LOMBOK – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus mematangkan persiapan ajang balap motor dunia MotoGP yang dihelat di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya menerangkan, langkah itu diambil untuk membangun kepercayaan pasar bahwa Indonesia telah siap menggelar hajatan bergengsi kelas dunia itu ditinjau dari berbagai aspek.

Nia mengakui jika ia diminta oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan agar helatan Mandalika MotoGP dipersiapkan sebaik mungkin.

“Beliau (Luhut) tidak mau waktu yang mendadak. Kami datang ke sini meminta bantuan kepada pelaku pariwisata di sini untuk menarik minat wisatawan,” kata Nia pada acara Bimbingan Teknis Promosi Destinasi Pariwisata Super Prioritas Mandalika di Lombok, Jumat (22/1/2021).

Hal itu berkaitan dengan rencana promosi yang akan digaungkan dalam menarik minat wisatawan untuk datang pada event Mandalika MotoGP. Apakah nantinya akan dibuatkan paket promosi pariwisata dan atau ada usul lainnya. “Konteksnya adalah bagaimana menjual paket pariwisata. Kedua, kami butuh database ekonomi kreatif yang dikelola UMKM. Kami butuh pengelolaan itu dan akan kami promosikan berdasarkan HAKI,” ujar Nia.

Berdasarkan laporan data dari Bekraf Australia, wisatawan Negeri Kangguru itu hanya mengetahui Bali dan Lombok saja sebagai destinasi wisata di Indonesia. Ia berharap setelah pembatasan berpergian lintas negara dibuka, maka informasi mengenai destinasi wisata, paket wisata dan produk ekonomi kreatif dalam mendukung Mandalika MotoGP sudah tersosialisasikan dengan baik. Dalam situasi saat ini, Nia menyarankan agar promosi dilakukan secara digital.

Khusus untuk produk ekonomi Kreatif, Nia menyebut Kemenparekraf akan memberikan pendampingan dan pemasaran. “Termasuk di dalamnya ada pelatihan, pembukuan, perpajakan, perizinan, permodalan, periklanan dan lain sebagainya,” tutur Nia. Di sisi lain, Nia juga berharap nantinya memiliki record index untuk dapat melihat persepsi pasar terhadap produk unggulan ekonomi kreatif. “Dasar dari ini semua adalah adaptasi, inovasi dan kolaborasi,” ujarnya.

Selama masa pandemi misalnya, Nia mengaku Kemenparekraf menjalin kerja sama dengan e-commerce dan Instagram untuk mempromosikan produk ekonomi kreatif secara digital. “Alhamdulilah hasilnya dari bulan Juli-November 500 UMKM omsetnya naik 60,18 persen dan menyerap 6.700 tenaga kerja yang bergerak di sektor fashion, kriya dan kuliner,” ulas dia.

Di sisi lain, Nia menyebut saat ini Kemenparekraf juga tengah menggencarkan kampanye hastag #DiRumahAja. “Itu menggambarkan kita berkampanye bahwa kita harus di Indonesia saja untuk berwisata. Hastag itu untuk mendorong pergerakan di dalam negeri,” katanya. Pada saat yang sama, Kemenparekraf juga menggagas Indonesia Care yang merupakan kampanye yang menunjukkan bahwa protokol kesehatan telah diterapkan di seluruh check point, di tempat destinasi wisata dari mulai perjalanan sampai ke tempat destinasi tujuan.

“Program Indonesia Care ini kami berikan secara cuma-cuma alias gratis. Tolong ini dijalankan dengan baik. Kalau tidak, mohon agar izinnya dicabut saja, karena ini amat penting untuk membangun kepercayaan pasar. Berdasarkan data, orang datang ke destinasi wisata bukan hanya terkait keindahan atau budaya, tapi mereka juga ingin tahu bagaimana protokol kesehatan berjalan dengan baik,” katanya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here