JAKARTA – Penanganan impact ekonomi negatif dari pandemi Covid-19 gencar dilakukan di berbagai pelosok negeri. Memanfaatkan jaringan 10 Rumah Aman dan Pustaka Bergerak, para aparat Kepolisian Republik Indonesia pun mengurai tekanan sosial ekonomi masyarakat. Ada beragam formulasi yang diterapkan, termasuk aktif menjalankan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19.

“Penanganan Covid-19 dijalankan secara masif. Semua unsur dan elemen terlibat aktif di sini. Bentuk penanganannya kompleks, baik secara teknis maupun ekonomi. Semua memberikan jaminan ketenangan dalam masyarakat. Apalagi, dukungan melalui program 10 Rumah Aman sangatlah besar,” ungkap Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmad Arsuka.

Saling bergotong royong, beragam elemen anak bangsa terus meredam sebaran Covid-19 plus dampak negatifnya. Menjadi Pendiri Kelas Anak Indonesia, member Pustaka Bergerak, Bripka Hadi S Sitanggang pun aktif menghidupkan perekonomian masyarakat di wilayahnya. Zona aktivasinya ada di Kelurahan Kota Baringin dan Huta Tonga-Tonga, Sibolga Kota, Sibolga, Sumatera Utara (Sumut).

“Kami di sini terus fokus pada penanganan pandemi Covid-19. Ada banyak aktivitas yang dijalankan. Selain menjalankan protokol kesehatan, kami juga mengurai dampak ekonominya. Dengan begitu, tetap ada jaminan perekonomian bagi keluarganya sembari menunggu pandemi Covid-19 selesai,” ungkap Bhabinkamtibmas Kelurahan Kota Baringin, Polres Sibolga, Polda Sumut, Bripka Hadi S Sitanggang.

Memberikan jaminan income bagi keluarga, ada 4 program penanganan ekonomi yang digulirkan pada 2 kelurahan tersebut. Komposisinya terdiri dari, Pertanian, Perdagangan Buah, Dapur Umum, hingga Donasi Sembako. Hadi yang akrab disapa Mister ini menambahkan, kelanjutan perekonomian keluarga jangka panjang tetap diperhatikan.

“Terkena efek pandemi Covid-19, ada banyak warga yang akhirnya menganggur. Mereka ini kehilangan pendapatannya. Untuk itu, kami coba tawarkan potensi usaha lain jangka panjang yang menjanjikan. Respon mereka bagus. Meski demikian, kami tetap berikan paket bantuan jangka pendek,” lanjutnya.

Untuk memberikan alternatif usaha jangka panjang, usaha Pertanian pun digalakkan. Peminatnya ada 10 Kepala Keluarga. Mereka memanfaatkan lahan pekarangannya dengan luasan rata-rata 20 X 20 Meter. Adapun jenis komoditi yang ditanam berumur pendek, seperti Bayam Merah. Adapun Perdagangan Buah sementara diminati satu orang. Komoditi yang ditawarkan Jambu Batu, modalnya Rp200 Ribu.

Semakin menarik, mereka juga membuka Dapur Umum. Melibatkan para pemilik usaha kuliner yang terhenti sementara, setiap harinya ada 175 hingga 300 paket bungkus nasi yang dibagikan. Semakin lengkap, mereka juga tetap menggulirkan program Donasi Sembako. Untuk Donasi Sembako menyasar 20 Kepala Keluarga yang dianggap paling membutuhkan.

“Dengan kebersamaan ini, situasi masyarakat di wilayah kami sangat kondusif. Bagi yang berpuasa, tetap tenang beribadah. Secara umum, penanganan Covid-19 di wilayah kami bagus. Apalagi, kami juga mendapat bantuan dari Yayasan 10 Rumah Aman. Bentuknya Thermo Gun, Masker, Sarung Tangan, dan Striker. Distribusi kepada masyarakat sudah dilakukan dan pencatatan suhu tubuhnya rutin,” katanya.

Serupa Sibolga Kota, penanganan Covid-19 juga intensif dilakukan di Lambu Kibang, Tulang Bawang, Lampung. Sasarannya tiga Tiuh (Desa), seperti Palem Asri, Pagar Buana, dan Balan Jaya. Lokomotifnya, Brigpol Harianto selaku Pendiri Motorpustaka Bhabinkamtibmas, member Pustaka Bergerak. Bersinergi bersama dengan Karang Taruna, Ibu PKK, dan Tim Kesehatan, seluruh protokol penanganan Covid-19 dijalankan.

“Beragam cara penanganan Covid-19 juga dilakukan di wilayah kami. Program pemberian sembako itu tetap berjalan, meski dengan beragam penyesuaian. Yang jelas, kami ucapkan terima kasih atas paket bantuan dari Yayasan 10 Rumah Aman,” jelas Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Lambu Kibang, Polres Tulang Bawang Barat, Brigpol Harianto.

Sama seperti daerah lain, wilayah Lambu Kibang juga mendapat beragam paket peralatan dari Yayasan 10 Rumah Aman. Bentuknya diantaranya, Thermo Gun lalu masing-masing dua lusin Sarung Tangan dan Masker hingga Stiker. Proses pengukuran suhu tubuh dilakukan rutin dan sementara masuk zona hijau Covid-19. Rata-rata suhu tubuh masyarakat di sana berada pada angka 36,4 derajat celcius.

Hal sama pun dilakukan Polsek Loli, Polres Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Melalui Bripka Burhan yang juga Pendiri Motorpustaka Binmas Polsek Loli Waikabubak, beragam aktivitas dilakukan untuk memutus rantai Covid-19. Polisi yang kerap menjadi guru ini gembira mendapatkan paket bantuan dari Yayasan 10 Rumah Aman. Sebab, paket ini ditunggu sebagai jaminan wilayahnya tetap zona hijau Covid-19.

“Kami apresiasi atas beragam treatment yang diterapkan terkait penanganan pandemi Covid-19 di daerah. Apalagi, aktivitasnya dilakukan dengan bergotong royong. Semuanya tentu akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Selain nantinya pandemi Covid-19 menjadi hijau, masyarakat memiliki akses ekonomi baru yang berguna secara jangka panjang,” tutup Kepala Staf Presiden Moeldoko.(****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here