www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Hadirnya destinasi digital besutan Generasi Pesona Indonesia (GenPI), diyakini bisa melestarikan kuliner tradisional.

Penilaian tersebut disampaikan Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata Vita Datau, Minggu (22/4).

“Destinasi digital seperti ini jelas bisa dan sangat mengakomodir kuliner tradisional. Sangat bagus,” tutur Vita Datau saat mengunjungi destinasi digital milik GenPI Jawa Tengah, Pasar Karetan.

Hanya saja, Vita menilai inovasi tetap harus dilakukan agar destinasi seperti ini bisa sustain.

“Kuliner itu senjata ampuh. Wisatawan datang ke suatu tempat seperti ini juga karena kulinernya. Sekarang tantangannya adalah membuat tempat ini menjadi sustain,” paparnya.

Vita Datau mempunyai beberapa masukan untuk itu. “Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan atraksi. Kalau untuk kuliner, tentu saja dengan menghadirkan cooking class,dan lainnya,” paparnya.

Namun, Vita Datau juga mengatakan jika nilai lebih bisa didapat dengan menghadirka tanaman bumbu disekitar Destinasi Digital.

“Misalnya ada cooking class dan bahan bakunya bisa dipetik langsung dari lokasi, menurut saya itu menarik. Dan belum banyak yang melakukan,” ujarnya.

Selain itu, pengelola destinasi digital juga harus memperhatikan kuliner untuk anak-anak.

“Yang hadir di destinasi digital ini ada anak-anak juga. Kalau seandainya dihadirkan jajan khas mereka, saya rasa tidak ada salahnya. Seperti kue cubit dan lainnya,” paparnya.

Di Pasar Karetan, Vita Datau sempat mencicipi sejumlah kuliner. Mulai dari nasi kuning Yangti hingga bubur ketan hitam.

“Kalau untuk rasa, saya rasa tidak ada masalah. Enak-enak rasanya. Tapi harus ada inovasi terutama tampilan. Karena, kalau hanya bubur ketan hitam biasa, saya rasa bisa ditemui di rumah. Harus ada pembeda untuk melengkapi rasa yang sudah enak,” tuturnya.

Dijelaskannya, satu hal yang tidak kalah penting adalah pengelolaan sampah. “Ada edukasi yang harus disampaikan ke pengunjung, termasuk juga anak-anak. Seperti wajib membuang sampah pada tempatnya. Manajemen dan pengelolaan sampah juga harus dilakukan dengan benar. Karena, sebuah destinasi yang mengedepankan kuliner harus memperhatikan kebersihan. Begitu juga dengan pedagang. Mereka harus memperhatikan sisi higienis dagangannya,” papar Vita.

Selain Vita Datau, Pasar Karetan juga kedatangan Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana.

“Pasar Karetan ini sangat bagus dan harus dikunjungi. Destinasi lain harus belajar dari Pasar Karetan. Karena destinasi digital ini dikelola dengan sangat baik dan ramai pengunjung,” tutur Pitana.

Di Pasar Karetan, Pitana juga mencicipi sejumlah kuliner. Bersama Vita Datau, Pitana juga mencoba beberapa permainan, seperti panahan.

I Gde Pitana bahkan sempat membuat heboh. Ia berpose dengan para bodybuilder dari komunitas Lindu Aji sambil membuka baju.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, seperti biasa memuji pengelola Pasar Karetan.

“Pasar Karetan ini selalu ramai. Pengelolanya mengerti harus berbuat apa. Inilah yang harus ditiru destinasi digital lain. Sebab destinasi digital harus sustain. Tidak bisa hanya asal buka,” katanya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here