BANTAENG – Warga Sulawesi Selatan dijamin semakin sehat dan bugar dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, mereka mendapatkan asupan sayuran cukup dari para dermawan. Aksinya terjadi di tiga wilayah, seperti Bantaeng, Gowa, dan Parepare. Daya tahan prima tubuh warga semakin lengkap dengan paket bantuan dari Yayasan Sepuluh Rumah Aman.

Melayani masyarakat Bantaeng, Serambi Baca Tau Macca sebagai member Pustaka Bergerak telah mengalirkan Donasi Paket Sayuran. Bersama program 10 Rumah Aman, aksi sosial dan gotong royong tersebut digulirkan di Uluere dan Sinoa, Bantaeng, Sulawesi Selatan, akhir April 2020. Semakin spesial, komoditi yang didonasikan merupakan hasil produksi dari kebun sendiri.

“Segala potensi kami upayakan agar warga tetap mendapatkan akses makanan sehat. Sayuran dipilih karena menjadi kebutuhan vital. Warga juga hakikatnya bisa memberdayakannya sendiri. Ini jadi bagian riil kampanye ketahanan pangan. Bagaimanapun, Covid-19 banyak memberikan pembelajaran,” ungkap Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmad Arsuka.

Aksi sosial Serambi Baca Tau Macca tersebut membagikan 50 paket sayuran. Komposisinya beragam, ada Kol, Labu Siam, Labu Kuning, Bawang Putih, juga lainnya. Makanan sehat tersebut lalu dibagikan kepada warga, diantaranya para penarik becak. Gerakan ini juga sebenarnya sudah bergulir beberapa kali. Motor penggeraknya para petani muda Bantaeng yang memiliki visi-misi luar biasa.

“Donasi yang dialirkan tentu meringankan beban warga. Mereka tenang menghadapi beragam potensi masalah yang muncul karena Covid-19. Apalagi, kami juga memberikan edukasi pada para warga agar mengoptimalkan potensi lahan di sekitarnya. Kondisi lahan di Indonesia sangatlah subur. Kalau bisa dimanfaatkan, tentu ada banyak keuntungan yang didapatkannya,” lanjut Nirwan.

Didukung potensi alam luar biasa, Bantaeng memang menjadi sentra sayur mayur. Selain tanah yang subur, Bentaeng juga didukung oleh iklim ideal. Sebaran wilayahnya sangat lengkap dari pantai hingga pegunungan dengan curah hujan rata-rata 14 mm per bulannya. Daerah ini juga didorong jadi sentra produksi Bawang Putih nasional oleh Kementerian Pertanian. Lahannya di Uluere, Sinoa, dan Ermes.

Selain bawang putih, Uluere juga menjadi sentra komoditi pertanian lain. Berada pada ketinggian 600 hingga 1.300 mdpl, Uluere menghasilkan Kol, Wortel, Buncis, dan Kentang. Sebaran luasan lahannya pun kompetitif, diantaranya 580 Hektar untuk tanaman Kentang. Ada juga 620 Hektar lahan Kol, Sawi dengan luasan 37 Hektar, Wortel 544 Hektar, 78 Hektar lahan Buncis, hingga 340 Hektar Bawang Merah.

“Kami terus terhadap lingkungan sekitar, apalagi kondisi perekonomian sedang turun akibat pandemi Covid-19. Donasi Paket Sayuran ini secara umum mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan kembali potensi lahan di sekitarnya. Pandemi ini mengajarkan pada siapapun untuk bersikap mandiri, terutama didalam pemenuhan kebutuhan pokok,” kata Pendiri Serambi Baca Tau Macca Bentaeng Takbir.

Lebih lanjut, Serambi Baca Tau Macca juga makin gencar mengkampanyekan aksi perlawanan terhadap Covid-19. Sebab, mereka mendapat dukungan beragam peralatan dari Yayasan Sepuluh Rumah Aman. Adapun komposisi peralatan bantuannya terdiri dari, Sarung Tangan, Masker Sensi, Masker Kain, juga Thermoscan. Paket tersebut pun sudah didistribusikan kepada warga.

Beragam bantuan peralatan membuat warga dan Serambi Baca Tau Macca yang juga aktivis Dasa Wisma semakin bersemangat. Apalagi, mereka aktif menjalankan dan menggaungkan protokol kesehatan milik pemerintah. Sembari menyampaikan aneka informasi seputar penanganan pandemi Covid-19, mereka secara rutin melakukan pencatatan suhu tubuh warga.

Serupa Bantaeng, aksi penyaluran bantuan sayuran hasil kebun juga dilakukan di Desa Kanreapia, Tombolopao, Gowa, Sulawesi Selatan. Motornya simpul pustaka Rumah Koran dan Kampung Sayur. Mereka beberapa kali ikut memberikan donasi berupa sayuran kepada masyarakat. Kegiatan tersebut ditopang oleh Brimob Polda Sulawesi Selatan.

Aktivitas Donasi Sayuran makin beragam. Rumah Baca Cinta Damai (RBCD) di Parepare mendorong aktivitas ketahanan pangan bersama Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada). Semuanya hasil produksi sendiri. Selain perpustakaan dan gazebo, RBCD Parepare memang memiliki green house dengan instalasi hidroponik. Mereka juga menerima bantuan peralatan kesehatan dari 10 Rumah Aman.

“Gotong royong dan inovasi menjadi kunci penting memutus mata rantai pandemi Covid-19. Beragam bantuan bagus sebagai penopang perekonomian sementara. Pascapandemi ini, warga ke depan, harus bisa mengoptimalkan potensi yang ada di sekitarnya. Lahan harus dioptimalkan dengan tanaman yang memiliki nilai ekonomi, seperti sayuran,” tutup Kepala Staf Presiden Moeldoko.(****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here