CIANJUR – Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dilakukan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian di Cianjur Jawa Barat, berdampak positif. Luas oncoran yang awalnya hanya 30 hektare (ha), dengan RJIT ini bertambah menjadi 50 ha.

Kegiatan RJIT Ditjen PSP Kementerian Pertanian dilangsungkan di Desa Suka Maju, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan kelompok tani Paseh Hilir, dengan ketua Syarifuddin.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk mendukung gerakan ketahanan pangan nasional, sektor pertanian mau tidak mau harus menggenjot produktivitas panen. Kementan mendukung hal tersebut dengan membenahi saluran irigasi.

“Untuk itu kita selalu mengimbau kepada para petani untuk melakukan percepatan tanam. Usai panen, jangan sampai terlena. Segera olah lahan dan bersiap untuk tanam kembali. Manfaatkan air yang tersedia. Kita dukung dengan merehabilitasi jaringan irigasi yang ada. Sehingga lahan pertanian dipastikan mendapatkan air. Apalagi air sangat penting buat pertanian,” tutur Mentan SYL, Sabtu (26/9/2020).

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan irigasi adalah faktor yang sangat penting dalam menjalankan usaha tani.

“Irigasi sangat-sangat penting untuk mendukung pertanian. Dampaknya bisa langsung dirasakan petani. Karena, aliran air yang baik bisa mendukung produktivitas dan dampaknya adalah bisa meningkatkan perekonomian petani. Lewat program RJIT, kita bukan hanya membantu percepat tanam, tapi juga memperluas area tanam,” tuturnya.

Menurutnya, Kegiatan RJIT di Desa Suka Maju, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur dilakukan karena kondisi saluran bocor, sering longsor, luas oncoran terbatas hanya untuk sawah anggota Poktan aja

“Dengan kegiatan RJIT kondisi saluran menjadi tidak bocor, debit besar, luas oncoran bertambah, bahkan bisa mengairi sawah-sawah sekitarnya.

Di lahan ini, petani menanam padi dengan varietas Inpari 32, pertiwi, dan shintanur. Provitas yang awalnya 6,3 ton per hektar, meningkat menjadi 7 ton per hektare.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here