BOGOR – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan tekadnya agar sektor pertanian menjadi pondasi kemandirian bangsa. Hal tersebut ditegaskan saat memberikan arahan pada acara Rapat Kerja Nasional Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, di Bogor, Selasa (12/1/2021).

Mentan SYL menilai hal itu amat bisa diwujudkan. Tahun lalu, kontribusi sektor pertanian cukup meningkat tajam. Meski di tengah pandemi Covid-19, nyatanya sektor pertanian tetap bisa berakselerasi dengan baik. Menurutnya, sektor pertanian mampu menghadapi krisis yang terjadi imbas pandemi Covid-19.

“Tahun 2021 ini menjadi pertarungan kita yang kedua untuk menyatakan bahwa pertanian akan menyangga 270 juta lebih penduduk dalam satu tahun ke depan. Untuk itu, otaknya, pikirannya, hatinya, gerakannya harus terus semakin maju untuk memandirikan negara ini,” tegas Mentan SYL.

Menurut Mentan SYL, pertanian akan maju jika dimulai dari budidaya, pascapanen, pengolahan yang bagus dan jejaring pasar. “Karena itu maka pertanian harus sampai di hilir, tidak bisa hanya produktivitas saja. Kalau pertanian sampai di hilir, maka akan bicara skala ekonomi”, paparnya.

Dikatakannya, perekonomian Indonesia berputar dengan baik berkat kontribusi sektor pertanian. Oleh karenanya, Mentan SYL meminta agar sektor pertanian tak dipandang sebelah mata. “Untuk pertama kalinya kita tidak impor beras. Sekarang kita makan sendiri hasil produksi dalam negeri. Tahun 2020 kita akhiri (impor beras). Kita punya over stock, masih punya kelebihan beras 7 juta ton. Tetapi kita tidak boleh cepat puas. Harus kita tingkatkan lagi,” ujarnya.

Soal Impor, Mentan SYL melanjutkan, ternyata merupakan hasil rekayasa genetik. Untuk itu, Mentan meminta seluruh stakeholder di sektor pertanian bersatu. “Sekolah pertanian siapkan dengan baik, kerjasama dengan swasta. Hadirkan gerakan yang realistis. Saya sangat berharap 2021 kita kerja yang lebih kuat lagi. Untuk magang (petani milenial) saya setuju ke luar negeri. Harus kita akui, kita harus tingkatkan kemampuan kita,” ungkap Mentan SYL.

Untuk petani milenial, Mentan SYL berharap 2,5 juta petani milenial dalam waktu lima tahun harus dibuatkan targetnya secara rinci. “Berapa banyak di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan hingga ke tingkat desa. Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) adalah tumpuannya. Kita berharap hitung persentase. Di masing-masing bagiannya berapa persen yang akan kita cetak, dikontrol melalui Kostratani proses pembelajarannya. Setelah teori harus ada kelas aplikasi. Tahun 2021 harus lebih sukses,” urai Mentan SYL.

Sementara Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menekankan tiga peran penting yang akan dikerjakan pada tahun ini.

“Untuk mencapai tujuan pembangunan, upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas, kuantitas dan kualitas produk pertanian. Ketiga upaya tersebut diwujudkan melalui Kostratani sampai ke level kecamatan yang merupakan pusat gerakan pembangunan di tingkat kecamatan, dan diatur dalam Permentan 49 tahun 2019”, papar Dedi.

Dedi melanjutkan program kedua yang dilakukan yakni mencetak 2,5 juta petani milenial selama lima tahun melalui pendidikan vokasi.

“Kami juga sudah mencanangkan 1.000 petani milenial magang di Jepang. Juga pelatihan kewirausahaan bagi 1.000 petani milenial. Kita hubungkan mereka dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat).Terakhir, dukungan penuh pada program eselon satu lainnya, terutama program food estate. Kami support dengan membangun korporasi. Kita sudah bangun sebanyak delapan unit Badan Usaha Milik Petani 8 di Kalimantan,” tutup Dedi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here