SURABAYA, (3/5/2019): Ketua Umum Kadin Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas terlaksananya program “Pelatihan master pelatih Indonesia” untuk pelatih tempat kerja secara nasional Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian.

Pelatihan yang diselenggarakan mulai tanggal 22 April hingga 3 Mei 2019 ini merupakan upaya bersama Kadin, Kementerian Perindustrian Indonesia, Apindo, BKSP Jawa Timur. Dalam pelaksanaannya, Kadin bekerja sama dengan lembaga-lembaga Jerman terkemuka yaitu IHK Trier, EKONID dan GIZ yang mendukung pengembangan pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan ( Technical and Vocational Education and Training -TVET) di Indonesia.

Menurut La Nyalla, Pelatihan Master Trainer Indonesia Pertama ini diselenggarakan didasarkan pada standar Jerman untuk Pelatih Tempat Kerja (AdAIB) dan Standar In-CT ASEAN (Standar Pelatih Tempat Kerja ASEAN). Pelatihan mensyaratkan bahwa para peserta telah melalui Pelatihan Pelatih Tempat Kerja yang dilakukan oleh IHK Trier dan telah disertifikasi oleh EKONID.

“Ini akan memastikan bahwa mereka terbiasa dengan konsep pelatihan dalam perusahaan sesuai dengan AdAIB,” ujarnya.

Seperti diketahui, Kemenperin tengah fokus meluncurkan program pendidikan vokasi industri yang link and match antara industri dengan SMK di seluruh provinsi di Indonesia. Hingga tahun 2019, ditargetkan sebanyak 355 industri mampu terlibat dan membina 1.775 SMK dalam pelaksanaan program tersebut.

Upaya (DUDI) yang disampaikan Ketua Umum Kadin Jatim tersebut adalah bentuk sinergitas dengan Pemerintah Provinsi Jatim. Dalam kesempatan yang berbeda, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghimbau agar para stakeholder, baik pemerintah maupun dunia usaha dunia industri (DUDI) untuk memperkuat program pendidikan dual system SMK.Salah satunya dengan memperbaharui MoU, kurikulum maupun kerjasama magang.

Upaya itu dilakukan untuk mendongkrak link and match SMK dengan DUDI sekaligus menekan angka pengangguran dari lulusan SMK. Menurut Gubernur Khofifah, selama ini pihaknya masih menjumpai magang siswa SMK yang relatif singkat, yaitu 12 hari. Padahal, siswa yang bersangkutan berasal dari jurusan mekanik. Oleh karena itu, Khofifah menginginkan jika pendidikan siswa magang akan diperkuat hingga 10 bulan.

“Magang, masih menjadi keluhan perusahaan karena attitude siswa yang kurang baik. Selain itu, siswa juga tidak terbiasa bekerja hingga sore. Oleh karena itu, kami akan menyusun kurikulum baru terkait magang,” katanya.

Sementara itu, Ketua BKSP Jawa timur Adik Dwi Putranto menyampaikan bahwa tujuan Pelatihan Master Trainer ini adalah untuk membangun pengetahuan peserta saat ini tentang Pelatihan Pelatih Tempat Kerja dengan memungkinkan peserta untuk mempersiapkan dan melakukan pelatihan yang efektif untuk Pelatih Tempat Kerja.

Peserta akan mengenal Standard In-CT ASEAN (Standar Pelatih Tempat Kerja ASEAN) serta praktik-praktik yang baik dan materi pelatihan untuk melakukan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja di Indonesia, baik menurut AdAIB dan Standar In-CT ASEAN.

Pelatihan diikuti oleh 16 orang peserta dari berbagai perusahaan dan berlangsung dari 22 April – 3 Mei 2019 bertempat di Badan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Industri (BSDMI). KADIN Jawa Timur mendapatkan kesempatan mengirimkan 2 orang peserta.

Seperti diketahui, kadin PROVINSI Jawa timur beserta BKSP Jawa timur adalah yang sangat intens menyelenggarakan kegiatan pelatihan pelatih tempat kerja di berbagai daerah kabupaten dan kota. Kerjasama dunia usaha dan dunia pendidikan (DUDI) di jatim ini dalam membangun Program pendidikan vokasi link and match terus kami gelorakan Mengingat perkembangan kawasan industri yang sangat pesat Setidaknya, sampai sekarang sudah ada 11 kawasan industri yang berkembang di Jatim.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here