BINTAN – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan budaya daerah. Salah satunya melalui festival tari. Langkah ini ditempuh Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kali ini Bintan menggelar Festival Tari Bintan 2019. Event ini akan digelar di Taman Relief Antam Kijang, Kabupaten Bintan, 15-16 Maret 2019.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan Wan Rudy Iskandar mengatakan, Festival Tari Bintan 2019 adalah sebuah agenda tahunan. Festival ini digelar untuk melestarikan kebudayaan daerah serta meningkatkan kreativitas masyarakat. Khususnya dalam kesenian.

“Peserta acara ini berasal dari sanggar-sanggar tari yang ada di Kabupaten Bintan. Nantinya, pemenang festival akan menjadi wakil Kabupaten Bintan dalam Festival Tari tingkat Provinsi,” ujar Wan Rudy, Kamis (7/3).

Festival ini selalu ditunggu oleh seluruh sanggar di Bintan. Karena, merupakan media menyalurkan bakat seni yang efektif bagi setiap sanggar.

Apalagi jenis tarian yang diperlombakan adalah tari kreasi baru yang diciptakan hasil dari pemikiran penata tari dan tim. Tarian tersebut tidak mengadopsi tarian yang sudah dipertunjukkan. Meski begitu jenis gerak tarian harus berakar dari gerak tari tradisional Kabupaten Bintan.

“Yang paling penting yakni tidak keluar dari nilai murni dari nilai seni tari daerah itu sendiri,” imbuhnya.

Hingga saat ini, sudah ada beberapa sanggar yang dipastikan mengikuti perhelatan tersebut. Ada Sanggar Seloka Betabuh Bintan Timur, Sanggar Sang Nila Utama Bintan Utara, Sanggar Kemilau Sri Kuala Lobam dan sanggar lainnya. Persaingan pun dipastikan makin tinggi. Kerena Sanggar Tuah Pusaka Bintan Timur sebagai jawara tahun lalu pun juga dipastikan kembali mengikuti festival tersebut.

“Persaingan pasti ketat. Standarnya pun makin meningkat dengan hadirnya berbagai sanggar utama. Dan yang pasti makin heboh. Buat yang penasarankan silahkan datang dan buktikan sendiri ke Bintan,” ujar Wan Rudy.

Event ini pun disambut baik Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa. Menurutnya Bintan sangat peka terhadap kelebihan budaya yang dimilikinya. Apalagi Singapura dan Malaysia merupakan negara serumpun yang kental dengan budaya Melayu. Hal ini tentunya dapat dijadikan magnet untuk menjaring wisatawan Singapura dan Malaysia masuk ke Bintan.

“Data menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke Indonesia 60% adalah untuk wisata budaya, 35% karena tertarik untuk wisata alam dan 5% karena tertarik pada obyek wisata buatan. Apalagi ada kedekatan budaya di sini. Ini sudah seharusnya dimaksimalkan dengan mengkonsep festival ini sebaik mungkin,” ujar Rizki

Hal senada diucapkan Kadispar Provinsi Kepri Boeralimar, menurutnya kekuatan seni budaya Melayu Kepri merupakan aset yang luar biasa. Sudah pasti akan terus di kembangkan. “komitmen kita kuat untuk terus mengembangkan seni budaya Melayu sehingga menjadi salah satu modal pariwisata Kepri,” katanya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sangat mengapresiasi even tersebut, menurutnya kultur serta seni budaya adalah modal kuat dalam mengembangkan pariwisata di Kepri.

Baginya, pariwisata itu terkait erat dengan kedekatan atau proximity, baik dekat secara jarak maupun dekat secara budaya. Tinggal bagai mana pengemasannya sehingga menjadi sebuah paket yang menarik wisatawan.

“Bintan itu salah satu gerbang pariwisata kita, tentunya pengembangan seni budaya sebagai salah satu modal kuat pariwisata akan terus kita dukung. Sehingga nantinya akan menjaring lebih banyak lagi wisatawan mancanegara. Karena seni budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” terang Menpar Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here