MANGGARAI BARAT – Konsep nomadic tourism yang sering digaungkan Kementerian Pariwisata, rupanya menarik perhatian Manggarai Barat, NTT. Konsep ini mereka terapkan untuk memenuhi kebutuhan amenitas. Di sejumlah desa wisata, Manggarai Barat memasang homepod. Salah satunya di desa wisata Liang Ndara.

Bangunan homepod ini diketahui saat Menteri Pariwisata Arief Yahya berkunjung ke Desa Liang Ndara, Selasa (23/7). Desa Wisata Liang Ndara berada di Mbeliling, Manggarai Barat. Jaraknya, sekitar 60 menit dari Labuan Bajo.

Menpar sempat masuk ke dalam homepod. Bangunan ini dikenal juga sebagai rumah telur. Homepod adalah bangunan portable dengan karakter semi-fixed. Yang artinya, bangunan ini bisa dibongkar kembali. Masa pakainya minimal 6 bulan hingga 1 tahun.

“Pilihan destinasi Manggarai Barat mengembangkan konsep Nomadic Tourism sangat ideal. Alam dan budaya eksotisnya sangat mendukung. Para wisatawan semakin dekat dengan alam. Mereka mendapat experience lebih, khususnya melalui Homepod ini. Destinasi juga punya daya tampung besar,” ungkap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam Kunjungan Kerjanya.

Dijelaskannya, nomadic tourism adalah Solusi Sementara sebagai Solusi Selamanya. Konsep nomadic memiliki banyak pilihan untuk amenitas. Selain Homepod, ada juga Caravan dan Glamping.

Untuk Glamping, sudah banyak destinasi yang menerapkannya. Hingga Maret 2018, ada sekitar 87 Glamping Site yang tersebar di 6 wilayah. Ada Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Harga sewa rata-rata USD77 per malam.

“Investasi yang dikeluarkan untuk mengembangkan amenitas nomadic sangat ramah. Yang jelas, pangsa pasarnya sangat menjanjikan. Kami berharap, akan ada banyak tempat di Nusa Tenggara Timur yang menerapkan konsep amenitas seperti ini. Segala aspeknya sangat potensial,” terang Menpar.

Popularitas konsep Nomadic Tourism terus naik dalam beberapa tahun terakhir. Peminatnya banyak, khususnya para kaum Nomadic Travelers. Jumlah mereka sangat banyak di dunia. Nomadic Travelers terbagi dalam beberapa kategori, yaitu Glampacker, Luxpacker, hingga Flashpacker.

Diantara kategori itu, jumlah Glampacker paling besar. Pasar Glampacker mencapai 27 Juta orang. Mereka memiliki karakter sebagai pengembara dan ingin melihat dunia yang instagramable. Sementara 7,7 Juta orang dikategorikan sebagai Luxpacker yang juga terkenal sebagai Luxurious Nomad. Kelompok ini mengembara untuk melupakan dunia. Untuk Flashpacker atau Digital Nomad, sekitar 5 Juta orang. Mereka menetap di destinasi sembari bekerja.

“Kami optimistis, pangsa pasar tersebut akan dioptimalkan oleh destinasi Manggarai Barat. Detinasi ini memiliki pra syarat kebutuhan para kaum Nomad. Keberadaan Homepod akan menaikan nilai tawar destinasi tersebut. Apalagi, Manggarai Barat banyak ditopang destinasi yang luar biasa,” tegas Menpar terbaik di ASEAN tersebut.

Dalam kunjungan kerja ke Desa Liang Ndara, Menpar juga disambut Tari Caci. Tarian ini simbol kepahlawanan masyarakat. Tari Caci terdiri dari 8 penari laki-laki. Mereka terbagi dalam 2 kelompok. Ada kelompok Paki yang menjadi penyerang, lalu Ta’ang yang menangkis serangan. Mengenakan kain Songke, Paki memegang pecut rotan dengan ujung Lempa atau Pori. Untuk Ta’ang memegang perisai (Nggiling), busur (Tereng), dan topeng (Panggal). Piranti tersebut menyimbolkan Rang atau kharisma dan kekuatan.

Usai menjalani berbagai proses penyambutan, Menpar merasakan langsung sensasi Tari Caci. Sembari memegang rotan, Menpar mengikuti beberapa gerakan Tari Caci tersebut.

Selain Desa Wisata Liang Ndara, Menpar juga berkunjung ke Goa Batu Cermin. Destinasi Goa Batu Cermin sebelumnya dikunjungi Presiden Joko Widodo. Sesuai namanya, wisatawan bisa menikmati efek cahaya indah yang masuk melalui rongga goa lalu dipantulkan dinding. Memiliki luasan 19 Hektar dan tinggi 75 Meter, goa ini dilengkapi stalagtit dan stalagmit.

Menpar juga ikut menikmati eksotisnya alam dari ketinggian Puncak Waringin. Memiliki luas kawasan sekitar 1 Hektar, wisatawan bisa menikmati suasana pantai Labuan Bajo. Kawasan ini juga dilengkapi pusat cenderamata, amfiteater, ruang terbuka hijau, are parkir, dan dek observasi.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Manggarai Barat positif.

“Konsep 3A di Manggarai Barat sangat bagus, apalagi kini ada Homepod. Konsep amenitas lain seperti Glamping juga potensial dikembangkan di sana. Semua aspeknya mendukung. Alam dan budaya di sana memang luar biasa. Manggarai Barat memiliki banyak atraksi dari destinasinya,” jelas Rizki.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, pergerakan arus wisatawan akan semakin positif.

“Kawasan Manggarai Barat memang luar biasa. Dengan ketersediaan amenitas besar, pergerakan arus wisatawan akan semakin positif. Dengan konsep baru yang menarik dari Homepod, para wisatawan ini tentu akan semakin nyaman. Dengan keunikan dan beragam aktivitas yang ditawarkan, length of stay dari wisatawan juga akan ikut naik,” tutup Ricky.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here