Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

www.INDONESIATRAVEL.NEWS//MANGGARAI TIMUR – Kementerian Pertanian memberikan apresiasi kepada para petani di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur yang antusias mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP). Sebab kegiatan ini mampu meningkatkan keuntungan para petani.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menjalankan sektor pertanian akan sangat menguntungkan, khususnya buat petani.

“Pertanian itu tidak akan membuat rugi. Selama ditanam dengan benar, menggunakan pupuk dan benih yang baik, pertanian tidak akan rugi. Kalau rugi itu karena salah manajemen, bukan karena pertaniannya. Tanggung jawab pertanian sendiri sangat besar, yaitu menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia. Dan petani serta penyuluh merupakan garda terdepan dalam pertanian,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan program IPDMIP yang saat ini digulirkan memiliki banyak manfaat.

“Manfaat utama IPDMIP adalah peningkatan produktivitas pertanian melalui aliran irigasi berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, kita mengingatkan petani untuk serius mengikuti kegiatan IPDMIP, termasuk Sekolah Lapang. Namun, tetap mematuhi protocol pencegahan Covid-19, seperti jaga jarak, menggunakan masker, selalu mencuci tangan, serta menghindari kerumunan,” katanya.

IPDMIP dirancang untuk mengatasi berbagai kendala dan meningkatkan produktivitas pertanian, serta mengurangi kemiskinan di pedesaan, mempromosikan kesetaraan gender dan meningkatkan gizi. Juga meningkatkan nilai pertanian irigasi berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan sumber penghidupan di perdesaan

IPDMIP menggunakan strategi penetapan sasaran yang mempertimbangkan tingkat kemiskinan yang ada untuk menjangkau rumah tangga yang paling termarginalkan (misalnya miskin, perempuan, pemuda petani di daerah hilir, daerah-daerah dengan irigasi yang kurang memadai). Salah satu kegiatannya adalah Sekolah Lapang (SL)

Sekolah Lapangan merupakan sebuah “sekolah tanpa dinding”, sehingga ruang kelas sekaligus perpustakaannya, adalah lahan sawah itu sendiri. Pesertanya berkumpul satu kali seminggu selama satu musim (12-14 minggu) untuk mengikuti dan menganalisa perkembangan tanaman mereka, fase demi fase.

Kegiatan SL di Kelompok Tani Jaya Makmur, Daerah Irigasi (DI) Wae Mas, Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, merupakan SL ke II dan akan dilaksanakan dalam 12 kali pertemuan, yang diselenggarakan pada bulan Juni dan diperkirakan selesai bulan Desember 2020.

Menurut penyuluh pendamping di daerah tersebut, Fani, jumlah peserta SL ada 25 orang terdiri atas 18 orang wanita ada 7 orang.

“Jadi mempertimbangkan kesetaraan gerder Rencana teknologi yang akan diterapkan mulai dari olah tanah hingga panen. Adapun Varitas yang digunakan varietaslokal yang disukai penduduk setempat yaitu Varitas Cikapundung.Kebetulan Varietas tersebut cocok untuk dataran tinggi,” katanya.

Saat ini kegiatan SL sudah masuk ke tahapan uji benih yang bertujuan untuk mengetahui apakah benihnya masih bagus atau tidak. Petani tampak semangat untuk mengikuti SL, karena ada harapan untuk mendapat keuntungan lebih tinggi dari biasanya dan juga akan banyak pengetahuan yang di dapat.

“Produktivitas akan mengalami kenaikan dibanding kebiasaan mereka tanam sebelum mengikuti SL. Terbukti pada SL tahap I terjadi peningkatan produktivitas sebesar 0,9 ton/ha. Saat panen hasil SL tahap I Produktivitasnya 4,3 ton/ha, sementara biasanya hanya 3,4 ton/ha,” tuturnya.

Fani mengaku senang dengan antusias para peserta. Ia pun kian semangat melakukan pendampingan kepada petani, baik pada saat pengolahan lahan pembagian pupuk, pengairan, penyemprotan hama, sampai nanti dinamika kelompok. Semoga untuk tahap II nanti bisa meningkat lagi, sehingga semakin bisa menciptakan ketahanan pangan. (Yla/EZ)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here