JAKARTA – Para petani di Desa Kertosono, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengantisipasi kekeringan akibat musim kemarau. Para petani memaksimalkan penggunaan aliran irigasi secara bergantian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi usaha petani Purworejo untuk menjaga lahan pertaniannya.

“Para petani bukan hanya memastikan produksi pertanian tetap berlangsung, tetapi mereka juga sudah turut menjaga ketahanan pangan. Dan dengan memaksimalkan saluran irigasi, para petani juga telah melakukan antisipasi terhadap ancaman musim kemarau,” tutur Mentan SYL, Sabtu (01/08/2020).

Apresiasi juga disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy.

“Salah satu cara terbaik untuk menghadapi musim kemarau adalah dengan memanfaatkan aliran irigasi. Namun, harus dipastikan juga sumber air untuk irigasi tidak bermasalah. Sehingga pertanian tidak akan terganggu sepanjang kemarau, dan produktivitas ikut terjaga,” katanya.

Selain irigasi, Sarwo Edhy menjelaskan ada alternatif lain yang bisa dilakukan petani agar pertanian tidak terganggu selama kemarau.

“Alternatif lain adalah membangun embung. Pilihan ini bisa dilakukan jika sumber air benar-benar sudah tidak mampu mengairi lahan pertanian. Untuk mengisi embung, bisa dengan memanfaatkan sisa air hujan atau sumber air lain,” jelasnya.

Di Purworejo, Kelompok Tani Kertosari Desa Kertosono mengawal aliran air dari irigasi Kedung Putri. Dibantu Pemdes Kertosono, irigasi ini dibuat aliran khusus dan gilir air. Hal ini dilakukan sebab tanah sawah pun sudah mulai mengering dan pecah-pecah akibat semakin jarangnya hujan.

Kepala Desa Kertosono Puji Upeni mengimbau warga betul-betul mengawal air agar semua areal sawah mendapatkan air. “Jangan berebut sehingga semua bisa panen dengan baik,” kata Puji.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here