MAGETAN – Pengembangan irigasi perpompaan di Desa Banjarejo, Kecamatan, Ngariboyo,Kabupaten Magetan, Jawa Timur berhasil mengairi sawah, yang sebelumnya hanya bisa satu kali tanam dalam satu tahun, dengan adanya irigasi perpompaan menjadi tiga kali tanam.

Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Tunas Mekar merasakan manfaat program irigasi perpompaan ini. Luas Layanan Irigasi sebelum dilakukan Rehab saluran seluas 35 Ha. Luas Layanan Irigasi setelah dilakukan rehab saluran seluas 50 Ha.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

“Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi,” jelas Mentan SYL, Sabtu (21/11).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

“Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi,” ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).

“Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas,” pungkasnya.

Ketua Poktan Tunas Mekar, Achmad Ansori mengatakan, kondisi saluran sebelum diperbaiki berupa saluran tanah, sehingga distribusi air ke lahan sawah kurang lancar akibat sering kehilangan air akibat saluran air yang bocor / rusak.

“Kondisi Saluran saat ini menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi pasangan batu dengan 2 sisi saluran,” jelasnya.

Sementara, lanjutnya, produktivitas sebelumnya hanya 6,1 ton/ha, namun setelah saluran direhabilitasi, mengalami kenaikan menjadi 6,3 ton/ha.

“Pada lokasi ini intensitas pertanaman (IP) 300 atau 3 kali tanam dalam 1 tahun. Dampak lain dari rehabilitasi saluran ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here