MUNTILAN – Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) digulirkan secara masif oleh Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf.

Setelah sebelumnya dilaksanakan di beberapa wilayah, Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA ini kembali digulirkan di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Kamis, 24 September 2020.

Pada sesi wawancara, Kepala Bidang Pemasaran dan Kelembagaan Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, Andi Gunawan mengatakan, Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan BISA memiliki manfaat besar bagi pariwisata.

“Kami dari Pemerintah Kabupaten Magelang menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini di wilayah Kabupaten Magelang karena kegiatan ini sangat bermanfaat sekali untuk para pelaku pariwisata ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang, yang sebelum ini juga sudah dilaksanakan kegiatan Gerakan BISA di-25 desa wisata di Kabupaten Magelang dan hasilnya sangat membantu para pelaku ekonomi kreatif untuk bangkit kembali setelah adanya pandemi covid-19”, ungkap Andi Gunawan.

“Dalam masa pandemi covid sekarang, seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kegiatan pariwisata semuanya terhenti, tetapi kita tidak boleh menyerah, kita harus tetap kreatif mencari celah celah bagaimana dengan adanya pandemi covid-19 tetap bisa bergerak dan berusaha sehingga ekonomi masyarakat bisa bergerak”, ujar Andi Gunawan lagi.

Lebih lanjut Andi Gunawan menambahkan, “Kami berharap dengan diadakan Bimbingan Teknis ini seharusnya ada tindak lanjut kedepannya, jadi yang lebih teknis misalkan kegiatan pada teknis pengambilan gambar dengan teknik fotografi menggunakan alat sederhana menggunakan smartphone yang dapat diunggah ke media sosial,” lanjutnya.

Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Edukasi I, Rita Dwi Kartika Utami mengungkapkan “Komunitas ekonomi kreatif ada banyak. Untuk itu, keberadaan mereka difasilitasi melalui Bimtek. Dan, treatment ini juga sekaligus memfasilitasi komunitas ekonomi kreatif agar lebih produktif menghasilkan karya luar biasa,” ungkap Rita.

Bimtek dan program BISA memberikan pembelajaran positif. Menjadi penguat beragam produk yang dimiliki pariwisata dan ekonomi kreatif. “Ada banyak pembelajaran dari Bimtek dan BISA. Elemen ini penting, khususnya bagi pelaku ekonomi kreatif. Bagaimanapun, semua akan dipasarkan melalui model digital. Jadi implementasi 17 subsektor ekonomi kreatif,” ujar Rita.

“Menguatkan inspirasi blended activity, gerakan BISA menjadi implementasi protokol kesehatan di dalam destinasi. Gerakan tersebut mengajak masyarakat Magelang khususnya Desa Gunung Pring untuk menjaga kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan. Apalagi, Kemenparekraf/Baparekraf memberikan bantuan berupa peralatan kebersihan.” tutup Rita.

Digulirkannya program Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA di Muntilan pun ikut diapresiasi Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh. Ricky Fauziyani. Ricky mengatakan, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Magelang akan lebih produktif. Mereka kini semakin mengerti kebutuhan pasar dan treatmentnya.

“Sama seperti destinasi lainnya, potensi pariwisata dan ekonomi kreatif Desa Gunung Pring sangat besar. Kekuatan ini semakin optimal setelah Bimtek dan BISA digulirkan di sini. Wawasan mereka terhadap produk dan kebutuhan pasar semakin bagus. Kalau itu diimplementasikan, akan ada value besar yang mereka dapat secara ekonomi,” kata Ricky.

Sementara, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya kembali mengingatkan potensi besar pasar digital dengan memanfaatkan online. Mengutip data GlobalWebIndex, Indonesia memiliki tingkat adopsi e-commerce terbesar di dunia sepanjang 2019. Sekitar 90% pengguna internet aktif melakukan transaksi produk dan jasa secara online.

Dalam 10 tahun terakhir, industri e-commerce di Indonesia tumbuh kompetitif 17%. E-commerce ini juga stabil sepanjang pandemi Covid-19. Mengacu data Sea Insight di Juni 2020, sebanyak 45% pelaku usaha mengubah strategi dan lebih aktif berjualan di e-commerce.

“Sekarang eranya digital, jadi semua elemen pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif harus menyesuaikan. Tujuannya agar transformasi produk unggulan semakin optimal memberi manfaat ekonomi. Di sini terdapat banyak sekali potensi produk ekonomi kreatif. Tinggal strategi marketingnya yang dikuatkan,” tutup Wisnu.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here