JAKARTA – Rabu (6/3) malam menjadi hari bersejarah bagi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Sebab, ia kembali menorehkan tinta emas diajang Men’s Obsession Award, sebagai best individual achievers dalam kategori ministers. Lebih fenomenal lagi, penghargaan ini diterimanya selama 5 tahun berturut-turut.

Arief Yahya dinilai sebagai pribadi yang punya program dan selalu agresif untuk mencapai lebih baik. Dia pun dinilai memiliki sasaran jelas dan terukur, serta menyimpan obsesi-obsesi besar di masa depan.

Awarding ini dihelat Obsession Media Group (OMG). Media yang punya pengaruh dan punya spesifikasi mengeksplorasi profile dan reputasi tokoh-tokoh nasional.

Nama-nama pemenangnya muncul lewat proses seleksi ketat. Semua mengacu pada riset yang dilakukan Indonesia Research and Survey (IReS).

“Terima kasih atas kepercayaan ini,” kata Arief Yahya, Kamis (7/3).

Menurutnya, penghargaan ini adalah apresiasi terhadap seluruh tim di Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Karena saat ini seluruh tim Kemenpar tengah bekerja keras mengejar target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Sekaligus menjadikan sektor pariwisata sebagai pencetak devisa negara terbesar.

“Penghargaan ini semakin menaikkan confidence level kami dalam mengejar target 20 juta kunjungan wisman di tahun 2019. Formula terbaik kami sudah siapkan untuk memaksimalkan seluruh program yang ada. Kami punya keyakinan tinggi untuk mendapatkan hasil terbaik,” katanya.

Dengan tambahan penghargaan ini, Mantan Dirut Telkom beserta jajarannya kini makin percaya diri. Sepanjang 2018, kementerian di bawah komandonya memperoleh 66 penghargaan dari lembaga-lembaga yang credible. Kemenpar pun terpilih sebagai The Best Ministry Of Tourism atau Best National Tourism Organization (NTO) se-Asia Pasifik di ajang TTG Travel Awards 2018.

Buka itu saja, World Travel & Tourism Council (WTTC) menempatkan Indonesia di posisi ke-9 negara dengan pertumbuhan wisman tercepat di dunia nomor 3 di Asia dan nomor 1 di Asia Tenggara. Kunjungan Wisman ke Indonesia tumbuh 22%. Angka tersebut berarti 3 kali lipat dibanding rata-rata pertumbuhan regional Asia Tenggara (7%). Bahkan pertumbuhan dunia saja hanya 6%.

Pertumbuhan pariwisata Indonesia yang meroket juga sejalan dengan pertumbuhan investasi di sektor pariwisata. Pariwisata makin terlihat seksi dimata investor. Hingga kuartal I tahun 2018, nilai realisasi investasi pariwisata sudah mencapai 21,67% atau US$ 433,5 juta. Padahal target tahun 2018 hanya sebesar US$ 2.000 juta. Bahkan devisa dari sektor pariwisata di tahun 2018 diproyeksikan mencapai US$ 17,6 miliar. Angka tersebut didapatkan dari kunjungan 16 juta wisman di tahun 2018.

“Artinya pariwisata kita tumbuh signifikan. Performanya tetap positif. Meskipun saat ini hasil devisa tahun 2018 masih dalam tahap penghitungan,” ungkapnya.

Pencapaian pun tak berhenti disitu saja. Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dikembangkan sebagai ‘Bali Baru’, mengalami kemajuan signifikan. Utamanya dalam unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas).

Penambahan penerbangan langsung terus dikebut diseluruh DPP. Begitu juga pengembangan amenitas yang disesuaikan dengan kebutuhan serta keunggulan daerah. Bahkan terbaru, Mandalika bersiap mewujudkan mimpi menjadi tuan rumah penyelenggaraa MotoGP di tahun 2021.

“Keinginan kami kami hanya satu. Menjadikan pariwisata sebagai core ekonomi bangsa. Kami yakin pariwisata bisa membawa banyak kesejahteraan untuk Indonesia,” ujar Arief Yahya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here