JAKARTA – Meski Indonesia sedang dalam masa pandemi Covid-19, generasi muda diajak untuk tetap optimis. Khususnya untuk menyambut era new normal pasca Covid-19. Ajakan ini disuarakan Menparekraf Wishnutama Kusubandio dan Anggota DPR Maman Abdurrahman dalam Virtual Conference I’M Gen-Z, Milenial dan Gen Z; Tantangan, Harapan dan Masa Depan New Normal? Diskusi Strategi anar Generasi, Minggu (10/05/2020). Acara ini dipandu Stella Nau.

Menurut Chief Executive I’M Gen Z Budi Setiawan, generasi milenial dan generasi Z harus siap menyambut The New Normal.

“Bahwa kami generasi milenial dan generasi z, siap menyambut the new normal , pasca covid 19. Kami siap menyambut new normal dengan lebih optimis!” kata Budi Setiawan tegas.

Sementara Anggota DPR RI yang juga Founder I’M Gen Z Maman Abdurrahman, dalam pemaparannya mengakui tidak mudah menghadapi wabah pandemi Covid-19.

“Negara besar seperti Amerika saja kewalahan, apalagi negara lain. Untuk itu langkah yang diambil pemerintah harus diapresiasi. Banyak sektor yang terdampak. Tapi memang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat terdampak. Kita semua harus memikirkannya. Semua harus bisa mendukung Kemenparekraf, minimal dengan menyampaikan hal-hal positif,” ajak Maman.

Menurutnya, masa Covid-19 bisa membawa perubahan ke hal baik selama kita melihatnya dari sisi positif.

“Dalam setiap perubahan analoginya seperti membangun rumah, harus mengalami kondisi kotor terlebih dahulu. Saat ini kondisi itu sedang terjadi, kelak kita akan lihat bangunan yang megah (Indonesia) pasca pandemic berlalu. Sebuah situasi yang biasa saja dan akan kembali baik seperti semula. Saya meyakini setelah pandemi ini Indonesia akan lebih maju di segala sector,” katanya.

Dijelaskannya, hadirnya covid harus diwarnai sebagai situasi dari Allah untuk mendorong kita masuk ke dalam situasi, ke dalam era yang lebih baik ke depan.

“Saya contohkan, perubahan meeting. Ternyata meeting bisa dilakukan virtual, bahkan kita bisa melibatkan menteri seperti ini. Padahal sebelumnya kita tidak terpikirkan. Bahkan sekarang masyarakat yang di luar negeri bisa menemui menterinya langsung,” papar Maman.

Ia juga mendorong anak-anak muda untuk mampu menciptakan platform media sosial lokal Indonesia untuk bersaing dengan dunia. Karena, sudah saatnya Indonesia dorong industri digital dalam negeri untuk mampu bersaing.

“Kita butuh anak muda yang mampu berselancar menghadapi ombak besar, bukan justru ketakutan berada di pinggiran dan hanya nyinyir belaka. Kedepan harus ada pemimpin lahir dari generasi saat ini (milenial & z) yang mampu menyatakan kebenaran adalah kebenaran, kesalahan adalah kesalahan. Bukan hanya pencitraan saja demi kepentingan semata,” katanya.

Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan situasi new normal yang terbentuk karena Covid-19 sudah inline dengan apa yang dijalankan Kemenparekraf.

“Seperti apa new normal dari sektor pariwisata? Sebelum terjadinya Covid-19, kita sudah mengubah strategi Kemenparekraf. Strategi yang ingin saya laksanakan adalah pariwisata harus kembali ke dasar-dasar kebutuhan wisatawan, yaitu kebersihan. Contohnya toilet yang bersih. Karena destinasi yang bersih, dan dilengkapi toilet yang bersih akan jauh lebih menarik,” tutur Wishnutama.

Strategi lainnnya adalah masalah keselamatan. Wishnutama mencontohkan rescue yang harus ada di area pantai. Kemudian keamanan. Sementara untuk ekonomi kreatif, Kemenparekraf mendorong hadirnya kreativitas di masing-masing destinasi. Caranya dengan melakukan training, coaching, dan lainnya.

“Sektor pariwisata sudah sangat siap dengan new normal. Karena new normal pasca Covid sudah inline dengan apa yang kita jalankan, yaitu higienis. Kita sudah jalankan protokol kesehatan di airport, hotel, tempat hiburan, dan lainnya. Semua kita siapkan dari sekarang. Kenapa harus sekarang, karena kita juga harus mempersiapkan agar ekonominya berjalan,” paparnya.

Dijelaskan Wishnutama, new normal lainnya adalah era digital yang terakselerasi dengan cepat saat covid. Dijelaskannya, dalam kondisi seperti ini seluruh orang dipaksa melakukan aktivitas secara digital. Yang artinya, ada potensi digital yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

“Di pariwisata dan ekonomi kreatif banyak potensi itu. Dan kita akan membuka ruang-ruang diskusi untuk itu. Yang penting di era digital, adalah bagaimana bangsa Indonesia menguasai ekosistem digital, itu yang bisa membuat kita menang. Yang juga penting adalah data, karena sangat valueable. Untuk bisa menang, kita harus tahu siapa yang control data kita, siapa yang memiliki data kita,” terang Wishnutama lagi.

Sosok yang besar di media ini menambahkan, pada setiap krisis selalu ada kesempatan. pertanyaannya, bagaimana kesempatan itu bisa dicapai?

“Ada pilihan buat semua, yaitu defensif atau ofensif. Dalam sejarah saat terjadi berbagai krisis, biasanya yang punya kesempatan adalah yang ofensif, bukan defensif. Oleh karena itu pemerintah membagi dua treatment, pertama supporting buat mengatasi krisis dan menciptakan opportunity sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sifatnya sustainable. Jadi saat pandemi berakhir, apa yang kita lakukan tetap bisa berlangsung,” paparnya.

Dijelaskannya, momentum ini tergantung kita memanfaatkannya, mau pesimis atau menjadi pemenang.

“Tapi pemenang tidak ada sifat pesimis. Pemenang mencari kesempatan, bukan kekurangan. Buat generasi muda, ayo cari apa kesempatan yang ada. Hal ini tidak bisa dipelajari, tapi harus dicari sendiri,” katanya.

Wishnutama mengakui dalam situasi seperti ini tidak mudah buat pariwisata, apalagi seluruh dunia merasakannya. Menurutnya, sektor pariwisata paling terdampak karena pariwisata tergantung pada kunjungan orang. Sedangkan sekarang sudah tidak memungkinkan kunjungan.

“Yang terpenting, adalah kita harus optimis akan masa depan kita. Kita meyakini masa depan pariwisata kita akan luar biasa setelah pandemi ini. Kita akan mati-matian, karena negara lain juga akan berusaha keras untuk mendatangkan wisatawan. Kita akan coba dari wisatawan nasional dulu, baru kita datangkan wisatawan internasional,” katanya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here