hari setelah lebaran, mudah-mudahan akan banyak masyarakat yang hadir. Jika festival ini berlangsung sukses, festival ini akan kita gelar setiap tahun,” jelas Rizki.

Hal senada disampaikan Dessy Ruhati. Menurutnya, dengan adanya berbagai kesenian juga akan ikut serta, ini luar biasa karena melibatkan banyak aspek.

“Kemenpar pasti mendukung, karena festival ini berpotensi mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Dan tidak hanya itu, festival ini juga akan dicatat di rekor MURI. Semoga acara ini berlangsung sukses,” harap Dessy.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo bisa memperkenalkan kuliner khas Indonesia ke wisatawan mancanegara. Ini agar dunia tahu bahwa di Padang tidak hanya punya Rendang yang pernah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia.

“Kita memang tidak memiliki masakan nasional karena, kuliner yang dimiliki banyak dan enak-enak. Lewat event ini, saya berharap kuliner Indonesia yang kaya rempah bisa diperkenalkan. Sehingga wisatawan mancanegara tahu jika masakan Indonesia itu banyak dan nikmat semua,” jelas Menpar Arief Yahya.

Ditambahkan Menpar Arief Yahya, kuliner juga menjadi salah satu alasan wisatawan mendatangi sebuah destinasi.

“Peran kuliner itu penting. Wisatawan yang hadir di sebuah destinasi, pasti berburu kuliner. Oleh karena itu, kuliner tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. Justru semakin memperkuat sektor pariwisata yang impactnya bisa dirasakan langsung masyarakat,” pungkas Menpar Arief Yahya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here