www.INDONESIATRAVEL.NEWS, BALI – Balingkang Kintamani Festival (BKF) 2019 sukses digelar, Rabu (6/2). Event ini mengangkat sejarah perkawinan antar negara. Melibatkan Raja Bali kala itu, yang mempersunting putri asal Tiongkok, Kang Cing Wie.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, BKS diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Bali bersama Bali Tourism Board (BTB). Tujuannya untuk menyambut kedatangan wisatawan Tiongkok pada Tahun Baru Imlek 2019.

“BKF didukung oleh sedikitnya 500 seniman dari Gianyar dan Bangli. Mereka sebelumnya telah berkumpul dan menyatukan visi misi dalam sebuah seminar, untuk menggali kisah sebenarnya tentang perkawinan silang tersebut, agar tidak terjadi kesalahan,” ujarnya, Kamis (7/2).

Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata I Gde Pitana menyebut, festival ini bertujuan untuk mengembangkan daya tarik baru di Bali, khususnya di daerah Batur, Kintamani. Fokusnya adalah mengangkat tema budaya, yakni akulturasi budaya Bali dan Tiongkok sejak abad ke-12.

“Ini juga untuk meningkatkan hubungan Bali (Indonesia) dan Tiongkok. Serta menunjukkan ke dunia internasional tentang kehidupan bermasyarakat yang memiliki tingkat toleransi tinggi sejak zaman dahulu kala,” ucapnya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani menyatakan, BKF 2019 juga melibatkan seluruh masyarakat di Kecamatan Kintamani yang terdiri dari 5 desa, di kawasan Danau Batur. Yaitu Desa Buahan, Desa Trunyan, Desa Songan, Desa Kedisan, dan Desa Batur. Ditambah lagi, keterlibatan 15 desa di luar areal Danau Batur.

“Event ini cukup efektif. Setidaknya, rangkaian pembukaan BKF 2019 dihadiri oleh 1000 wisman Tiongkok. Semua tampak antusias mengikuti jalannya acara. Mulai dari parade budaya hinga pementasan drama tari yang menceritakan kisah romantika Raja Jaya Pangus dengan Putri Kang Cing Wie di kerajaan Balingkang,” bebernya.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, akhir 2018 lalu jumlah kunjungan wisman Tiongkok ke Bali sempat mengalami penurunan karena isu sweeping dan penutupan toko souvenir yang dikelola warga keturunan. Karena itu, perlu formulasi untuk mengembalikan wisman Tiongkok ke Bali.

“Pariwisata adalah bagian yang sangat strategis bagi Indonesia. Terbukti, pariwisata memberi kontribusi yang sangat besar di sektor ekonomi. Karenanya, kita perlu berkolaborasi untuk sama-sama mendorong growth di sektor pariwisata,” terangnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here